Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KLHK dan Unpad Resmikan Ekoriparian di Kawasan Kampus Jatinangor

Kompas.com, 17 Juli 2024, 07:00 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ekoriparian pertama di wilayah kampus yang diberi nama Ekoriparian Leuwi Padjadjaran di kawasan Danau Jatinangor, Universitas Padjadjaran, diresmikan pada Selasa (9/7/2024). 

Ekoriparian dengan luas 800 meter persegi ini diresmikan oleh Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Sigit Reliantoro, bersama Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi Universitas Padjajaran (Unpad), Prof. Dr. Ir. Hendarmawan. 

Ekoriparian adalah pemanfaatan sempadan sungai sebagai tempat edukasi masyarakat dalam hal lingkungan, dengan membangun beberapa fasilitas tanpa mengganggu ekosistem yang ada.

Pengembangan Ekoriparian Leuwi Padjadjaran ini adalah contoh ekoriparian di wilayah danau/setu, yang menjadi salah satu kegiatan percontohan restorasi dan konservasi untuk perbaikan kualitas air.

"Pengembangan Ekoriparian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana edukasi dalam pengelolaan lingkungan yang meliputi penurunan beban air limbah dengan pengolahan air limbah domestik sebelum dibuang ke sungai," ujar Sigit, dikutip dari pernyataan tertulis, Selasa (16/7/2024). 

Adapun Ekoriparian Leuwi Padjadjaran dibangun pada tahun 2022. Kemudian, ada penambahan fasilitas pada 2023 yang meliputi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), wood deck, shelter, dan bangku taman.

IPAL yang dibangun mampu mengolah air limbah yang berasal dari beberapa fakultas di Unpad dengan kapasitas IPAL sebesar 80 m3 yang dapat mengolah air limbah untuk sekitar 4.000 jiwa.

Efisiensi IPAL sebesar 90 persen mampu menurunkan beban pencemar parameter Biological Oxygen Demand (BOD) sebesar 52,56 ton/tahun dan menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) setara 662,36 ton/tahun CO2 ekuivalen.

Fungsi ekonomi hingga sosial budaya

Sigit mengatakan, fasilitas ruang terbuka hijau ini akan menjadi sarana wisata dan edukasi mahasiswa Unpad maupun masyarakat sekitar.

“Tempat ini memang didesain untuk ruang publik, dibuat menjadi indah dan dilengkapi dengan infrastruktur hijau. Di tempat yang sudah kami bangun juga dikombinasikan dengan komunitas masyarakat setempat agar dapat mengelola," terang Sigit. 

Pengembangan Ekoriparian, kata dia, juga diharapkan dapat menjadi sarana edukasi. Bahwa sungai bukan hanya memberikan fungsi ketersediaan air dan sumber daya alam lain dari kelengkapan ekosistemnya, tetapi juga mempunyai fungsi ekonomi dan sosial budaya.

Hal ini bermanfaat untuk menumbuhkembangkan kesadaran betapa bermanfaat dan pentingnya sungai dengan lingkungan kualitas air yang bersih serta sehat bagi keberlanjutan kehidupan.

"Jadi ada edukasi, ekonomi, dan perbaikan lingkungan di satu tempat," imbuhnya. 

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi Unpad Hendarmawan mengucapkan apresiasi kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang telah  mendukung pengembangan Ekoriparian Leuwi Padjadjaran. 

Unpad, lanjut Prof. Hendarmawan, memiliki pola ilmiah pokok "Bina Mulia Hukum dan Lingkungan Hidup dalam Pembangunan Nasional".

Keberadaan ekoriparian ini, kata dia, menjadi bagian penting dalam implementasinya pada pembelajaran mahasiswa.

"Di sisi lain, keberadaan ekoriparian juga bermanfaat bagi masyarakat sekitar kampus untuk membangun kesadararan dalam menjaga lingkungan," pungkasnya.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Pemerintah
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
LSM/Figur
Refleksi Filsafat Ekologis, Tempat Keramat dan Etika Lingkungan
Refleksi Filsafat Ekologis, Tempat Keramat dan Etika Lingkungan
Pemerintah
RI Sulit Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Jika Andalkan Sektor Pertanian
RI Sulit Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Jika Andalkan Sektor Pertanian
LSM/Figur
DAMRI Jalankan 286 Bus Listrik, Potensi Kurangi 72.000 Ton Emisi per Tahun
DAMRI Jalankan 286 Bus Listrik, Potensi Kurangi 72.000 Ton Emisi per Tahun
BUMN
Miangas hingga Wamena, FiberStar Genjot Akselerasi Digital di Wilayah 3T
Miangas hingga Wamena, FiberStar Genjot Akselerasi Digital di Wilayah 3T
Swasta
Pelaku Bisnis Luncurkan Program Sertifikasi Produksi Kaca Rendah Karbon
Pelaku Bisnis Luncurkan Program Sertifikasi Produksi Kaca Rendah Karbon
Pemerintah
Perubahan Iklim Diprediksi Tekan Pendapatan Dunia hingga 17 Persen
Perubahan Iklim Diprediksi Tekan Pendapatan Dunia hingga 17 Persen
LSM/Figur
ISSB Usulkan Pelaporan Emisi Metana Scope 1 untuk Perusahaan Energi
ISSB Usulkan Pelaporan Emisi Metana Scope 1 untuk Perusahaan Energi
LSM/Figur
Konflik Agraria di Balik Banjir Sumatera, Mayoritas Disebut Dipicu Perkebunan Sawit
Konflik Agraria di Balik Banjir Sumatera, Mayoritas Disebut Dipicu Perkebunan Sawit
Pemerintah
Ketika Motor Listrik Jadi Andalan Ojol untuk Cari Rezeki
Ketika Motor Listrik Jadi Andalan Ojol untuk Cari Rezeki
Pemerintah
Sampel Udara Berusia 35 Tahun Tunjukkan Perubahan Ritme Alam akibat Iklim
Sampel Udara Berusia 35 Tahun Tunjukkan Perubahan Ritme Alam akibat Iklim
LSM/Figur
Hadapi Regulasi Anti-Deforestasi UE, Sawit dan Kayu Indonesia Dilacak hingga ke Kebunnya
Hadapi Regulasi Anti-Deforestasi UE, Sawit dan Kayu Indonesia Dilacak hingga ke Kebunnya
Swasta
IBF dan AKCI Resmi Jalin Kolaborasi Perdana untuk Pelestarian Ekosistem di Lombok
IBF dan AKCI Resmi Jalin Kolaborasi Perdana untuk Pelestarian Ekosistem di Lombok
LSM/Figur
RSPO Belum Terima Laporan Dugaan Anggota Sebabkan Banjir Sumatera
RSPO Belum Terima Laporan Dugaan Anggota Sebabkan Banjir Sumatera
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau