Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/07/2024, 12:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Kapal feri penumpang komersial bertenaga hidrogen pertama di dunia akan mulai beroperasi di Teluk San Francisco, Amerika Serikat (AS).

Kapal bernama MV Sea Change tersebut memiliki panjang 21 meter dan dijadwalkan memulai operasi perdananya mulai 19 Juli di San Francisco.

Kapal dengan kapasitas 75 penumpang tersebut akan digratiskan selama enam bulan sebagai bagian dari program percontohan.

Baca juga: Kembangkan Hidrogen Hijau, Pemerintah Siapkan Insentif hingga Keringanan Pajak

Kepala San Francisco Bay Area Water Emergency Transportation Authority Jim Wunderman mengatakan, beroperasinya kapal feri bertenaga hidrogen tersebut akan memiliki implikasi yang besar.

"Jika kami dapat mengoperasikan kapal ini dengan sukses, akan ada lebih banyak kapal seperti ini di armada kami dan armada lain di AS dan juga di dunia," kata Wunderman, sebagaimana dilansir Euronews, Senin (15/7/2024).

Sebagai kapal feri bertenaga hidrogen, MV Sea Change dapat menempuh jarak sekitar 550 kilometer dan beroperasi selama 16 jam sebelum mengisi ulang hidrogen.

Kapal ini mengusung teknologi fuel cell yang dapat menghasilkan listrik melalui penggabungan oksigen dan hidrogen dalam reaksi elektrokimia dan menghasilkan air sebagai produk sampingan.

Baca juga: RI Berpeluang Besar Pimpin Produksi Hidrogen dan Amonia Regional

Euronews melaporkan, kapal bertenaga hidrogen dapat menjadi salah satu upaya dekarbonisasi di industri pelayaran.

Sampai saat ini, industri pelayaran berkontribusi terhadap hampir 3 persen dari total emisi gas rumah kaca (GRK) di dunia.

Jumlah tersebut memang lebih sedikit dibandingkan emisi GRK yang berasal dari mobil, truk, kereta api, atau penerbangan.

Akan tetapi, emisi dari sektor pelayaran juga perlu menjadi perhatian, terutama karena jumlahnya yang terus meningkat.

Baca juga: Indonesia-Jepang Dorong Pengembangan Hidrogen dan Amonia

CEO Fuel Cell & Hydrogen Energy Association Frank Wolak mengatakan, kapal feri bertenaga hidrogen merupakan terobosan karena industri pelayaran sangat sulit untuk mengurangi emisi GRK-nya.

Semakin banyak kapal feri bertenaga hidrogen yang beroperasi, semakin sedikit emisi yang bisa dipangkas dari sektor ini.

"Ada potensi besar di sini. Inilah cara Anda mulai mengurangi intensitas karbon di pelabuhan Anda," kata Wolak.

Para pendukung teknologi tersebut juga berharap, teknologi fuel cell bisa diterapkan di kapal kontainer.

Organisasi Maritim Internasional, yang mengatur pelayaran komersial, ingin mengurangi separuh pelepasan GRK dari industri pelayaran pada pertengahan abad ini.

Baca juga: Potensi Hidrogen Dorong Peningkatan Industri di Asia Tenggara

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Jelang 100 Hari Prabowo-Gibran, Janji Transisi Energi Didesak Diwujudkan

Jelang 100 Hari Prabowo-Gibran, Janji Transisi Energi Didesak Diwujudkan

LSM/Figur
Hilirisasi Nikel Belum Sediakan Green Jobs Sesuai Potensinya

Hilirisasi Nikel Belum Sediakan Green Jobs Sesuai Potensinya

Pemerintah
BRI RO Lampung Salurkan Bantuan kepada Korban Terdampak Banjir

BRI RO Lampung Salurkan Bantuan kepada Korban Terdampak Banjir

BUMN
Pengiriman Kendang Jimbe Blitar ke China Tandai Ekspor Perdana UKM Jatim di Tahun 2025

Pengiriman Kendang Jimbe Blitar ke China Tandai Ekspor Perdana UKM Jatim di Tahun 2025

Swasta
Inggris Siapkan Dana Rp 359 Miliar untuk Konservasi Laut Indonesia

Inggris Siapkan Dana Rp 359 Miliar untuk Konservasi Laut Indonesia

Pemerintah
Dua Pertiga Bisnis Dunia Tingkatkan Anggaran Keberlanjutan pada 2025

Dua Pertiga Bisnis Dunia Tingkatkan Anggaran Keberlanjutan pada 2025

Swasta
'Bahan Kimia Abadi' PFAS Mengancam Kita, Eropa Berencana Melarangnya

"Bahan Kimia Abadi" PFAS Mengancam Kita, Eropa Berencana Melarangnya

Pemerintah
Mahasiswa Desa Lingkar Tambang Raih Beasiswa MHU: Menuju Masa Depan Cerah dan Berkelanjutan

Mahasiswa Desa Lingkar Tambang Raih Beasiswa MHU: Menuju Masa Depan Cerah dan Berkelanjutan

Swasta
Trump Tarik AS dari Perjanjian Paris, Perlawanan Perubahan Iklim Hadapi Pukulan Besar

Trump Tarik AS dari Perjanjian Paris, Perlawanan Perubahan Iklim Hadapi Pukulan Besar

Pemerintah
Menilik Inovasi Dekarbonasi Generasi Muda di Toyota Eco Youth Ke-13

Menilik Inovasi Dekarbonasi Generasi Muda di Toyota Eco Youth Ke-13

BrandzView
China Luncurkan Kereta Komuter Serat Karbon, Kecepatannya 140 Km/Jam

China Luncurkan Kereta Komuter Serat Karbon, Kecepatannya 140 Km/Jam

Pemerintah
Kembangkan Rumput Laut, Start Up Banyu Raih pendanaan dari Intudo Ventures

Kembangkan Rumput Laut, Start Up Banyu Raih pendanaan dari Intudo Ventures

Swasta
100 Hari Prabowo-Gibran, Ini Pejabat Energi dan Lingkungan dengan Skor Tertinggi hingga Terendah

100 Hari Prabowo-Gibran, Ini Pejabat Energi dan Lingkungan dengan Skor Tertinggi hingga Terendah

LSM/Figur
Menag Dorong Integrasi Isu Lingkungan dengan Pendidikan Agama

Menag Dorong Integrasi Isu Lingkungan dengan Pendidikan Agama

Pemerintah
Pengamat Ekonomi Energi Desak Perguruan Tinggi Tolak Konsesi Tambang

Pengamat Ekonomi Energi Desak Perguruan Tinggi Tolak Konsesi Tambang

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau