Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/07/2024, 09:00 WIB
Afdhalul Ikhsan,
Danur Lambang Pristiandaru

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Negara-negara di Asia Tenggara terutama yang tergabung dalam ASEAN merupakan rumah bagi hutan mangrove paling luas dan beragam di dunia, salah satunya Indonesia.

Meski begitu, sebagai negara yang memiliki kekayaan mangrove, Indonesia juga tengah menghadapi tantangan atau ancaman deforestasi yang cukup besar dan terbilang serius.

Padahal, fungsi ekologis mangrove berperan penting dalam mitigasi perubahan iklim. Begitu pula jika dimanfaatkan dengan benar akan memberikan nilai ekonomi.

Baca juga: Lawan Abrasi, Dompet Dhuafa-Walhi Tanam 1.000 Mangrove di Pulau Pari

Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengupayakan kebijakan baru untuk mendorong perlindungan dan pengelolaan ekosistem mangrove secara berkelanjutan.

Upaya tersebut diwujudkan melalui ajakan kolaborasi pengelolaan ekosistem mangrove dalam pertemuan ASEAN Senior Officials on Forestry (ASOF) ke-27 di Puncak, Bogor, Jawa Barat, Rabu (17/7/2024).

Pertemuan yang rutin diadakan setiap tahun sekali ini dihadiri perwakilan dari negara-negara ASEAN dan mitra organisasi internasional.

Tahun ini, Indonesia memimpin pengembangan strategi ASEAN untuk pengelolaan ekosistem mangrove secara berkelanjutan.

Direktur Rehabilitasi Perairan Darat dan Mangrove (RPDM) KLHK Inge Retnowati menyampaikan, mangrove punya nilai penting dalam pemenuhan komitmen global.

Baca juga: KTH Bakau Lestari Bisa Cuan dari Menanam Mangrove di Jambi

Nilai penting mangrove tersebut utamanya terhadap upaya perlawanan perubahan iklim karena kapasitas simpanan karbon yang sangat tinggi.

"Awareness terhadap hal tersebut, negara ASEAN perlu duduk bersama menyusun apa yang bisa dilakukan, karena kita ada di dalam satu kawasan regional," kata Inge dalam konferensi pers di Bogor.

Dia menambahkan, ASEAN merupakan rumah bagi 34 persen mangrove dunia.

"Dengan satu regional ini, kita harus melakukan sesuatu, harus kuat, solid, sehingga kemudian strategi ini disusun bersama. Kolaboratif strategi untuk diimplementasikan bersama-sama," sambungnya.

Dalam pertemuan itu, pemahaman dan kesadaran masyarakat menjadi faktor yang penting terhadap perlindungan dan pengelolaan ekosistem mangrove.

Baca juga: 1.500 Mangrove Ditanam di Instalasi Tambak Silvofishery Maros

Dengan begitu itu, strategi pengelolaan ekosistem mangrove akan berjalan secara baik dan berkelanjutan.

"Kita enggak bisa hanya punya ekosistem yang baik, sementara masyarakatnya juga menjadi bagian penting. Sehingga kita harus memikirkan betul manfaat sosial ekonomi terbaik bagi masyarakat," ujarnya.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Produksi Listrik PLTS Lampaui PLTU Batu Bara di Uni Eropa

Produksi Listrik PLTS Lampaui PLTU Batu Bara di Uni Eropa

LSM/Figur
Bukan Tambang, Perguruan Tinggi Diminta Fokus Usaha Transisi Energi

Bukan Tambang, Perguruan Tinggi Diminta Fokus Usaha Transisi Energi

LSM/Figur
Eropa Larang BPA, Konsumen Indonesia Desak Pelabelan Galon Guna Ulang

Eropa Larang BPA, Konsumen Indonesia Desak Pelabelan Galon Guna Ulang

Pemerintah
Pemerintah Majukan Rencana Realisasi PLTN 3 Tahun, dari 2032 Jadi 2029

Pemerintah Majukan Rencana Realisasi PLTN 3 Tahun, dari 2032 Jadi 2029

Pemerintah
Pemprov Bali Larang Instansi Sediakan AMDK Plastik, Wajibkan Bawa Botol Minuman

Pemprov Bali Larang Instansi Sediakan AMDK Plastik, Wajibkan Bawa Botol Minuman

Pemerintah
Star Energy Geothermal Gandeng Perusahaan AS untuk Kembangkan Panas Bumi

Star Energy Geothermal Gandeng Perusahaan AS untuk Kembangkan Panas Bumi

Swasta
Pemerintah Tak Ambil Pusing soal AS Keluar dari Perjanjian Paris

Pemerintah Tak Ambil Pusing soal AS Keluar dari Perjanjian Paris

Pemerintah
Inikah Obat Krisis Iklim? CDR Serap Karbon 99.000 Kali Lebih Cepat dari Lautan

Inikah Obat Krisis Iklim? CDR Serap Karbon 99.000 Kali Lebih Cepat dari Lautan

Swasta
CO2 Terlalu Tinggi, Sulit Capai Target Pemanasan di Bawah 1,5 Derajat

CO2 Terlalu Tinggi, Sulit Capai Target Pemanasan di Bawah 1,5 Derajat

LSM/Figur
RUU Minerba Disahkan Jadi Usul Inisiatif DPR, Jatam: Bukan untuk Rakyat

RUU Minerba Disahkan Jadi Usul Inisiatif DPR, Jatam: Bukan untuk Rakyat

Pemerintah
AS Keluar Kesepakatan Paris: Perdagangan Karbon Jalan, JETP Terancam

AS Keluar Kesepakatan Paris: Perdagangan Karbon Jalan, JETP Terancam

Pemerintah
Danone Dukung Program Skrining Gratis Nasional dan Transformasi Kesehatan Kemenkes

Danone Dukung Program Skrining Gratis Nasional dan Transformasi Kesehatan Kemenkes

Swasta
Platform Fakta Iklim Hadir, Publik Bisa Cek Hoaks Iklim Lebih Mudah

Platform Fakta Iklim Hadir, Publik Bisa Cek Hoaks Iklim Lebih Mudah

Pemerintah
Pelancong Mau Bayar Lebih untuk Penerbangan Rendah Emisi

Pelancong Mau Bayar Lebih untuk Penerbangan Rendah Emisi

Pemerintah
100 Hari Prabowo Gibran, DMO Batu Bara Didesak Dievaluasi

100 Hari Prabowo Gibran, DMO Batu Bara Didesak Dievaluasi

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau