Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
HILIRISASI INDUSTRI

Dukung Pembangunan Berkelanjutan, Ini Manfaat dan Contoh Adaptasi SDGs di Sektor Swasta

Kompas.com, 17 Juli 2024, 16:08 WIB
Tim Konten,
Sheila Respati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan merupakan komitmen yang digagas negara-negara di dunia untuk mencapai masa depan yang lebih baik bagi seluruh umat manusia.

Sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia, Indonesia juga ikut serta dalam upaya mewujudkan tujuan-tujuan pembangunan tersebut.

Hingga 2024, pemerintah Indonesia telah mengatur berbagai kebijakan dan program kerja untuk mengintegrasikan SDGs ke dalam perencanaan pembangunan nasional.

Upaya tersebut tecermin melalui Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Peraturan ini menjadi landasan hukum utama dalam upaya pencapaian SDGs di Indonesia.

Selanjutnya, pemerintah juga telah membuat Peta Jalan SDGs Indonesia 2030 dan menggagas Pembentukan Sekretariat Nasional SDGs.

Baca juga: Aktif Lestarikan Lingkungan, PT GNI Ajak Masyarakat Partisipasi dalam Aksi Bersih-bersih Desa

Peta Jalan berisi rancangan langkah strategis dan target yang harus dicapai dalam rangka mencapai SDGs, sementara Sekretariat Nasional SDGs bertugas untuk mengkoordinasikan dan memantau pelaksanaan SDGs di tingkat nasional dan daerah.

Meski begitu, penerapan SDGs yang dilakukan di Tanah Air tidak bisa terwujud sendirian. Peran aktif dari berbagai pihak, termasuk perusahaan swasta, sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut.

Dilansir dari Kompas.id, sektor swasta dapat memainkan peran dengan mengintegrasikan agenda SDGs dalam proses bisnis atau operasional perusahaan, serta melaksanakan proyek yang berdampak positif bagi masyarakat.

Salah satu contoh perusahaan yang telah berpartisipasi aktif dalam mendukung SDGs di Indonesia adalah PT Gunbuster Nickel Industry (GNI).

Perusahaan ini telah mengintegrasikan prinsip-prinsip keberlanjutan ke dalam operasional mereka, dengan menginisiasi berbagai program yang berfokus pada ekonomi, pengembangan masyarakat, kesehatan, pendidikan hingga infrastruktur.

Penerapan Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi PT GNI dilakukan dengan berbagai cara. Selain menciptakan lapangan pekerjaan melalui kegiatan hilirisasi nikel, perusahaan juga ikut berperan dalam pembangunan infrastruktur desa, termasuk akses jalan yang digunakan oleh masyarakat setempat.

Baca juga: PT GNI Gelar Penyuluhan Kesehatan Guna Perbaiki Kualitas Hidup Masyarakat Morowali Utara

Hingga saat ini, PT GNI telah menyerap lebih dari belasan ribu tenaga kerja dan rencananya akan terus bertambah hingga puluhan ribu pekerja.

Perusahaan juga ikut mempekerjakan lebih dari 800 pekerja perempuan untuk berbagai bidang pekerjaan dan memungkinkan mereka untuk menduduki peran atau jabatan strategis di berbagai divisi atau departemen.

Di bidang kesehatan, pada Agustus 2023 lalu, PT GNI juga telah menggelar aksi pemeriksaan kesehatan gratis dan sosialisasi tentang penyakit tidak menular (PTM) untuk masyarakat yang tinggal di sekitar Desa Bunta, Desa Bungintimbe, dan Desa Tanauge yang berada di wilayah lingkar industri.

Selanjutnya, perusahaan juga ikut mendukung pengembangan kelompok menjahit melalui program bertajuk Penjahit Mandiri Berkah Masyarakat Jaya atau “Peri Berkarya” di Desa Bunta, Kecamatan Petasia Timur, Morowali Utara.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
INDEF: Struktur Tenaga Kerja di Indonesia Rentan Diganti Teknologi
INDEF: Struktur Tenaga Kerja di Indonesia Rentan Diganti Teknologi
LSM/Figur
Perangi Greenwashing, Industri Fashion Segera Luncurkan Paspor Produk
Perangi Greenwashing, Industri Fashion Segera Luncurkan Paspor Produk
Pemerintah
Bencana Iklim 2025 Renggut Lebih dari Rp 2.000 Triliun, Asia Paling Terdampak
Bencana Iklim 2025 Renggut Lebih dari Rp 2.000 Triliun, Asia Paling Terdampak
LSM/Figur
BNPB Catat 3.176 Bencana Alam di Indonesia 2025, Banjir dan Longsor Mendominasi
BNPB Catat 3.176 Bencana Alam di Indonesia 2025, Banjir dan Longsor Mendominasi
Pemerintah
Banjir Ekstrem akibat Lelehan Gletser Diprediksi Lebih Mematikan
Banjir Ekstrem akibat Lelehan Gletser Diprediksi Lebih Mematikan
LSM/Figur
Produksi Listrik Panas Bumi KS Orka Renewables Lampaui 1 Juta MWh
Produksi Listrik Panas Bumi KS Orka Renewables Lampaui 1 Juta MWh
Swasta
Bencana Demografi di Indonesia Makin Nyata, Kalah dari Negara Tetangga
Bencana Demografi di Indonesia Makin Nyata, Kalah dari Negara Tetangga
LSM/Figur
Hirup Udara Berpolusi Berpotensi Berdampak pada Kekebalan Tubuh
Hirup Udara Berpolusi Berpotensi Berdampak pada Kekebalan Tubuh
Pemerintah
Kebun Kelapa Sawit Tak Bisa Gantikan Fungsi Hutan, Daya Serap Karbon Rendah
Kebun Kelapa Sawit Tak Bisa Gantikan Fungsi Hutan, Daya Serap Karbon Rendah
LSM/Figur
Musim Hujan Diprediksi Terjadi di Indonesia hingga Maret 2026
Musim Hujan Diprediksi Terjadi di Indonesia hingga Maret 2026
Pemerintah
Halte Bus Hijau, Bisa Menjadi Solusi Dinginkan Area Perkotaan
Halte Bus Hijau, Bisa Menjadi Solusi Dinginkan Area Perkotaan
Pemerintah
Masa Senja Industri Kehutanan Indonesia
Masa Senja Industri Kehutanan Indonesia
Pemerintah
Update Banjir Sumatera, Tim Gabungan Masih Bersihkan Tumpukan Kayu dan Limbah
Update Banjir Sumatera, Tim Gabungan Masih Bersihkan Tumpukan Kayu dan Limbah
Pemerintah
Gelondongan Kayu di Banjir Sumatera Bukti Kerusakan Hutan Sistemik, Bukan Sekadar Anomali Cuaca
Gelondongan Kayu di Banjir Sumatera Bukti Kerusakan Hutan Sistemik, Bukan Sekadar Anomali Cuaca
LSM/Figur
Sektor FOLU Disebut Mampu Turunkan 60 Persen Emisi Nasional
Sektor FOLU Disebut Mampu Turunkan 60 Persen Emisi Nasional
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Rp
Minimal apresiasi Rp 5.000
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau