Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/07/2024, 12:00 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kabupaten Natuna di Provinsi Kepulauan Riau memiliki peluang besar dalam pengembangan perikanan maupun ekowisata. Kendati demikian, masih ada sejumlah tantangan yang dihadapi.

Sebagai kepulauan dengan lebih dari 98 persen wilayahnya merupakan lautan, Natuna memiliki kekayaan hayati laut yang melimpah.

Natuna juga termasuk dalam Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 711 yang memiliki estimasi potensi lestari (Maximum Sustainable Yield atau MSY) mencapai 1.306.379 ton/tahun, dengan jumlah tangkap yang diperbolehkan (JTB) sebesar 911.534 ton/tahun.

Baca juga: Mahasiswa Unhas Ciptakan Inovasi Padi Apung untuk Ketahanan Pangan

Namun, Direktur Bisnis dan Investasi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Catur Sarwanto mengatakan, potensi budidaya di Natuna belum dikelola dengan optimal.

“Natuna memiliki potensi sumberdaya ikan yang cukup besar, dan potensi budidaya ikan seperti kerapu dan napoleon yang telah diekspor ke Malaysia, Jepang, dan Singapura, namun potensi ini belum dijalankan secara optimal,” ujar Catur.

Hal itu disampaikan dalam Focus Group Discussion (FGD) ketiga yang diselenggarakan oleh Invest SEA, organisasi nirlaba yang mendorong investasi berkelanjutan di Asia Tenggara, di Jakarta, Selasa (16/7/2024).

Diskusi ini diikuti oleh berbagai stakeholder, termasuk Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD), serta pengurus Natuna Geopark.

Catur mengatakan, pihaknya berharap pergerakan investasi dapat mengembangkan sektor kelautan di Natuna.

“Kementerian pun saat ini menargetkan investasi sebesar Rp 9 triliun di sektor kelautan dan perikanan, dan Natuna menjadi salah satu wilayah yang menarik untuk menjalankan investasi tersebut,” tambahnya, dalam keterangan tertulis.

Potensi ekowisata Natuna

Selain keanekaragaman hayati dan kekayaan laut yang melimpah, Natuna juga memiliki potensi unggulan dalam bidang ekowisata dan wisata bahari.

Baca juga: Perubahan Iklim dan Pertumbuhan Penduduk Jadi Ancaman Ketahanan Pangan

Keindahan alam Natuna yang masih alami dan belum banyak dikenal dunia menawarkan peluang besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata yang unik dan berkelanjutan.

Potensi itu mulai dari pantai yang asri hingga air terjun yang menyegarkan, serta pesona gunung dan bukit yang tak kalah indah.

Perwakilan Direktorat Minat Khusus Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Fehmiu Octaviano, menyatakan bahwa wisata bahari dan ekowisata yang ada di area Natuna saat ini masih perlu dikembangkan.

“Dengan peningkatan kualitas fasilitas seperti homestay dan rumah makan, serta perbaikan infrastruktur dan penurunan harga tiket pesawat, wisatawan akan merasa lebih nyaman untuk berkunjung ke Natuna,” tutur dia.

“Jika dipadukan dengan promosi yang efektif, Natuna bisa menjadi salah satu destinasi utama untuk sektor ekowisata di Indonesia,” sambungnya.

Focus Group Discussion (FGD) ketiga yang diselenggarakan oleh Invest SEA, organisasi nirlaba yang mendorong investasi berkelanjutan di Asia Tenggara, yang diselenggarakan di Jakarta, Selasa (16/7/2024). Dok. KPPOD Focus Group Discussion (FGD) ketiga yang diselenggarakan oleh Invest SEA, organisasi nirlaba yang mendorong investasi berkelanjutan di Asia Tenggara, yang diselenggarakan di Jakarta, Selasa (16/7/2024).

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau