Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CCEP Indonesia Gelar Program "Wash+" di Karawang Dukung Ketersediaan Sanitasi

Kompas.com - 18/07/2024, 20:00 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Masalah sanitasi di Indonesia masih dinilai memprihatinkan. Data BPS 2023 menunjukkan hanya tujuh juta rumah tangga memiliki akses sanitasi aman, dan 11 juta orang masih buang air besar sembarangan (BABS).

Menyadari hal ini, Coca-Cola Europacific Partners Indonesia (CCEP Indonesia) meluncurkan program Wash+. Program ini menawarkan solusi inovatif untuk air dan sanitasi, serta pelatihan micro farming dan pengelolaan sampah efektif.

Wash+ merupakan wujud komitmen CCEP terhadap pengelolaan air dan sampah yang bertanggung jawab. Hal ini sejalan dengan komitmen keberlanjutan perusahaan, "This Is Forward".

Lucia Karina, Direktur Public Affairs, Communications, and Sustainability CCEP Indonesia menyatakan air adalah sumber daya vital bagi alam, masyarakat, dan produk CCEP.

"Melalui Wash+, kami berkomitmen mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan nomor 6 tentang akses air bersih dan sanitasi dan nomor 11 tentang kota dan permukiman yang berkelanjutan," ungkap Lucia Karina.

Wash+ menjadi upaya pengembalian 100 persen volume air yang CCEP Indonesia gunakan dalam minuman yang diproduksi pada tahun 2030. "Program ini juga mendukung upaya kami mencapai 100 persen penggunaan air regeneratif di lokasi-lokasi utama," tegasnya.

Tidak berhenti pada penyediaan akses air bersih aman, Karina juga menambahkan, program ini diharapkan turut serta memberikan peluang ekonomi baru melalui pelatihan micro farming dan mendorong praktik pengelolaan sampah yang lebih baik.

Hal ini sejalan dengan target pemerintah dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN).

Desa Kutamaneuh dipilih sebagai lokasi proyek percobaan Wash+ setelah survei menyeluruh di beberapa wilayah Bogor, Bekasi, dan Karawang yang didasarkan pada kebutuhan mendesak akan akses sanitasi lebih baik dan komitmen masyarakat setempat untuk meningkatkan kualitas hidup.

Kepala Desa Kutamaneuh, Adang Esan menyampaikan, persoalan sanitasi ini menjadi salah satu perhatian yang besar bagi Desa Kutamaneuh.

Baca juga: Kepala Desa di Aceh Diminta Perhatikan Air Minum dan Sanitasi

 

"Kami menyadari bahwa akses sanitasi yang aman dapat membantu kami mewujudkan lingkungan yang sehat, bersih dan asri. Untuk itu, kami sangat mengapresiasi program Wash+ ini sekaligus berkomitmen untuk mendukung pelaksanaan program agar bisa berjalan lancar dan sesuai harapan,” ujarnya.

Program Wash+ ini ditargetkan rampung pada November 2024, didukung mitra seperti Water Stewardship Indonesia dan Safe Water Gardens.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Rusak Ekosistem, 1.063 Tambang Ilegal Bakal Ditertibkan
Rusak Ekosistem, 1.063 Tambang Ilegal Bakal Ditertibkan
Pemerintah
Pangkas Emisi Sektor Industri, Pemerintah Buat 'Roadmap' Dekarbonisasi
Pangkas Emisi Sektor Industri, Pemerintah Buat "Roadmap" Dekarbonisasi
Pemerintah
BRI Peduli Beri Apresiasi Anggota Paskibraka Nasional dan Tenaga Pendukungnya
BRI Peduli Beri Apresiasi Anggota Paskibraka Nasional dan Tenaga Pendukungnya
BUMN
Junianto Sesa, Merajut Mimpi Anak Papua Lewat Bimbingan Belajar
Junianto Sesa, Merajut Mimpi Anak Papua Lewat Bimbingan Belajar
LSM/Figur
Peneliti Malaysia Ini Cetuskan Saran untuk Produksi Jagung RI agar Lebih Murah
Peneliti Malaysia Ini Cetuskan Saran untuk Produksi Jagung RI agar Lebih Murah
LSM/Figur
WHO: Panas Ekstrem akibat Perubahan Iklim Bikin Pekerja Stres
WHO: Panas Ekstrem akibat Perubahan Iklim Bikin Pekerja Stres
Pemerintah
Inovasi Semen Super-Dingin, Berpotensi Cegah Bangunan Simpan Panas
Inovasi Semen Super-Dingin, Berpotensi Cegah Bangunan Simpan Panas
LSM/Figur
Kemenhut Translokasi Badak Jawa untuk Perbanyak Populasi
Kemenhut Translokasi Badak Jawa untuk Perbanyak Populasi
Pemerintah
IPB Dorong Terwujudnya Sistem Pangan Berkelanjutan untuk Hindari Konflik Global
IPB Dorong Terwujudnya Sistem Pangan Berkelanjutan untuk Hindari Konflik Global
Pemerintah
Wisatawan Melonjak, Ilmuwan Peringatkan Bahaya Polusi di Antartika
Wisatawan Melonjak, Ilmuwan Peringatkan Bahaya Polusi di Antartika
LSM/Figur
WVI Gelar KREASI, Program Edukasi Anak Indonesia Lewat Pembuatan Buku
WVI Gelar KREASI, Program Edukasi Anak Indonesia Lewat Pembuatan Buku
LSM/Figur
Ilmuwan Kembangkan Alternatif Minyak Sawit Ramah Lingkungan
Ilmuwan Kembangkan Alternatif Minyak Sawit Ramah Lingkungan
Pemerintah
Stok Ikan di Laut Jawa Turun Drastis, Pencemaran Plastik Salah Satu Penyebabnya
Stok Ikan di Laut Jawa Turun Drastis, Pencemaran Plastik Salah Satu Penyebabnya
LSM/Figur
Gagal Sepakat, Pembicaraan Perjanjian Plastik Dunia Berakhir Tanpa Solusi
Gagal Sepakat, Pembicaraan Perjanjian Plastik Dunia Berakhir Tanpa Solusi
Pemerintah
Bahaya di Balik Plastik yang Jadi Andalan, Ada Risiko Kanker hingga Fertilitas
Bahaya di Balik Plastik yang Jadi Andalan, Ada Risiko Kanker hingga Fertilitas
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau