Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa Unhas Ciptakan Inovasi Padi Apung untuk Ketahanan Pangan

Kompas.com - 15/07/2024, 14:00 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas) yang tergabung dalam Tim Program Penguatan Kapasitas Organisasi Mahasiswa (PPK Ormawa) Keilmuan dan Penalaran Ilmiah (KPI) 2024, menginisiasi budidaya padi apung untuk penguatan ketahanan pangan di Desa Moncongloe, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.

Inisiasi ini telah dilaksanakan oleh Tim PPK Ormawa melalui sosialisasi dan pelatihan kepada masyarakat Desa Moncongloe yang digelar sejak 13-14 Juli 2024.

“Tim kami berkomitmen untuk menyukseskan program ini sebagai budidaya padi apung pertama yang ada di Sulawesi Selatan dan menjadi alternatif dan solusi ketahanan pangan di Desa Moncongloe,” ujar Ketua Tim PPK Ormawa KPI Unhas Raka Anom Fatahilah dalam keterangannya, dikutip dari Antaranews, Senin (15/7/2024).

Sebagai informasi, program PPK Ormawa ini merupakan program yang diinisiasi langsung oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) yang menyasar peningkatan kapasitas organisasi mahasiswa di seluruh Indonesia melalui pengabdian masyarakat.

Padi apung bisa hindari gagal panen

Raka menjelaskan, inovasi padi apung merupakan bagian dari Program Galung Mawang. Inovasi ini dinilai memiliki banyak manfaat dan kelebihan, seperti tahan terhadap banjir sehingga dapat menghindari gagal tanam dan gagal panen akibat cuaca buruk.

Baca juga: Nusa Prima Logistik, Perkuat Ketahanan Pangan lewat Inovasi dan Penguatan SDM Unggul

Menurut dia, Program Budidaya Padi Apung untuk masyarakat Desa Moncongloe sangat tepat, sebab menjadi kebutuhan masyarakat setempat sebagai upaya peningkatan produktivitas pertanian Moncongloe yang saat ini terendam banjir di lahan seluas 30 hektar.

"Upaya ini untuk peningkatan ketahanan pangan desa menuju ketahanan pangan nasional," terang Raka.

Selain itu, model budidaya ini, dapat menggapai 3-4 kali panen setahun karena tidak perlu lagi membajak sawah dan menunggu masa tanam.

"Dan long term work karena media yang digunakan dapat dipakai hingga enam kali masa tanam," tambahnya. 

Kepala Desa Moncongloe Ismail turut mengapresiasi Tim PPK Ormawa KPI Unhas 2024 atas inisiasi dan kontribusinya dalam mengupayakan peningkatan ketahanan pangan di Desa Moncongloe.

Sebab, sejak 2022, sekitar lebih dari 30 hektar lahan pertanian Desa Moncongloe tidak dapat lagi ditanami oleh padi.

"Ini imbas tertutupnya saluran irigasi sawah akibat pembangunan perumahan yang ada di Desa Moncongloe," ujar Ismail.

Sementara itu, perwakilan Camat Moncongloe Milda dalam sambutannya berharap agar kegiatan ini dapat diaplikasikan, berkelanjutan, serta bermanfaat bagi masyarakat Moncongloe.

Melalui kegiatan yang sudah dilakukan, tim PPK Ormawa KPI Unhas diharapkan dapat terus menjalin kerja sama dengan masyarakat Desa Moncongloe dalam penerapan budidaya padi apung, sebagai percepatan Sustainable Development Goals (SDGs). 

 

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau