KOMPAS.com - Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso mengemukakan bahwa konsumsi makanan ultra processed secara berlebihan bisa memicu masalah kesehatan pada anak.
Makanan ultra processed diartikan sebagai makanan yang mengalami banyak pemrosesan dengan tambahan gula, garam, dan lemak dalam jumlah tinggi.
Piprim menyampaikankan, makanan ultra processed bisa membuat anak kecanduan karena rasanya lebih lezat dibandingkan dengan makanan tanpa proses pengolahan berlebih, sehingga anak bisa mengonsumsinya lebih banyak dari kebutuhan.
Baca juga: Studi Ungkap Ultra Processed Food Akibatkan Insomnia Kronis
"Ini justru bahaya bagi anak-anak karena potensi dia akan terjadi over nutrisi. Begitu over nutrisi, dia obesitas, sindrom metabolik," kata Piprim, sebagaimana dilansir Antara, Rabu (17/7/2024).
Anak-anak yang terus-menerus mengkonsumsi makanan ultra processed bisa mengalami obesitas dan berisiko terkena masalah kesehatan kronik yang dapat berlanjut sampai dewasa.
Piprim menyampaikan, berbagai risiko penyakit yang muncul seperti hipertensi, diabetes tipe 2, dislipidemia, dan seterusnya.
"Hampir 80-90 persen anak yang diabetes itu tipe 2 disertai dengan obesitas," tutur Piprim.
Baca juga: Apa Itu Ultra Processed Food dan Bedanya dengan Junk Food?
Selain itu, penyakit lain seperti hipertensi juga mulai banyak terjadi pada anak-anak yang disertai diabetes.
"Juga anak-anak yang perlemakan liver itu juga karena over nutrisi. Dan ini disebabkan karena makanan terlalu lezat. Jadi, ini bahaya karena potensi adiktif bagi anak," ucap Piprim.
Piprim berujar, makanan ultra processed bisa dikonsumsi anak asal sesuai dengan indikasi medis dan petunjuk dokter.
Baca juga: Makanan Ultra Proses Sebaiknya Tidak Dikonsumsi Anak Sehat, Kenapa?
Makanan olahan yang dapat dikonsumsi anak antara lain makanan olahan dengan zat gizi tambahan dan susu formula untuk anak dengan gizi kurang.
"Sebenarnya prinsipnya anak-anak itu harus diberi kalori cukup untuk perkembangannya. Pada anak gizi kurang atau gizi buruk, itu memang asupan kalori mesti ditambah," kata Piprim.
"Pada anak dengan kondisi khusus, misalnya anak alergi, dia butuh makanan ultra processed berupa susu khusus yang ditetapkan oleh dokter," sambungnya.
Baca juga: Ilmuwan Sebut Makanan Ultra-Olahan Perlu Label Bahaya Seperti Rokok
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya