Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/07/2024, 07:00 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) mengatakan, melindungi ekosistem mangrove merupakan hal penting yang harus dilakukan semua pihak.

Bertepatan dengan Hari Mangrove Sedunia pada 26 Juli, Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) Hartono menyampaikan bahwa, peringatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran khalayak atas penting dan rentannya ekosistem mangrove.

Sebab, ekosistem mangrove memberikan banyak manfaat, mulai dari habitat bagi berbagai flora dan fauna, mata pencaharian masyarakat lokal yang bergantung pada ekosistem mangrove, hingga sebagai penyerap dan penyimpan karbon yang besar.

Namun, deforestasi mangrove terus menjadi ancaman. Oleh karena itu, BRGM menggelar “Mangrove for Future”, sebagai salah satu bentuk komitmen dalam mewujudkan rehabilitasi mangrove secara berkelanjutan.

Baca juga: Tekan Emisi, MDKA Tanam 1.000 Mangrove di TWA Angke dan Muara Gembong

“Kegiatan ini bertujuan untuk menyampaikan bahwa rehabilitasi mangrove yang dilaksanakan tidak hanya berorientasi pada hasil jangka pendek mangrove tertanam, namun juga berorientasi pada pengelolaan jangka panjang agar manfaat mangrove dapat dinikmati juga oleh generasi-generasi selanjutnya,” ujar Hartono dalam sambutan pembukanya di Hotel Kempinski, Jakarta, Jumat (26/7/2024).

Masyarakat adalah subyek sekaligus garda terdepan yang melindungi dan mengelola ekosistem mangrove.

“Untuk mewujudkan keberlanjutan, ekosistem mangrove harus memberikan manfaat bagi masyarakat di sekitarnya,” imbuh dia.

Sekaligus, perlu ada kepastian bahwa masyarakat dapat mengelola seterusnya tanpa khawatir terhadap status hukum lahan tersebut.

Mangrove for Future yang hadir dalam dialog antar lembaga dan pendapat para ahli terkait pelaksanaan rehabilitasi mangrove di Indonesia, digelar selama dua hari yakni 26-27 Juli 2024 di Hotel Kempinski, Jakarta Pusat.

Ajak masyarakat dalam pelestarian mangrove

Hartono juga mengajak partisipasi masyarakat di sekitar area hutan mangrove untuk ikut berkontribusi dalam menjaga pelestarian ekosistem.

“Semua rehabilitasi mangrove dilakukan berbasis masyarakat. Kita nggak pakai pihak ketiga. Kelompok masyarakat yang tinggal di lokasi yang (hutan mangrove) rusak itu yang kita gandeng diberdayakan melakukan rehabilitasi mangrove," tuturnya.

Baca juga: Cegah Abrasi di Bibir Pantai Belawan, Musim Mas Tanam 7.000 Mangrove

Salah satu strategi untuk menjaga ekosistem hutan mangrove di Indonesia, dilakukan melalui pendekatan lingkungan dan sosial.

"Dari sisi lingkungan, kita telah mengetahui berbagai aspek fisik yang mempengaruhi eksistensi dan keberlanjutan ekosistem mangrove. Kita juga tidak boleh melupakan aspek sosial di sekitar ekosistem mangrove terutama masyarakat yang kehidupannya bergantung pada mangrove," ujarnya.

Wamen LHK Alue Dohong dan Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) Hartono saat jumpa media usai pembukaan Mangrove for Future di Jakarta, Jumat (26/7/2024). KOMPAS.com/FAQIHAH MUHARROROH ITSNAINI Wamen LHK Alue Dohong dan Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) Hartono saat jumpa media usai pembukaan Mangrove for Future di Jakarta, Jumat (26/7/2024).

Oleh karena itu, penting untuk terus memperhatikan aspek sosial dalam penyusunan regulasi-regulasi baru terkait pengelolaan ekosistem mangrove.

“Misalnya, dalam penetapan mangrove dengan fungsi ekosistem lindung yang berstatus areal penggunaan lahan (APL), perlu dilihat siapa yang memiliki lahan tersebut, jika ternyata dimiliki masyarakat, maka manfaat atau benefit apa yang dapat menjadi insentif bagi masyarakat untuk melindungi mangrove yang memiliki fungsi lindung tersebut,” terangnya.

Hal-hal tersebut menurutnya perlu dipikirkan bersama, agar mangrove bisa dikelola secara berkelanjutan.

Baca juga: Jaga Keberlanjutan Mangrove, Indonesia Ajak Negara ASEAN Kolaborasi

Selain itu, ia menyebut pentingnya mendampingi masyarakat dalam mengeksplor peluang usaha yang ramah mangrove.

Baik usaha dalam bentuk komoditas seperti produk makanan, batik, dan lain-lain, maupun usaha dengan memanfaatkan nilai ekonomi karbon dari mangrove.

Sementara itu, Wakil Menteri Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Alue Dohong mengatakan hutan mangrove yang sangat penting bagi ketahanan iklim, perlu pengelolaan bersama.

"Dalam mangrove tersebut ada banyak nilai ekonomi sosial, ekologi, ekonomi yang kita miliki. Mangrove merupakan ekosistem yang pengelolaannya bersifat multi-sektor dan multi-stakeholders, sehingga penting untuk seluruh pihak pengelola mangrove untuk menyamakan persepsi,” ujar Alue.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Masuk 500 Besar Perusahaan Terbaik Versi TIME, Intip Strategi ESG Astra

Masuk 500 Besar Perusahaan Terbaik Versi TIME, Intip Strategi ESG Astra

Swasta
Wanagama Nusantara Jadi Pusat Edukasi dan Konservasi Lingkungan di IKN

Wanagama Nusantara Jadi Pusat Edukasi dan Konservasi Lingkungan di IKN

Pemerintah
20 Perusahaan Global Paling 'Sustain' Versi Majalah TIME, Siapa 20 Teratas?

20 Perusahaan Global Paling "Sustain" Versi Majalah TIME, Siapa 20 Teratas?

Swasta
Tanpa Turunnya Emisi, Populasi Dunia Hadapi Ancaman Cuaca Ekstrem

Tanpa Turunnya Emisi, Populasi Dunia Hadapi Ancaman Cuaca Ekstrem

LSM/Figur
Kerajinan Lontar Olahan Perempuan NTT Diakui di Kancah Global

Kerajinan Lontar Olahan Perempuan NTT Diakui di Kancah Global

LSM/Figur
Partisipasi dalam “Ayo Sehat Festival 2024”, Roche Indonesia Dorong Akses Pemeriksaan Diabetes Sejak Dini

Partisipasi dalam “Ayo Sehat Festival 2024”, Roche Indonesia Dorong Akses Pemeriksaan Diabetes Sejak Dini

Swasta
Penyaluran Pembiayaan Berkelanjutan Capai Rp 1.959 Triliun pada 2023

Penyaluran Pembiayaan Berkelanjutan Capai Rp 1.959 Triliun pada 2023

Pemerintah
Terobosan, Jet Tempur Inggris Pakai Bahan Bakar Berkelanjutan

Terobosan, Jet Tempur Inggris Pakai Bahan Bakar Berkelanjutan

Pemerintah
Pemenang SDG Pioneers 2024 dari Afrika: Kevin Getobai, Usung Peternakan Berkelanjutan

Pemenang SDG Pioneers 2024 dari Afrika: Kevin Getobai, Usung Peternakan Berkelanjutan

LSM/Figur
Den Haag Jadi Kota Pertama di Dunia yang Larang Iklan Energi Fosil

Den Haag Jadi Kota Pertama di Dunia yang Larang Iklan Energi Fosil

Pemerintah
 PUBG Mobile Ajak Jutaan Pemain Ikut Jaga Kelestarian Lingkungan lewat Kampanye Play For Green

PUBG Mobile Ajak Jutaan Pemain Ikut Jaga Kelestarian Lingkungan lewat Kampanye Play For Green

Swasta
Kontribusi Pembangunan Berkelanjutan, 12 Tokoh Bisnis Dunia Sabet SDG Pioneer 2024

Kontribusi Pembangunan Berkelanjutan, 12 Tokoh Bisnis Dunia Sabet SDG Pioneer 2024

Swasta
5 Perusahaan Indonesia Masuk 1.000 Terbaik Dunia Versi Majalah TIME, Ini Daftarnya

5 Perusahaan Indonesia Masuk 1.000 Terbaik Dunia Versi Majalah TIME, Ini Daftarnya

Swasta
Integrasi Kecerdasan Buatan, PLN NP Optimalkan Pembangkit EBT

Integrasi Kecerdasan Buatan, PLN NP Optimalkan Pembangkit EBT

BUMN
Separuh Penduduk Dunia Tak Punya Perlindungan Sosial di Tengah Krisis Iklim

Separuh Penduduk Dunia Tak Punya Perlindungan Sosial di Tengah Krisis Iklim

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau