Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kota Sukses Harus Penuhi Trilogi Perkotaan

Kompas.com - 13/08/2024, 12:22 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar arsitektur urban Alfonso Vegara mengatakan bahwa kesuksesan kota ditentukan oleh trilogi perkotaan (urban trilogy) yang terdiri dari aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.

"Saya pikir, agar sebuah kota berhasil, mereka perlu menghadapi sesuatu yang kita sebut sebagai trilogi perkotaan: ekonomi, sosial, dan lingkungan," ujar Alfonso dalam konferensi pers Kementerian Luar Negeri dan United Nations Industrial Development Organization (UNIDO) terkait kegiatan Bridge for Cities Workshop dengan tema "Cities of Tomorrow: Collaborative Strategies for New Cities" di Jakarta, Senin (12/8/2024). 

Menurutnya, agar berhasil, sebuah kota tidak bisa hanya berinvestasi dalam daya saing ekonomi, tanpa memperhatikan aspek sosial atau dampaknya terhadap alam.

Baca juga: Kota Ini Bakal Sulap Kuburan Jadi Ladang PLTS Besar

Sama halnya dengan pembangunan kota juga tidak bisa hanya menekankan hubungan dengan alam tanpa menciptakan lapangan kerja, karena berpotensi mengurangi lapangan kerja dan kota itu tidak akan layak.

Namun, saat ini, di banyak wilayah, ia mengatakan melihat peningkatan keseimbangan yang signifikan antara berbagai bagian wilayah tersebut. 

"Saya ingat beberapa dekade yang lalu, penekanan lebih banyak pada ekonomi dan daya saing. Kemudian lingkungan menjadi fokus. Sekarang, lebih banyak penekanan pada integrasi sosial," imbuhnya. 

Jika sebuah kota memiliki integrasi sosial yang baik, kemungkinan besar kota itu juga akan lebih baik dalam menghadapi isu keamanan dan kriminalitas. Oleh karna itu, ia menegaskan bahwa trilogi perkotaan yakni ekonomi, sosial, dan lingkungan, sangat penting diperhatikan. 

Tantangan perkotaan

Dalam kesempatan tersebut, Alfonso juga menyoroti adanya berbagai tantangan perkotaan seperti urbanisasi, perubahan iklim, ketimpangan sosial, dan disrupsi teknologi. 

Pakar arsitektur urban sekaligus Pendiri dan Presiden Kehormatan Fundacion Metropoli Alfonso Vegara (paling kiri) dalam konferensi pers Kementerian Luar Negeri dan United Nations Industrial Development Organization (UNIDO) terkait kegiatan Bridge for Cities Workshop dengan tema ?Cities of Tomorrow: Collaborative Strategies for New Cities? di Jakarta, Senin (12/8/2024).ANTARA/M Baqir Idrus Alatas Pakar arsitektur urban sekaligus Pendiri dan Presiden Kehormatan Fundacion Metropoli Alfonso Vegara (paling kiri) dalam konferensi pers Kementerian Luar Negeri dan United Nations Industrial Development Organization (UNIDO) terkait kegiatan Bridge for Cities Workshop dengan tema ?Cities of Tomorrow: Collaborative Strategies for New Cities? di Jakarta, Senin (12/8/2024).

Hal itu merupakan bagian dari "trilogi perkotaan" yang harus diatasi untuk mencapai keberlanjutan kota di masa depan.

Salah satu permasalahan di perkotaan yang ia sebutkan adalah masalah imigrasi. Persoalan imigrasi yang membuat meningkatnya kebutuhan lapangan pekerjaan, pendidikan, hingga tenpat tinggal menjadi masalah yang berkaitan dengan aspek trilogi perkotaan.

Adapun solusi yang menurutnya dapat membantu, salah satunya adalah dengan kemajuan teknologi di perkotaan.

Baca juga: AKI 2024, 410 Pelaku Usaha Kreatif Raih Ilmu dan Jalin Jaringan di 12 Kota

"Pada skala kota, kita bisa menghadapi beberapa masalah kritis masyarakat kita secara umum. Baik dalam hal ekonomi, sosial, dan lingkungan. Dan teknologi memiliki kemungkinan untuk memberikan solusi baru dan membantu kita mencapai tujuan," ujarnya.

Teknologi digital dan disrupsi teknologi menurutnya merupakan faktor penting dalam pembangunan kota modern. Konsep "smart city" atau kota cerdas menjadi semakin populer, di mana teknologi digunakan untuk meningkatkan efisiensi, keamanan, dan kualitas hidup warga kota.

Namun, ia mengakui penerapan teknologi tidak selalu mudah, terutama karena kebutuhan infrastruktur, anggaran, dan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, perlu adanya tujuan dan penyesuaian spesifik terhadap kebutuhan tiap kota. 

"Saat kita memiliki proyek kota, kita dapat mengidentifikasi bagaimana teknologi dapat membantu mencapai proyek kota tertentu ini secara sangat spesifik, sembari menggabungkan tujuan masyarakat, ambisi masyarakat, dengan kapasitas kontribusi teknologi terhadap kota," tuturnya. 

Ia menilai, teknologi dapat menawarkan solusi inovatif, seperti asisten virtual untuk membantu warga kota dalam mencari pekerjaan, pendidikan, transportasi, dan keamanan.

Sebagai contoh, Kota Medellín di Kolombia, yang pernah dikenal sebagai kota paling berbahaya di dunia, kini telah bertransformasi menjadi salah satu kota paling inovatif melalui penerapan teknologi cerdas dalam perencanaan kota.

 

Pentingnya trilogi perkotaan

Lebih lanjut, ia juga mengatakan bahwa perubahan iklim merupakan isu global yang harus dihadapi oleh setiap kota. Penggunaan kendaraan yang tinggi, deforestasi, dan pembangunan yang tidak berkelanjutan dapat memperburuk kondisi lingkungan.

Oleh karena itu, kota-kota besar di Indonesia, seperti Jakarta dan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang tengah dibangun, harus mencari cara untuk mengintegrasikan alam dalam rencana pembangunannya.

Adapun IKN memiliki kesempatan karena menerapkan konsep "forest city" atau "kota hutan", di mana pembangunan kota dilakukan dengan tetap mempertahankan dan mengintegrasikan hutan dan kawasan hijau.

Baca juga: Kembangkan Desa Selaras Kota, Ini 5 Kunci dari Bappenas

Hal ini menurutnya menjadi peluang besar bagi Indonesia untuk menjadi contoh global dalam pembangunan kota yang ramah lingkungan.

Ia menegaskan bahwa untuk mencapai keberhasilan dalam pembangunan kota di Indonesia, pendekatan terpadu yang menggabungkan ekonomi, sosial, dan lingkungan (trilogi perkotaan) sangat penting.

"Saya ingin menekankan sesuatu yang biasanya tidak kita lihat, tetapi sangat penting untuk keberhasilan sebuah kota. Tiga hal tersebut adalah bahwa kota harus memiliki rencana tata ruang kota yang baik, harus memiliki kerangka hukum yang baik, dan kota tersebut harus memiliki strategi keuangan," ujar dia. 

"Jadi, perencanaan urban, kerangka hukum, dan keuangan sangat penting dalam membangun (keberhasilan) sebuah kota," pungkasnya. 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau