Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ancam Habitat Gajah Sumatera, Izin Perusahaan di Bentang Alam Seblat Didesak Dicabut

Kompas.com - 13/08/2024, 09:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Koalisi Selamatkan Bentang Alam Seblat (KSBAS) Bengkulu meminta izin empat perusahaan yang mengeksploitasi Bentang Alam Seblat Provinsi Bengkulu dicabut.

Pasalnya, Bentang Alam Seblat menjadi area kunci habitat gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus).

"Empat perusahaan itu yaitu PT Inmas Abadi, PT Anugrah Pratama Inspirasi (API), PT Bentara Arga Timber (BAT), dan PT Alno Agro Utama (AAU) demi menyelamatkan gajah sumatera dari kepunahan," kata perwakilan KSBAS Suarli Sarim saat memperingati Hari Gajah Sedunia di Bengkulu, Senin (12/8/2024).

Baca juga: Gajah Kalimantan Dinyatakan Terancam Punah akibat Penggundulan Hutan

KSBAS Bengkulu yang beranggotakan organisasi dari mahasiswa, komunitas, siswa, dan masyarakat sipil tersebut berharap pihak berwenang dapat mencabut izin pertambangan batubara PT Inmas Abadi di area seluas 4.050 hektare yang berada di habitat kunci gajah Seblat.

Hal yang sama juga mesti dilakukan kepada PT Anugrah Pratama Inspirasi (PT API) dan PT Bentara Arga Timber (PT BAT) yang memiliki hak pengusahaan hutan seluas 44.476,15 hektare di Bentang Seblat.

Mereka juga mengusulkan pencabutan hak guna usaha (HGU) perkebunan PT Alno Agro Utama (AAU) yang membelah habitat gajah.

"Kami meminta KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) untuk lebih serius menyelamatkan gajah sumatera dengan menyelamatkan habitat satwa yang terancam punah ini," kata Suarli.

Baca juga: Anak Gajah Sumatera yang Lahir di TN Way Kambas Belum Diberi Nama

Populasi gajah sumatera di Bengkulu mengalami penurunan drastis, dari 100-150 pada 2008 menjadi tidak lebih dari 50 ekor saja pada 2024 ini.

Populasi hanya tersebar di dua kantong yaitu kantong Air Rami dan Air Teramang wilayah Kabupaten Bengkulu Utara dan Kabupaten Mukomuko.

Suarli menuturkan, penurunan populasi gajah salah satunya disebabkan oleh hilangnya hutan sebagai "rumah" satwa langka tersebut. Konsorsium Bentang Alam Seblat mencatat, ada tiga ekor gajah mati dalam kurun 2020-2022.

Baca juga: Setop Pembunuhan Gajah, Tindak Kejahatan Terhadap Satwa

Padahal, satwa gajah masuk ke dalam daftar merah spesies terancam punah atau critically endangered yang dikeluarkan Lembaga Konservasi Dunia, IUCN.

Gajah sumatera juga masuk dalam satwa dilindungi menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya dan diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.

Selain menjadi rumah terakhir gajah, Bentang Alam Seblat seluas 323.000 hektare juga memiliki fungsi layanan alam bagi kehidupan dan penghidupan rakyat di Kecamatan Putri Hijau dan Marga Sakti Seblat, terutama sebagai sumber air.

Menurut dia, berdasarkan pemantauan Konsorsium Bentang Alam Seblat pada periode 2020-2023, seluas 31.100 hektare dari 80.978 hektare area kunci habitat gajah di Bentang Alam Seblat rusak akibat perambahan hutan untuk dijadikan kebun sawit.

Baca juga: Tahukah Anda? Gajah Afrika Berperan Penting Lawan Perubahan Iklim

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hutan Kota Bantu Kurangi Risiko Kesehatan akibat Panas Ekstrem

Hutan Kota Bantu Kurangi Risiko Kesehatan akibat Panas Ekstrem

Pemerintah
Kisah Mennatullah AbdelGawad yang Integrasikan Pembangunan Berkelanjutan ke Sektor Konstruksi

Kisah Mennatullah AbdelGawad yang Integrasikan Pembangunan Berkelanjutan ke Sektor Konstruksi

Swasta
Kemiskinan Naik di Daerah Tambang, Pertumbuhan Ekonomi Hanya di Atas Kertas

Kemiskinan Naik di Daerah Tambang, Pertumbuhan Ekonomi Hanya di Atas Kertas

LSM/Figur
Ilmuwan Temukan Cara Manfaatkan Ampas Kopi untuk Beton

Ilmuwan Temukan Cara Manfaatkan Ampas Kopi untuk Beton

LSM/Figur
Cegah Kerusakan Hutan Perlu Perlindungan Sosial Berbasis Masyarakat

Cegah Kerusakan Hutan Perlu Perlindungan Sosial Berbasis Masyarakat

LSM/Figur
Kabar Baik, WMO Prediksi Lapisan Ozon Bisa Pulih Sepenuhnya

Kabar Baik, WMO Prediksi Lapisan Ozon Bisa Pulih Sepenuhnya

LSM/Figur
Adaro Masuk Daftar TIME World’s Best Companies 2024, Apa Strateginya?

Adaro Masuk Daftar TIME World’s Best Companies 2024, Apa Strateginya?

Swasta
Konvensi Panas Bumi IIGCE Berpotensi Hadirkan Investasi Rp 57,02 Triliun

Konvensi Panas Bumi IIGCE Berpotensi Hadirkan Investasi Rp 57,02 Triliun

Swasta
AI Bisa Tekan Emisi Karbon dan Tingkatkan Keuntungan Perusahaan, Bagaimana Caranya?

AI Bisa Tekan Emisi Karbon dan Tingkatkan Keuntungan Perusahaan, Bagaimana Caranya?

Swasta
Indonesia Turunkan Perusak Ozon HCFC 55 Persen Tahun 2023

Indonesia Turunkan Perusak Ozon HCFC 55 Persen Tahun 2023

Pemerintah
Masuk 500 Besar Perusahaan Terbaik Versi TIME, Intip Strategi ESG Astra

Masuk 500 Besar Perusahaan Terbaik Versi TIME, Intip Strategi ESG Astra

Swasta
Wanagama Nusantara Jadi Pusat Edukasi dan Konservasi Lingkungan di IKN

Wanagama Nusantara Jadi Pusat Edukasi dan Konservasi Lingkungan di IKN

Pemerintah
20 Perusahaan Global Paling 'Sustain' Versi Majalah TIME, Siapa 20 Teratas?

20 Perusahaan Global Paling "Sustain" Versi Majalah TIME, Siapa 20 Teratas?

Swasta
Tanpa Turunnya Emisi, Populasi Dunia Hadapi Ancaman Cuaca Ekstrem

Tanpa Turunnya Emisi, Populasi Dunia Hadapi Ancaman Cuaca Ekstrem

LSM/Figur
Kerajinan Lontar Olahan Perempuan NTT Diakui di Kancah Global

Kerajinan Lontar Olahan Perempuan NTT Diakui di Kancah Global

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau