KOMPAS.com - Sebuah studi yang dilakukan di Universitas Helsinki menunjukkan bahwa keanekaragaman tanaman pertanian dapat meningkatkan biomassa tanaman dan memperbaiki interaksi tanaman-mikroba. Hal ini bisa meningkatkan penyimpanan karbon dalam tanah.
Dalam studi tersebut, peneliti menyelidiki apakah peningkatan keanekaragaman tanaman dapat memengaruhi struktur dan fungsi komunitas mikroba untuk meningkatkan kesehatan tanah dan penyerapan karbon.
Untuk mengetahuinya, peneliti melakukan eksperimen dengan menggunakan spesies jelai sebagai serealia percobaan.
Baca juga: Logam Berat di Lautan Jadi Lebih Beracun akibat Perubahan Iklim
Peneliti kemudian menyelidiki bagaimana spesies pendamping jelai, seperti semanggi merah (Trifolium pratense), alfalfa (Medicago sativa), dan sawi putih (Cichorium intybus), memengaruhi hasil panen jelai.
Jelai ditanam di petak uji baik sendiri atau dengan satu, dua, empat, atau delapan spesies yang tidak ditanam di lahan.
"Temuan kami menunjukkan bahwa meningkatkan keanekaragaman tanaman dalam pertanian dapat menjadi strategi yang efektif untuk meningkatkan penyerapan karbon tanah pertanian," ungkap Anna-Liisa Laine dari Fakultas Ilmu Biologi dan Lingkungan Universitas Helsinki, dikutip dari Phys, Sabtu (12/10/2024).
Dalam ekologi, hubungan positif telah ditunjukkan secara eksperimental antara jumlah spesies tanaman dan fungsi ekosistem, seperti retensi karbon tanah.
Namun, ekosistem ladang sangat berbeda dari eksperimen yang meniru komunitas tanaman liar, karena ekosistem ladang mengandung satu spesies dominan.
Baca juga: Dorong Pertanian Hortikultura Berkelanjutan dengan Biopestisida dan Biostimulan
Para peneliti terkejut dengan seberapa cepat mikroba tanah merespons secara positif terhadap keanekaragaman tanaman, meskipun jelai merupakan spesies dominan di petak uji.
Temuan ini pun memberikan dukungan berbasis bukti yang sangat dibutuhkan untuk mengembangkan kebijakan pertanian berkelanjutan.
Menurut para peneliti, perluasan lahan pertanian telah menyebabkan penurunan karbon tanah yang diperlukan untuk menangkal perubahan iklim.
"Dalam praktiknya, bahkan sedikit peningkatan dalam kapasitas retensi karbon di ladang dapat menjadi signifikan, karena sebagian besar lahan di dunia telah dimanfaatkan untuk produksi pangan," kata Laine.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya