Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
ASA KEBERLANJUTAN

Lalu Lalang Kukang di Arboretum Busang, Bukti Keberhasilan Restorasi Alam

Kompas.com - 18/10/2024, 15:12 WIB
Hotria Mariana,
Erlangga Satya Darmawan,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

Keberhasilan di Arboretum Busang menjadi cermin perkembangan positif dalam upaya konservasi satwa liar di Indonesia, khususnya kukang. Dikutip dari laman kukang.id, sejak 1973, kukang telah dinyatakan sebagai satwa dilindungi berdasarkan Surat Keputusan (SK) Menteri Pertanian.

Baca juga: Komitmen MMSGI Menyulap Lahan Pascatambang Jadi Taman Kehidupan di Bumi Mahakam

Indonesia memiliki tiga spesies kukang, yaitu kukang Sumatera (Nycticebus coucang), kukang Jawa (Nycticebus javanicus), dan kukang Kalimantan (Nycticebus menagensis). Berdasarkan penilaian IUCN pada 2008, kukang Jawa diklasifikasikan sebagai "endangered" (terancam). Sementara, kukang Sumatera dan Kalimantan berstatus "vulnerable" (rentan).

Keberhasilan restorasi Arboretum Busang tidak hanya terlihat dari kehadiran kukang, tetapi juga dari beragam flora dan fauna lain yang kembali menghuni area ini. Di antara satwa avifauna yang terlihat adalah burung elang enggang, elang bondol, dara laut biasa, burung cabai merah, cabai bunga api, bentet kelabu, cucak kutilang, bangau tongtong, dan pekaka emas.

Berbagai jenis capung juga ditemukan, seperti camacinia gigantea, agrionoptera, macrodiplax cora, dan ictinogomphus decoratus.

Dari kelompok amfibi, tercatat kehadiran rhacophorus pardalis, kurixalus appendiculatus, dan amnirana nicobariensis. Sementara reptil yang kembali terlihat termasuk berbagai jenis ular, seperti dendrelaphis pictus, pareas carinatus, dan enhydris plumbea.

Keanekaragaman hayati itu menjadi bukti nyata bahwa Arboretum Busang telah berhasil menciptakan ekosistem yang sehat dan mendukung kehidupan berbagai spesies.

Selain sebagai kawasan konservasi, Arboretum Busang juga jadi area yang multifungsi. Tempat ini juga menjadi hutan pendidikan, penelitian, dan ekowisata. Bahkan, arboretum ini menjadi sumber bibit jenis lokal untuk program penghijauan di masa depan.

Berkat itu, Lurah Loa Ipuh Darat Ambo Dalle pun memuji keberadaan Arboretum Busang.

"Ini bukan sekadar taman biasa. Di dalamnya lengkap, ada flora dan fauna, termasuk jenis-jenis kayu ulin dan lainnya," katanya bangga.

Baca juga: Proyek Pompa Hidram MMSGI di Kolam Pascatambang Jadi Sumber Air Bersih untuk Warga

Kepala Teknik Tambang MHU Aris Subagyo menjelaskan, konservasi keanekaragaman hayati yang dilakukan oleh pihaknya merupakan bukti komitmen pihak dalam menjaga keberlanjutan. Kehadiran Arboretum Busang diharapkan dapat memancing spesies baru atau spesies langka untuk bisa kembali ke habitat aslinya.

Namun, kisah sukses tersebut bukan tanpa tantangan. Memulihkan lahan bekas tambang membutuhkan kesabaran dan konsistensi. MHU harus memastikan bahwa vegetasi yang ditanam tidak hanya tumbuh, tapi juga mampu mendukung kehidupan satwa liar.

Chief Executive Officer (CEO) MMSGI Sendy Greti mengatakan, program rehabilitasi lahan pascatambang pada arboretum Busang tidak hanya mengubah lahan yang dulunya area tambang menjadi hutan yang berfungsi secara ekologis, tetapi juga memastikan kelangsungan hidup spesies tumbuhan dan hewan endemik Kalimantan, termasuk kukang yang terancam punah.

Melalui proyek arboretum Busang, Sendy melanjutkan, pihaknya telah berhasil mengembalikan fungsi ekologis lahan tersebut dengan menanam berbagai tumbuhan endemik Kalimantan yang menjadi bagian penting dari keanekaragaman hayati lokal.

“Arboretum ini juga menjadi rumah bagi kukang Kalimantan, spesies yang terancam punah, sehingga selain memulihkan ekosistem hutan, kami turut berkontribusi dalam upaya pelestarian satwa endemik. Keberhasilan ini mencerminkan komitmen kuat MMSGI dan MHU dalam mengubah lahan pascatambang menjadi kawasan yang mendukung keseimbangan lingkungan secara berkelanjutan. Kami yakin bahwa inisiatif seperti ini adalah langkah penting dalam menjaga keberlanjutan alam sekaligus memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar,” tuturnya.

Kehadiran kukang Kalimantan di Arboretum Busang menjadi bukti bahwa dengan komitmen terhadap restorasi alam yang tepat dapat mengembalikan keseimbangan ekosistem. Upaya ini bukan sekadar tentang menghijaukan lahan, tapi juga membangun masa depan yang lebih berkelanjutan bagi Indonesia.

Cerita kukang di Arboretum Busang memberikan harapan bagi upaya konservasi di Indonesia. Ini menunjukkan bahwa dengan komitmen dan pengelolaan yang tepat, area pascatambang bisa diubah menjadi surga bagi satwa langka.

Saat matahari terbenam di Arboretum Busang, dan kukang-kukang mulai terbangun dari tidur siangnya, kita diingatkan akan resiliensi alam bahwa kehidupan, jika diberi kesempatan akan selalu menemukan jalan untuk bangkit dan berkembang.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Perum Perhutani Bakal Tanam 24 Juta Pohon

Perum Perhutani Bakal Tanam 24 Juta Pohon

Pemerintah
Peneliti BRIN Kembangkan Bahan Bakar Pesawat Berbahan Minyak Kelapa

Peneliti BRIN Kembangkan Bahan Bakar Pesawat Berbahan Minyak Kelapa

Pemerintah
Inggris Janjikan Dana Iklim 2 Miliar Poundsterling untuk Negara Berpendapatan Rendah

Inggris Janjikan Dana Iklim 2 Miliar Poundsterling untuk Negara Berpendapatan Rendah

Pemerintah
Jembatani Keterbatasan lewat Kesetaraan Pendidikan, MMSGI Bantu Akses Pendidikan di Desa-desa Kaltim

Jembatani Keterbatasan lewat Kesetaraan Pendidikan, MMSGI Bantu Akses Pendidikan di Desa-desa Kaltim

Swasta
InJourney dan RBF Dorong Inisiatif Pertanian Berkelanjutan di Prambanan Jateng

InJourney dan RBF Dorong Inisiatif Pertanian Berkelanjutan di Prambanan Jateng

BUMN
NASA Investasi 11,5 Juta Dollar AS untuk Rancang Pesawat Rendah Emisi

NASA Investasi 11,5 Juta Dollar AS untuk Rancang Pesawat Rendah Emisi

Pemerintah
Perempuan Berperan Penting Atasi Perubahan Iklim, Penggerak Solusi Inovatif

Perempuan Berperan Penting Atasi Perubahan Iklim, Penggerak Solusi Inovatif

Pemerintah
IBM: India Memimpin dalam Keberlanjutan Berbasis Akal Imitasi

IBM: India Memimpin dalam Keberlanjutan Berbasis Akal Imitasi

Swasta
Perjanjian Polusi Plastik Global di Korea Selatan Gagal Capai Kesepakatan

Perjanjian Polusi Plastik Global di Korea Selatan Gagal Capai Kesepakatan

Pemerintah
BMKG: Tebal Es Pegunungan Jayawijaya Tinggal 4 Meter

BMKG: Tebal Es Pegunungan Jayawijaya Tinggal 4 Meter

Pemerintah
Krisis Kemanusian akibat Konflik di Suriah, Anak-Perempuan Banyak Jadi Korban

Krisis Kemanusian akibat Konflik di Suriah, Anak-Perempuan Banyak Jadi Korban

Pemerintah
COP16 Riyadh: Pembicaraan Tinggi Lawan Degradasi Lahan Dimulai

COP16 Riyadh: Pembicaraan Tinggi Lawan Degradasi Lahan Dimulai

Pemerintah
PBB Desak Pemimpin Dunia Segera Bisa Akhiri AIDS pada 2030

PBB Desak Pemimpin Dunia Segera Bisa Akhiri AIDS pada 2030

Pemerintah
Mahkamah Internasional Buka Sidang Perubahan Iklim Terbesar, Ini Pembahasannya 

Mahkamah Internasional Buka Sidang Perubahan Iklim Terbesar, Ini Pembahasannya 

Pemerintah
Degradasi Lahan Semakin Cepat, Capai 1 Juta Km Persegi per Tahun

Degradasi Lahan Semakin Cepat, Capai 1 Juta Km Persegi per Tahun

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau