Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perusahaan Bahan Bangunan Raup Untung dari Produk Berkelanjutan

Kompas.com, 23 Oktober 2024, 15:39 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber ESG News

KOMPAS.com - Laporan terbaru dari Morningstar Sustainalytics memaparkan hampir 90 persen dari 110 perusahaan produk bangunan yang disurvei memperoleh sebagian pendapatan mereka dari produk dan layanan berkelanjutan.

Ini merupakan indikator yang signifikan, yang menunjukkan dunia makin fokus pada pentingnya solusi hemat energi dan ramah lingkungan dalam konstruksi.

Mengutip ESG News, Rabu (23/10/2024) sektor konstruksi saat ini menyumbang lebih dari 30 persen dari konsumsi energi global dan industri ini berada di bawah tekanan untuk memenuhi target nol bersih sebagaimana diuraikan dalam Perjanjian Paris.

Baca juga: “Social Enterprise” yang Ramah Lingkungan Masih Hadapi Stigma Negatif

Ini menjadikan sektor produk bangunan merupakan bagian integral dalam membentuk masa depan yang berlanjutan, terutama karena permintaan konstruksi tumbuh seiring dengan populasi global.

Keputusan yang dibuat tentang bagaimana bangunan dibangun dan dirawat pun akan menentukan konsumsi energi dan emisi jangka panjang sektor tersebut.

Kurang Transparansi

Meski ada statistik yang menggembirakan bahwa 90 persen perusahaan terlibat dalam keberlanjutan, tetapi 68 persen dari perusahaan tersebut tidak melaporkan berapa banyak pendapatan yang berasal dari solusi berkelanjutan.

Kurangnya transparansi ini menjadi tantangan utama investor dan regulator untuk menilai dampak sebenarnya dari inisiatif keberlanjutan perusahaan-perusahaan ini.

Berhubung lanskap ESG (Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola) terus berkembang, penting bagi perusahaan untuk memberikan pengungkapan yang lebih rinci dan konsisten tentang pendapatan terkait keberlanjutan mereka.

Kendati demikian laporan ini mengungkap Eropa berada di garis depan dalam mengintegrasikan keberlanjutan ke dalam industri produk bangunan.

Eropa memiliki jumlah perusahaan terbesar yang memperoleh lebih dari 50 persen pendapatan mereka dari solusi berkelanjutan, didorong oleh tekanan regulasi Uni Eropa.

“Peraturan ini merupakan pendorong utama di balik kepemimpinan Eropa dalam praktik bangunan berkelanjutan,” catat laporan Morningstar Sustainalytics.

Baca juga: Teknologi Baru Ini Diklaim Bisa Ubah Air Limbah Jadi Avtur Berkelanjutan

Keuntungan Bangunan Hijau

Bangunan hijau tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan tetapi juga memberikan keuntungan finansial dan meningkatkan kesejahteraan penghuninya.

Menurut World Green Building Council, bangunan hijau di Amerika Serikat menggunakan energi 25 persen lebih sedikit dibandingkan dengan bangunan non-hijau. Sementara di India, angka tersebut dapat mencapai hingga 50 persen.

Bangunan hijau juga lebih hemat biaya dalam jangka panjang, mengurangi biaya operasional melalui konsumsi energi dan air yang lebih rendah, dan menghasilkan sewa dan harga jual yang lebih tinggi karena daya tariknya bagi pembeli yang sadar akan keberlanjutan.

Sistem sertifikasi Leadership in Energy and Environmental Design (LEED) memperkuat manfaat itu, dengan mencatat bahwa bangunan bersertifikat biasanya memiliki nilai jual kembali yang lebih tinggi, biaya operasional yang lebih rendah, dan berkontribusi pada kesehatan publik yang lebih baik dengan menawarkan lingkungan dalam ruangan yang lebih sehat.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Ekspansi Sawit Picu Banjir Sumatera, Mandatori B50 Perlu Dikaji Ulang
Ekspansi Sawit Picu Banjir Sumatera, Mandatori B50 Perlu Dikaji Ulang
LSM/Figur
SBTi Rilis Peta Jalan untuk Industri Kimia Global
SBTi Rilis Peta Jalan untuk Industri Kimia Global
Pemerintah
Bukan Murka Alam: Melacak Jejak Ecological Tech Crime di Balik Tenggelamnya Sumatra
Bukan Murka Alam: Melacak Jejak Ecological Tech Crime di Balik Tenggelamnya Sumatra
Pemerintah
Agroforestri Sawit: Jalan Tengah di Tengah Ancaman Banjir dan Krisis Ekosistem
Agroforestri Sawit: Jalan Tengah di Tengah Ancaman Banjir dan Krisis Ekosistem
Pemerintah
Survei FTSE Russell: Risiko Iklim Jadi Kekhawatiran Mayoritas Investor
Survei FTSE Russell: Risiko Iklim Jadi Kekhawatiran Mayoritas Investor
Swasta
Tuntaskan Program KMG-SMK, BNET Academy Dorong Penguatan Kompetensi Guru Vokasi
Tuntaskan Program KMG-SMK, BNET Academy Dorong Penguatan Kompetensi Guru Vokasi
Swasta
Harapan Baru, Peneliti Temukan Cara Hutan Tropis Beradaptasi dengan Iklim
Harapan Baru, Peneliti Temukan Cara Hutan Tropis Beradaptasi dengan Iklim
Pemerintah
Jutaan Hektare Lahan Sawit di Sumatera Berada di Wilayah yang Tak Layak untuk Monokultur
Jutaan Hektare Lahan Sawit di Sumatera Berada di Wilayah yang Tak Layak untuk Monokultur
LSM/Figur
Industri Olahraga Global Bisa Jadi Penggerak Konservasi Satwa Liar
Industri Olahraga Global Bisa Jadi Penggerak Konservasi Satwa Liar
Swasta
FAO: Perluasan Lahan Pertanian Tidak Lagi Memungkinkan
FAO: Perluasan Lahan Pertanian Tidak Lagi Memungkinkan
Pemerintah
Banjir Sumatera Disebabkan Kerusakan Hutan, Anggota DPR Ini Minta HGU Ditiadakan
Banjir Sumatera Disebabkan Kerusakan Hutan, Anggota DPR Ini Minta HGU Ditiadakan
Pemerintah
Pupuk Indonesia: Jangan Pertentangkan antara Pupuk Organik dan Kimia
Pupuk Indonesia: Jangan Pertentangkan antara Pupuk Organik dan Kimia
BUMN
PLN Kelebihan Pasokan, Proyek WtE Dikhawatirkan Hanya Bakar Uang
PLN Kelebihan Pasokan, Proyek WtE Dikhawatirkan Hanya Bakar Uang
LSM/Figur
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Pemerintah
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau