KOMPAS.com - Hutan kemasyarakatan Mangara Mandiri dan Batu Kacah yang merupakan habitat orangutan di Kalimantan Tengah masuk ke dalam area yang terdegradasi, karena itu memerlukan restorasi.
Direktur Konservasi WWF-Indonesia Dewi Lestari Yani Rizki mengatakan, berdasarkan peta, terdapat area yang terbuka dalam area tersebut.
"Ini salah satunya masuk dalam koridor yang harus direstorasi. Urgensinya (restorasi) karena hutan ini sebagai mata pencaharian, kehidupan satwa liar, dan sebagai paru-paru dunia," ungkap Dewi dalam acara bertajuk Protect & Restore Our Nation di Kalimantan Tengah, Rabu (30/10/2024).
Baca juga:
Adapun Yayasan WWF Indonesia dan PT Indonesia Epson Industrys bekerja sama menanam 200.000 pohon di lahan seluas 300 hektare.
Sementara itu menurut President Director PT Indonesia Epson Industry Emile Pattiwael, lokasi Sebangau-Katingan dipilih karena adanya fragmentasi lahan seluas 8.000 hektare.
"Kawasan ini memerlukan dukungan restorasi dampak dari perluasan perkebunan, pembangunan jalan permukiman, dan kegiatan pertambangan," kata Emile.
Ia menambahkan bahwa Sebangau dan Katingan merupakan landskap prioritas untuk area restorasi, dan habitat penting bagi satwa liar. Area restorasi itu menjadi koridor 2 Taman Nasional Sebangau, dan Taman Nasional Bukit Baka Raya.
"Dengan menjaga koridor tersebut dapat menjaga berbagai keanekaragaman hayati termasuk satwa kunci, yaitu orangutan," ujar Emile.
Untuk diketahui, kegiatan penanaman lanskap Seka didukung Kesatuan Pemangkuan Hutan Produksi (KPHP) Katingan Hulu dan pengelola Hutan Kemasyarakatan Mangara Kawei. Penanaman pohon bakal dilakukan selama tiga tahun ke depan.
Baca juga: Eksplorasi Hutan Tropis dalam Stoples, Seni Berbalut Konservasi
"Kami berkomitmen dalam tiga tahun bekerja sama dengan WWF dan mungkin melibatkan NGO dan masyarakat sekitar, apakah pohon yang ditanam bisa tumbuh atau belum, kami pantau terus," tutur Emile.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya