JAKARTA , KOMPAS.com – Langkah Membumi Festival (LMF) 2024 berhasil mengumpulkan sampah dari plogging atau jogging sembari mengumpulkan sampah dengan melibatkan 100 orang peserta pada hari Minggu, 3 November 2024.
Plogging, konsep yang menggabungkan jogging dengan kegiatan bersih-bersih sampah, menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung LMF. Pasalnya, kegiatan ini sudah dua kali berturut-turut diadakan dalam acara tahunan Langkah Membumi Festival.
National Leader dari World Cleanup Day (WCD) Indonesia, Andy Bahari menjelaskan tujuan utama dari diadakannya kegiatan plogging dalam rangkaian acara LMF 2024 adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya dengan isu kebersihan lingkungan.
Baca juga: Dorong Keberlanjutan, Blibli Kembali Gelar Langkah Membumi Festival
“Kami ingin mengajak masyarakat, terutama yang tinggal di perkotaan, agar lebih peduli dengan isu sampah. Dengan plogging, masyarakat bisa berolahraga sekaligus berkontribusi menjaga kebersihan lingkungan,” ungkap Andy saat diwawancarai Kompas.com, (3/11/2024).
Sebanyak 100 orang peserta yang berpartisipasi dalam kegiatan ini mayoritas mahasiswa, meskipun ada pula orang dewasa hingga anak-anak yang turut antusias mengikuti plogging. Mereka memungut berbagai jenis sampah di sekitar area SPARK, mulai dari sampah organik hingga sampah anorganik.
Secara keseluruhan, kegiatan tersebut berhasil mengumpulkan sekitar 27 kilogram sampah. Walaupun terlihat ringan dari sisi bobot tetapi Andy menjelaskan sampah-sampah tersebut memiliki volume yang cukup besar. Sebagian besar sampah yang ditemukan berupa kemasan sekali pakai, seperti botol plastik, kaleng minuman, wadah styrofoam, serta bungkus makanan dan sedotan.
Baca juga:
Andy juga menambahkan bahwa 27 kilogram sampah yang terkumpul tersebut akan diserahkan kepada perusahaan atau mitra daur ulang untuk diproses lebih lanjut, demi memastikan tidak berakhir di tempat pembuangan akhir begitu saja.
“Kami tidak ingin sampah yang dikumpulkan ini berakhir di landfill (tempat pembuangan akhir). Setelah acara, semua sampah akan dikelola dan didaur ulang oleh mitra kami, sehingga kegiatan ini tidak hanya selesai di sini, tetapi memberikan dampak jangka panjang bagi lingkungan,” tambahnya.
Menurut Andy, respon masyarakat terhadap kegiatan plogging cukup positif. Banyak peserta yang merasa senang dapat berolahraga sekaligus berkontribusi menjaga kebersihan lingkungan.
Ia juga menambahkan bahwa kegiatan ini mampu menarik perhatian banyak anak muda yang lebih sensitif terhadap isu-isu lingkungan.
Baca juga: Antisipasi Perubahan Iklim, Langkah Membumi Festival 2024 Digelar Pada 2-3 November
“Selain membuat tubuh mereka lebih bugar, mereka juga terlihat senang bisa melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk lingkungan. Masyarakat tadi sangat antusias, apalagi kegiatan ini menggabungkan dua manfaat sekaligus yaitu sehat dan bersih,” pungkas Andy.
Andy berharap kegiatan seperti ini terus berkembang dan semakin inovatif, sehingga semakin banyak masyarakat yang sadar akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan peduli dengan isu-isu keberlanjutan, misalnya melalui kegiatan yang menyenangkan seperti plogging.
“Kami berharap dengan mengikuti kegiatan ini, masyarakat bisa lebih sadar akan gaya hidup ramah lingkungan. Dengan kesadaran itu, mereka mungkin akan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, misalnya membawa tote bag dan tumbler sendiri,” tuturnya.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya