Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perluas Jangkauan WASH+, Coca-Cola Europacific Partners Indonesia Luncurkan "Wawasan Nusantara"

Kompas.com - 07/11/2024, 12:00 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com – Coca-Cola Europacific Partners Indonesia (CCEP Indonesia) meluncurkan program "Wawasan Nusantara (WASH Management, Waste Management, and Nutrition for Nusantara), di Desa Kutamaneuh, Karawang, Jawa Barat (6/11/2024).

Program ini merupakan kelanjutan program WASH+ (Water Access, Sanitation and Hygiene +) komitmen upaya pengelolaan air berbasis masyarakat, sekaligus menjadi dasar pendekatan komprehensif program ini.

Wawasan Nusantara merupakan program WASH+ yang diperluas cakupannya pada pengelolaan sampah padat dan cair, peningkatan nutrisi masyarakat melalui pengembangan pertanian skala rumah tangga, dan pemberdayaan usaha mikro berbasis pengelolaan sampah dan produk pertanian.

“Melalui peluncuran Wawasan Nusantara, kami bermaksud memperluas pendekatan WASH+ yang merupakan program pengelolaan air berbasis masyarakat dengan mengintegrasikan pengelolaan sampah dan nutrisi berkelanjutan," ungkap Direktur Public Affairs, Communications, and Sustainability CCEP Indonesia, Lucia Karina, 

Pengembangan program ini diharapkan tidak hanya akan meningkatkan akses terhadap air bersih dan sanitasi, tetapi juga meningkatkan kesehatan lebih baik melalui perbaikan gizi dan menciptakan peluang ekonomi melalui usaha mikro berbasis sampah dan pertanian.

"Dengan para pemangku kepentingan terkait, kami berkolaborasi dalam aksi yang mendorong pembangunan masyarakat dan lingkungan yang berkelanjutan, sehingga juga dapat mempercepat pencapaian target pembangunan berkelanjutan pada tahun 2030,” jelas Lucia Karina.

Sebagai bagian dari acara peluncuran, CCEP Indonesia menyelenggarakan diskusi panel bertajuk “Pendekatan Terpadu dalam Menyediakan Akses Air Bersih, Sanitasi, dan Higienitas: Sebuah Telaah dari Proyek Berbasis Masyarakat.”

Fany Wedahuditama dari Water Stewardship Indonesia menyoroti pentingnya proses sensus desa dalam program WASH+.

“Sensus ini memungkinkan kami untuk mengukur indikator utama dan merancang intervensi berbasis data. Hasilnya menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam akses air bersih dan fasilitas sanitasi, yang secara positif berkontribusi terhadap kesehatan dan kesejahteraan masyarakat," ungkapnya.

Di kesempatan sama, Kepala Bidang Ekonomi & Sumber Daya Alam Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat, Eka Jatnika Sundana, menekankan pentingnya kolaborasi pemerintah dan sektor swasta dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.

“Program-program seperti Wawasan Nusantara, yang menggunakan pendekatan komprehensif untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, sangat penting dalam mempercepat pencapaian target pembangunan," ungkap Eka Jatnika Sundana.

Perkembangan ini juga disambut baik Camat Tegalwaru, Bunawan, “Program WASH+ telah membawa perubahan positif bagi masyarakat Kutamaneuh. Kami optimis bahwa Wawasan Nusantara akan memperluas manfaat ini dan berkontribusi pada peningkatan ketahanan dan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan.”

Karina menambahkan, “Kami berharap pengembangan program WASH+ menjadi Wawasan Nusantara dapat memberikan dampak yang komprehensif dan positif."

"Pendekatan terpadu yang menghubungkan pengelolaan air, sanitasi, sampah, dan nutrisi sangat penting untuk menciptakan dampak berkelanjutan dan mendukung target pembangunan nasional," ujar Karina,

"Dengan kolaborasi dan partisipasi aktif dari seluruh pemangku kepentingan, kami berharap program ini dapat menjadi model untuk diimplementasikan di daerah lain,” tambahnya.

Dia menyampaikan, sebagai bagian dari rencana aksi keberlanjutan CCEP Indonesia, Wawasan Nusantara selaras dengan fokus pengelolaan air dan kemasan berkelanjutan, khususnya target mencapai 100 persen penggunaan air regeneratif di lokasi-lokasi prioritas tahun 2030.

Baca juga: Masuk Musim Hujan, 19 Desa di Ponorogo Masih Krisis Air Bersih

 

"Selain itu, program ini juga akan berkontribusi pada upaya perusahaan untuk menciptakan dunia tanpa sampah melalui ekonomi sirkular yang inklusif," tegasnya,

"Dengan kolaborasi dan partisipasi aktif dari seluruh pemangku kepentingan, WAWASAN Nusantara diharapkan menjadi katalisator percepatan pembangunan berkelanjutan di Indonesia," pungkasnya.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Anagata Textile Produksi Seragam Medis Antivirus yang Ramah Lingkungan
Anagata Textile Produksi Seragam Medis Antivirus yang Ramah Lingkungan
Swasta
Pesut Mahakam Tinggal 62 Ekor, Menteri LH Sesalkan Penyelamatan Dipelopori Asing
Pesut Mahakam Tinggal 62 Ekor, Menteri LH Sesalkan Penyelamatan Dipelopori Asing
Pemerintah
Menteri LH: Jakarta Belum Serius Tangani Sampah, Limbah 8.000 Ton Masuk Bantargebang
Menteri LH: Jakarta Belum Serius Tangani Sampah, Limbah 8.000 Ton Masuk Bantargebang
Pemerintah
KLH Serahkan NDC Kedua, Targetkan Penurunan Emisi Lebih Ambisius
KLH Serahkan NDC Kedua, Targetkan Penurunan Emisi Lebih Ambisius
Pemerintah
Indonesia Jajaki Penggunaan Reaktor Nuklir Modular untuk Pasok Listrik di Wilayah Timur
Indonesia Jajaki Penggunaan Reaktor Nuklir Modular untuk Pasok Listrik di Wilayah Timur
Pemerintah
Serangga Penyerbuk Tanzania Siap Dongkrak Produktivitas Sawit Indonesia pada 2027
Serangga Penyerbuk Tanzania Siap Dongkrak Produktivitas Sawit Indonesia pada 2027
Swasta
IEA: Tak Ada Transisi Energi Tanpa Transmisi yang Andal
IEA: Tak Ada Transisi Energi Tanpa Transmisi yang Andal
Pemerintah
Presiden Prabowo Berpeluang Jadikan Indonesia Pemimpin Transisi Energi lewat Program 100 GW Surya
Presiden Prabowo Berpeluang Jadikan Indonesia Pemimpin Transisi Energi lewat Program 100 GW Surya
LSM/Figur
SIEW 2025: IEA Dorong Hilirisasi Mineral Kritis untuk Perkuat Ketahanan Energi
SIEW 2025: IEA Dorong Hilirisasi Mineral Kritis untuk Perkuat Ketahanan Energi
Pemerintah
Industri Karet di Kalbar Bertahan dari Krisis Iklim dan Kepungan Sawit
Industri Karet di Kalbar Bertahan dari Krisis Iklim dan Kepungan Sawit
LSM/Figur
SIEW 2025: Singapura Kaji Serius Pemanfaatan Reaktor Nuklir Kecil untuk Pembangkit Listrik
SIEW 2025: Singapura Kaji Serius Pemanfaatan Reaktor Nuklir Kecil untuk Pembangkit Listrik
Pemerintah
GBC Indonesia Perkuat Kolaborasi Industri untuk Mewujudkan Konstruksi Hijau dan Rendah Karbon
GBC Indonesia Perkuat Kolaborasi Industri untuk Mewujudkan Konstruksi Hijau dan Rendah Karbon
Swasta
Kemenhut Segel Tambang Emas Ilegal di Sekitar Mandalika
Kemenhut Segel Tambang Emas Ilegal di Sekitar Mandalika
Pemerintah
BMKG Peringatkan, Hujan Lebat Landa Sejumlah Daerah Sepekan ke Depan
BMKG Peringatkan, Hujan Lebat Landa Sejumlah Daerah Sepekan ke Depan
Pemerintah
Koperasi Jadi Harapan Baru Petani Karet di Kalbar di Tengah Lesunya Produksi
Koperasi Jadi Harapan Baru Petani Karet di Kalbar di Tengah Lesunya Produksi
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau