Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/11/2024, 07:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memaparkan isi pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Xi Jinping dalam pertemuan antara kedua pemimpin pemerintahan tersebut di China.

Pembicaraan keduanya antara lain membahas soal ekonomi biru dan tanggul laut raksasa atau great sea wall.

"Dalam pembicaraan bilateral banyak hal yang diharapkan kerja sama yang akan dilanjutkan, salah satunya terkait dengan pengembangan di sektor blue economy (ekonomi biru) yaitu pendalaman dalam sektor yang berbasis maritim mulai dari energi sampai tentu di sektor fisheries (perikanan)," kata Airlangga, sebagaimana dilansir Antara, Minggu (10/11/2024).

Baca juga: Aktor Penting dalam Ekonomi Biru, Masyarakat Pesisir Harus Berdaya

Pada Sabtu (9/11/2024), kedua pemimpin menyaksikan penandatangan sejumlah kesepakatan government to government.

Beberapa kesepakatan tersebut di antaranya adalah bidang ekspor buah kelapa segar, perikanan tangkap berkelanjutan, ekonomi biru, sumber daya mineral, mineral hijau, sumber daya air, pendanaan makan bergizi untuk anak sekolah hingga keamanan maritim.

Airlangga menyampaikan, Xi merespons baik beberapa proyek kerja sama dengan Indonesia, seperti Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

"Kemudian proyek ke depan Bapak Presiden menyampaikan terkait dengan great sea wall yaitu bendungan di utara Jawa," kata Airlangga.

Baca juga: Kembangkan Ekonomi Biru, Data Padang Lamun Mutlak Diperlukan

Selain itu, Airlangga juga menyebut ada pembicaraan mengenai pengembangan kawasan Two Countries Twin Parks yaitu pengembangan kawasan industri di kedua negara.

"Kemudian juga berbagai kegiatan termasuk implementasi yang lebih dalam dari local currency settlement atau LCS karena itu juga penting. Nah selain pilar-pilar di bidang ekonomi ini juga dibahas," ungkap Airlangga.

Sementara di sektor keamanan juga ada pembahasan yang akan ditindaklanjuti oleh Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahanan dari Indonesia dan China.

"Jadi suasananya sangat baik dan optimistis dalam pertemuan juga membahas geopolitik termasuk situasi terakhir dari terpilihnya Donald Trump di Amerika Serikat (AS)," tambah Airlangga.

Terkait dengan hubungan dagang dengan (AS), menurut Airlangga, Indonesia tidak perlu khawatir karena adanya mekanisme Indo-Pacific Economic Framework yang sudah ditandatangani.

Baca juga: Optimalisasi Ekonomi Biru Bisa Ciptakan 12 Juta Lapangan Kerja

Indonesia pun sedang dalam proses untuk masuk ke keanggotaan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) yang menjadi salah satu panggung ekonomi AS.

"Jadi jelas kemarin Bapak Presiden juga menyampaikan Indonesia adalah negara yang non-blok, non-align sehingga kita bisa bekerja sama dengan siapa pun. Apalagi sesudah pertemuan Beijing, Presiden akan segera ke Washington," kata Airlangga.

Terkait pendanaan makanan bergizi, Airlangga mengakui bahwa Pemerintah China mendukung Pemerintah Indonesia.

"Karena mereka juga sudah melaksanakan makan bergizi di sini, dan itu juga sudah ada di APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara)," tegas Airlangga.

Pemerintahan China mendukung program makan bergizi gratis yang diusung pemerintahan Prabowo dengan dicapainya kesepakatan pendanaan soal "Food Supplementation and School Feeding Programme in Indonesia".

Baca juga: Pengembangan Ekonomi Biru di Pulau Seribu Bisa Jadi Contoh KTT AIS

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau