Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Respons Desakan Stakeholders, Korporasi Semakin Aktif Implementasikan Sustainability

Kompas.com, 10 November 2024, 07:56 WIB
Anagatha Kilan Sashikirana,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Pelaku industri nasional semakin gencar menjalankan inisiatif keberlanjutan di Indonesia termasuk dalam aspek sosial dan lingkungan melalui berbagai program yang relevan.

Hal ini sejalan dengan meningkatnya desakan dari berbagai pemangku kepentingan (stakeholder) agar perusahaan menjalankan bisnis yang memperhatikan masa depan tanpa mengorbankan generasi mendatang.

Hal ini merupakan risalah dari seminar Pra-Munas Kagama XIV bertajuk “Komitmen Keberlanjutan Korporasi Dalam Aspek Sosial dan Lingkungan” yang diadakan Komunitas Kagama Persma di Jakarta, pada hari Sabtu (9/11/2024).

Baca juga:

Direktur PT J Resources Asia Pasifik Tbk, Anang Rizkani Noor, yang hadir sebagai salah satu narasumber, menyatakan bahwa kesadaran perusahaan akan pentingnya keberlanjutan (sustainability) sudah semakin meningkat.

“Artinya, segala hal yang dilakukan sekarang harus bisa memperhitungkan risiko di masa depan. Kemudian jika ada risiko, ada mitigasinya dan langkah penanggulangannya,” kata Anang.

Ia menambahkan bahwa perubahan iklim telah menyebabkan pemanasan global yang berdampak pada perubahan perilaku masyarakat, seperti petani di Berau, Kalimantan Timur, yang beralih menggarap sawah pada malam hari untuk menghindari panas berlebihan di siang hari.

Baca juga: Studi: Perubahan Iklim Makin Mengkhawatirkan akibat Polusi Plastik

Dalam acara yang sama, Vice President Sinerji Teknologi dan Operasi PT Pupuk Indonesia (Persero), William Kusnanto, turut menyampaikan bahwa perusahaannya telah menjalankan berbagai inisiatif untuk mengimplementasikan keberlanjutan.

“Kami di Pupuk Indonesia sudah mengembangkan inisiatif untuk membantu kurangi global emission. Di 2030, kami berkomitmen bisa kurangi 28% dari emisi kita. Setelah itu, 2060 nett zero emission,” jelas dia.

Baca juga: PLN Luncurkan Pengisian Daya Kendaraan Listrik di Bandung

Lebih lanjut William memaparkan, beberapa inisiatif yang telah dijalankan Pupuk Indonesia meliputi efisiensi energi, pengembangan energi hijau, hingga teknologi carbon capture.

Deputi Head HSE Harita Nickel, Iwan Syahroni, juga menekankan bahwa isu keberlanjutan menjadi aspek yang tidak bisa diabaikan oleh korporasi, termasuk di bidang hilirisasi nikel.

“Komitmen kami terhadap sustainability di antaranya kami manfaatkan bahan-bahan yang sebelumnya dibuang, itu bisa diolah menjadi baterai. Kemudian, kami juga gunakan biodiesel B30 dan ke depan akan kami naikkan hingga B40,” jelasnya.

Baca juga: Transisi Energi Bersih Terus Meningkat, Tapi Kemajuannya Tak Merata

Dalam acara ini turut hadir VP Public & Government Affairs ExxonMobil Indonesia, Dave Seta, serta Wakil Ketua Umum II Kagama, Anwar Sanusi.

Dalam sambutannya, Anwar menyampaikan bahwa rangkaian seminar ini merupakan upaya alumni Universitas Gadjah Mada untuk berkontribusi terhadap masyarakat, bangsa, dan negara.

“Apalagi tema sustainability ini sangat relevan dengan isu yang berkembang sekarang. Sehingga hal ini diharapkan bisa memberi penguatan ke masyarakat,” sambut Anwar.

Baca juga: Inovasi Sterilisasi Pangan Teknologi PEF Diklaim Lebih Ramah Lingkungan

Acara yang juga didukung oleh diselenggarakan atas dukungan PT Pupuk Indonesia, ExxonMobil Indonesia, Pertamina Gas Negara, Pertamina Hulu Energi, J Resources, dan Harita Nickel ini juga ingin memperlihatkan komitmen korporasi nasional dalam mendukung keberlanjutan di Indonesia, baik dari sisi sosial maupun lingkungan, yang diharapkan dapat mendukung kesejahteraan generasi mendatang.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Bencana Sumatera, BRIN Soroti Mitigasi Lemah Saat Siklon Senyar Terjadi
Bencana Sumatera, BRIN Soroti Mitigasi Lemah Saat Siklon Senyar Terjadi
Pemerintah
Nestapa Gajah Sumatera
Nestapa Gajah Sumatera
Pemerintah
Kerusakan Lingkungan Capai Rp 83 Triliun per Jam, PBB Desak Transformasi Sistem Pangan dan Energi
Kerusakan Lingkungan Capai Rp 83 Triliun per Jam, PBB Desak Transformasi Sistem Pangan dan Energi
Pemerintah
Menyelamatkan Spesies Endemik, Strategi Konservasi Taman Safari Indonesia di Era Perubahan Iklim
Menyelamatkan Spesies Endemik, Strategi Konservasi Taman Safari Indonesia di Era Perubahan Iklim
Swasta
Impor Limbah Plastik Picu Kenaikan Sampah Pesisir, Simak Penelitiannya
Impor Limbah Plastik Picu Kenaikan Sampah Pesisir, Simak Penelitiannya
LSM/Figur
Anak-anak Korban Bencana di Sumatera Dapat Trauma Healing
Anak-anak Korban Bencana di Sumatera Dapat Trauma Healing
Pemerintah
Cegah Deforestasi, Koalisi LSM Rilis Panduan Baru untuk Perusahaan
Cegah Deforestasi, Koalisi LSM Rilis Panduan Baru untuk Perusahaan
LSM/Figur
Dukung Pembelajaran Anak Disabilitas, Wenny Yosselina Kembangkan Buku Visual Inklusif
Dukung Pembelajaran Anak Disabilitas, Wenny Yosselina Kembangkan Buku Visual Inklusif
LSM/Figur
Kemendukbangga: Program MBG Bantu Cegah Stunting pada Anak
Kemendukbangga: Program MBG Bantu Cegah Stunting pada Anak
Pemerintah
Mengapa Anggaran Perlindungan Anak Harus Ditambah? Ini Penjelasannya
Mengapa Anggaran Perlindungan Anak Harus Ditambah? Ini Penjelasannya
LSM/Figur
Banjir di Sumatera, Kemenhut Beberkan Masifnya Alih Fungsi Lahan
Banjir di Sumatera, Kemenhut Beberkan Masifnya Alih Fungsi Lahan
Pemerintah
Limbah Plastik Diprediksi Capai 280 Juta Metrik Ton Tahun 2040, Apa Dampaknya?
Limbah Plastik Diprediksi Capai 280 Juta Metrik Ton Tahun 2040, Apa Dampaknya?
LSM/Figur
Koperasi Bisa Jadi Kunci Transisi Energi di Masyarakat
Koperasi Bisa Jadi Kunci Transisi Energi di Masyarakat
LSM/Figur
2025 Termasuk Tahun Paling Panas Sepanjang Sejarah, Mengapa?
2025 Termasuk Tahun Paling Panas Sepanjang Sejarah, Mengapa?
LSM/Figur
Jelajah Mangrove di Pulau Serangan Bali, Terancam Sampah dan Sedimentasi
Jelajah Mangrove di Pulau Serangan Bali, Terancam Sampah dan Sedimentasi
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau