KOMPAS.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengembangkan metode smart greenhouse, untuk pertanian berkelanjutan di Kalimantan Tengah.
Ketua Kelompok Riset Ekonomi Sirkular Berkelanjutan dalam Valorisasi Sumberdaya BRIN Tri Martini Patria mengatakan, sustainable smart greenhouse (SSG) dapat mengintegrasikan teknologi dalam sistem pertanian yang ramah lingkungan.
“SSG menjanjikan keberlanjutan dengan memanfaatkan teknologi untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya, mengurangi limbah, dan meningkatkan efisiensi produksi,” ujar Tri dalam keterangan tertulis, Senin (25/11/2024).
Baca juga:
Dia menjelaskan, penelitian terkait SSG bertujuan untuk mendapatkan indeks keberlanjutan dan siklus hidup sistem pada produksi tanaman hortikultura.
Selain itu, menerapkan inovasi pengelolaan smart greenhouse untuk produksi tanaman hortikultura, menghasilkan peta kesesuaian lahan, dan draf naskah akademik sebagai bahan rekomendasi kebijakan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah.
“Analisis life cycle assessment (LCA) dalam smart greenhouse menjadi metode penting untuk mengevaluasi dampak lingkungan dalam siklus hidup produk pertanian, sehingga mendorong keberlanjutan yang lebih ramah lingkungan,” tutur Tri.
Sementara itu, periset Pusat Riset Sistem Produksi Berkelanjutan dan Penilaian Daur Hidup BRIN Helena Lina Susilawati menilai, smart greenhouse merupakan solusi untuk menghadapi pertanian modern.
"Dengan pendekatan berbasis data, teknologi, dan inovasi, semoga sektor pertanian hortikultura di Kalimantan Tengah semakin siap bersaing di tingkat nasional maupun global,” ucap Helena.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura, dan Peternakan Kalimantan Tengah Sunarti mengaku berkomitmen, mendukung sektor pertanian melalui sistem smart greenhouse.
Dia menyebut, teknologi smart farming dan greenhouse dapat meningkatkan produktivitas tanaman serta keberlanjutan ekonomi.
“Petani dapat memanfaatkan teknologi ini untuk diversifikasi produk hortikultura bernilai ekonomi tinggi, seperti sayuran organik dan buah-buahan," kata Sunarti.
Baca juga:
"Dengan lingkungan yang terkontrol, kualitas hasil panen meningkat, membuka peluang pasar lokal hingga ekspor,” tambah dia.
Pihaknya bakal menganggarkan pembangunan smart greenhouse dengan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) untuk meningkatkan produktivitas petani lokal.
Adapun BRIN turut menginisiasi program participatory rural appraisal (PRA) untuk memahami kebutuhan pengelolaan smart greenhouse. Lalu, focus group discussion (FGD) yang membahas strategi keberlanjutan dan pengelolaan teknologi, pemetaan kesesuaian lahan, hingga bimbingan teknis.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya