KOMPAS.com - Yayasan Peta Bencana dan Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) meluncurkan chatbot berbasis artificial intelligence (AI), Petabencana.id, untuk nelayan tradisional.
Ketua Umum KNTI Dani Setiawan menjelaskan, kerja sama dilakukan guna meningkatkan mitigasi bencana, kesiapsiagaan, hingga adaptasi perubahan iklim bagi komunitas pesisir dan nelayan.
Selain itu, peta ini disusun agar nelayan kecil dan tradisional, pembudidaya, petambak tradisional, pengolah serta pemasar hasil kelautan, bisa beradaptasi dengan perubahan iklim.
Baca juga:
“Banyak persoalan yang timbul dari adanya perubahan iklim, di antaranya terkait dengan bencana alam yang kerap dialami oleh nelayan. Baik nelayan ketika berusaha di laut maupun nelayan ketika di permukimannya," ujar Dani dalam keterangan tertulis, Selasa (26/11/2024).
Dia menyampaikan bahwa banjir rob kerap melanda permukiman nelayan. Karena itu, platform Petabencana.id dapat memetakan bencana tersebut.
“Adanya rob menambah beban perempuan pesisir. Karena, selain merendam rumah dan jalan, rob juga sering kali menjadi penghambat perempuan pesisir memproduksi olahan hasil kelautan perikanan," ucap Dani.
Nelayan juga dapat melapor pada Petabencana.id bila mengalami kecelakaan di laut. Sementara itu, Direktur Yayasan Peta Bencana Nashin Mahtani ingin informasi bencana, mudah diakses dan dapat menyelamatkan banyak orang.
“Bermitra dengan KNTI memungkinkan kami memperluas jangkauan platform kami kepada nelayan tradisional Indonesia, memastikan mereka yang paling berisiko dapat membuat keputusan yang tepat selama bencana dan beradaptasi terhadap perubahan iklim," ucap Nashin.
Peta Bencana dan KNTI hendak memperkuat kesiapsiagaan bencana, melindungi mata pencaharian pesisir, dan mempromosikan solusi berkelanjutan melalui teknologi yang terbuka untuk umum.
Pihaknya menyebut, kerja sama mencakup beberapa hal, antara lain peningkatan kesiapsiagaan, kesadaran bencana bagi nelayan tradisional, dan komunitas pesisir melalui kampanye edukasi bagi komunitas.
Baca juga: Lestarikan Acara Petik Laut Tahunan, Avian Warnai 500 Kapal Nelayan
Kemudian memberikan informasi bencana secara real-time kepada nelayan, memastikan langkah evakuasi, serta mitigasi dapat dilakukan tepat waktu selama keadaan darurat
Mendukung upaya adaptasi perubahan iklim dengan mengintegrasikan pengetahuan tradisional, dan wawasan berbasis data untuk membangun ketahanan jangka panjang di wilayah pesisir.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya