Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/11/2024, 09:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Organisasi Riset Elektronika dan Telekomunikasi (OREI) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan riset penggunaan data citra satelit untuk memetakan daerah kumuh di perkotaan.

Permukiman kumuh merupakan suatu area yang mengalami penurunan kualitas fungsi sebagai tempat hunian dan tidak layak huni.

Hal itu karena ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat.

Baca juga: Dulu Kumuh dan Bau, Begini Pesona Kampung Bersih Nusantara di Pannampu Sekarang

Peneliti di Pusat Riset Sains Data dan Informasi Satrio Adi Priyambada mengatakan, rendahnya kualitas permukiman muncul sebagai dampak dari pertumbuhan penduduk yang tinggi, salah satunya laju urbanisasi. 

Lokasi riset penggunaan data citra satelit untuk memetakan daerah kumuh yang dipilih yaitu Jakarta yang mewakili Pulau Jawa dan Medan mewakili Pulau Sumatera. 

Pemilihan Jakarta dan Medan juga didasarkan pada perwakilan kota besar di pulau besar di Indonesia dengan pertimbangan jumlah populasi dan kepadatan penduduk berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS).

Satrio menuturkan, pemetaan terhadap daerah kumuh diperlukan agar pemerintah dapat menentukan rencana tata ruang daerah perkotaan khususnya di Kota Jakarta dan Medan yang mana dijadikan sebagai lokasi kegiatan. 

Baca juga: Makassar-Australia Berkongsi, Bangun Infrastruktur Hijau di Permukiman Kumuh

"Diharapkan penelitian ini membantu program pemerintah untuk mengurangi daerah kumuh dan meningkatkan kualitas masyarakat," terang Satrio dikutip dari situs web BRIN, Senin (25/11/2024).

Satrio menjelaskan, riset ini menggunakan referensi data dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, BPS, dan juga Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman mengenai kriteria, indikator dan kategori kumuh. 

Model yang diterapkan dalam riset ini adalah data acquisition, data pre-procesing, CNN data preparation, model training, dan analysis and evaluation.

"GEOMIMO atau Geo Informatika Multi Input Multi Output merupakan sebuah platform digital inovatif yang mengintegrasikan data citra satelit untuk mendukung pengambilan keputusan di berbagai bidang strategis," papar Satrio.

Baca juga: 8 dari 100 Rumah Tangga Indonesia Hidup di Tempat Tinggal Kumuh

Dia menambahkan, platform SPK GEOMIMO adalah wadah ke depannya akan digunakan untuk menampung aplikasi atau model terkait DSS berdasarkan penginderaan jarak jauh.

Meski demikian, Satrio menyampaikan riset tersebut mmerlukan perbaikan model, penambahan model, serta pemetaan lain. 

Dia menambahkan, riset lanjutan juga memerlukan perbaikan model dengan menggunakan data yang baru dan juga menambah klasifikasi area.

"Untuk tahap awal, yang dimasukkan ke dalam platform yaitu terkait area kumuh di perkotaan," tutur Satrio.

Baca juga: Upaya Desa Babaksari di Gresik Ubah Kumuh Menjadi Kampung Asri

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

China Berencana Bangun PLTS di Luar Angkasa, Bisa Terus Panen Energi Matahari

China Berencana Bangun PLTS di Luar Angkasa, Bisa Terus Panen Energi Matahari

Pemerintah
AS Pertimbangkan Tambang Laut Dalam untuk Cari Nikel dan Lawan China

AS Pertimbangkan Tambang Laut Dalam untuk Cari Nikel dan Lawan China

Pemerintah
LPEM UI: Penyitaan dan Penyegelan akan Rusak Tata Kelola Sawit RI

LPEM UI: Penyitaan dan Penyegelan akan Rusak Tata Kelola Sawit RI

Pemerintah
Jaga Iklim Investasi, LPEM FEB UI Tekankan Pentingnya Penataan Sawit yang Baik

Jaga Iklim Investasi, LPEM FEB UI Tekankan Pentingnya Penataan Sawit yang Baik

Pemerintah
Reklamasi: Permintaan Maaf yang Nyata kepada Alam

Reklamasi: Permintaan Maaf yang Nyata kepada Alam

LSM/Figur
Dampak Ekonomi Perubahan Iklim, Dunia Bisa Kehilangan 40 Persen GDP

Dampak Ekonomi Perubahan Iklim, Dunia Bisa Kehilangan 40 Persen GDP

LSM/Figur
Studi: Mikroplastik Ancam Ketahanan Pangan Global

Studi: Mikroplastik Ancam Ketahanan Pangan Global

LSM/Figur
Kebijakan Tak Berwawasan Lingkungan Trump Bisa Bikin AS Kembali ke Era Hujan Asam

Kebijakan Tak Berwawasan Lingkungan Trump Bisa Bikin AS Kembali ke Era Hujan Asam

Pemerintah
Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

LSM/Figur
Pakar Pertanian UGM Sebut Pemanasan Global Ancam Ketahanan Pangan Indonesia

Pakar Pertanian UGM Sebut Pemanasan Global Ancam Ketahanan Pangan Indonesia

LSM/Figur
3 Akibat dari Perayaan Lebaran yang Tidak Ramah Lingkungan

3 Akibat dari Perayaan Lebaran yang Tidak Ramah Lingkungan

LSM/Figur
1.620 Km Garis Pantai Greenland Tersingkap karena Perubahan Iklim, Lebih Panjang dari Jalur Pantura

1.620 Km Garis Pantai Greenland Tersingkap karena Perubahan Iklim, Lebih Panjang dari Jalur Pantura

LSM/Figur
Semakin Ditunda, Ongkos Atasi Krisis Iklim Semakin Besar

Semakin Ditunda, Ongkos Atasi Krisis Iklim Semakin Besar

LSM/Figur
Harus 'Segmented', Kunci Bisnis Sewa Pakaian untuk Dukung Lingkungan

Harus "Segmented", Kunci Bisnis Sewa Pakaian untuk Dukung Lingkungan

Swasta
ING Jadi Bank Global Pertama dengan Target Iklim yang Divalidasi SBTi

ING Jadi Bank Global Pertama dengan Target Iklim yang Divalidasi SBTi

Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau