JAKARTA, KOMPAS.com - Bdan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggandeng Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Diponegoro (Undip) untuk mengembangkan padi biosalin.
Padi biosalin adalah varietas yang dapat tumbuh pada lahan dengan kadar garam tinggi atau kondisi air payau, untuk meningkatkan produktivitas dan ketahanan padi.
Kementerian Pertanian menyebut, padi ini dapat beradaptasi pada kondisi lahan pesisir dan udara yang kadar garamnya tinggi. Padi salin dirilis Kementerian Pertanian berdasarkan Surat Keputusan Nomor 894 dan Nomor 895 Tahun 2020.
Baca juga:
Koordinator Kelompok Riset Pusat Riset Sistem Produksi Berkelanjutan dan Penilaian Daur Hidup (PRSPBPDH) BRIN, Tri Martini Patria mengatakan, varietas yang dikembangkan antara lain biosalin 1 agritan dan biosalin 2 agritan.
“Selain toleran terhadap salinitas, biosalin juga agak tahan terhadap hama wereng batang cokelat, penyakit hawar daun bakteri, dan hama blas,” ujar Tri dalam keterangan tertulis, Sabtu (28/12/2024).
“Sementara potensi hasilnya mencapai 8,75 ton per hektare untuk biosalin 1 dan 9,06 ton per hektar untuk biosalin 2,” tambah dia.
Anggota Dewan Pengarah BRIN Tri Mumpuni menjelaskan bahwa Indonesia memiliki garis pantai terpanjang setelah Kanada. Padi salin dinilai menjadi solusi untuk ketahanan pangan.
“Saat penduduk semakin banyak, tanah semakin sedikit, kita harus berinovasi agar suatu saat padi bisa tumbuh di laut. Apa yang bisa kita miliki mari kelola dengan masyarakat lokal supaya membawa manfaat yang lebih besar,” ungkap Mumpuni.
Baca juga: Pertanian Regeneratif Kunci Ketahanan Pangan Global
Adapun penelitian ini telah dimulai sejak 2021. Kepala Kampus Undip Jepara Nyoman Widiasa menyampaikan, kerja sama muncul setelah Pemerintah Kota Semarang menanam padi salin bersama BRIN.
“Undip berinisiasi untuk turut berkolaborasi dengan mengambil bagian untuk mengembangkan mina padi salin. Fokus kami di bidang marine, termasuk untuk padi salin kami siap bergandengan dengan BRIN,” tutur Nyoman.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya