Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertamina Geothermal Kembangkan Pupuk Ramah Lingkungan dari Panas Bumi

Kompas.com - 09/01/2025, 14:14 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) mengembangkan usaha di luar sektor kelistrikan melalui pemanfaatan produk sampingan panas bumi yaitu pupuk booster Katrili.

Pupuk booster Katrili ini memanfaatkan silika yang dihasilkan dari proses panas bumi. Silika tidak hanya menyuburkan tanah, tetapi juga meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan hama.

Pupuk yang dihasilkan dari panas bumi ini telah dimanfaatkan oleh para petani untuk tanaman padi di kawasan Lao-Lao Geothermal Park, Kelurahan Tondangow, Kecamatan Tomohon Selatan, Kota Tomohon, Sulawesi Utara.

Baca juga: Tanah yang Diolah dengan Pupuk Organik Bisa Simpan Lebih Banyak Karbon

Upaya ini menjadi solusi untuk menciptakan nilai tambah di sektor pertanian sekaligus memperkuat keberlanjutan produksi energi.

“Inisiatif ini menegaskan komitmen PGE dalam menciptakan dampak positif berkelanjutan melalui kolaborasi dan pemberdayaan masyarakat. Kami optimistis langkah ini dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap ketahanan pangan nasional dan pengembangan pertanian lokal,” ujar General Manager PGE Area Lahendong Novi Purwono dalam keterangan resmi, Kamis (09/01/2025).

Pupuk Booster Katrili merupakan hasil inovasi bersama PGE Area Lahendong dan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (FT UGM).

Endapan silika dari fluida panas bumi diolah menggunakan teknologi nano bersama kitosan, menghasilkan pupuk cair yang ramah lingkungan dan ekonomis.

Baca juga: Panas Bumi Jadi Andalan Bauran EBT Akhir Tahun Ini

 

Kolaborasi ini bertujuan membantu petani sekitar wilayah operasional PGE, memberikan solusi atas tantangan kelangkaan pupuk di Sulawesi Utara.

Selain berinovasi melalui pengembangan pupuk, PGE Area Lahendong juga membuka peluang kerja sama baru dari produk sampingan panas bumi.

Salah satunya melalui Memorandum of Understanding (MoU) dengan PT Gunung Hijau Masarang untuk pengolahan gula aren menggunakan fluida panas bumi.

Direktur Utama PGE Julfi Hadi menambahkan bahwa manfaat energi panas bumi tidak hanya terbatas pada penyediaan listrik sebagai energi bersih yang berkelanjutan, tetapi juga memiliki potensi besar dalam mendukung berbagai sektor lainnya, termasuk pertanian.

“Ini adalah langkah inovatif yang sejalan dengan komitmen kami untuk menciptakan nilai tambah dari energi panas bumi demi mendukung pembangunan yang lebih berkelanjutan dan inklusif di Indonesia,” pungkas Julfi Hadi.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau