Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/12/2024, 09:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Panas bumi bakal menjadi andalan utama bauran energi baru terbarukan (EBT) nasional tahun ini.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiyani Dewi mengatakan, porsi EBT dalam bauran energi nasional sampai saat ini mencapai 13,9 persen.

Hal tersebut disampaikan Eniya dalam acara peluncuran Global Hydrogen Ecosystem Summit and Exhibition 2025 (GHES2025) di Gedung Sarulla, Sekretariat Jenderal Kementerian ESDM, Selasa (17/12/2024).

Baca juga: Kementerian ESDM Segera Pangkas Durasi Perizinan Panas Bumi, dari 18 Bulan Jadi 5 Hari

Sementara itu, beberapa proyek pembangkit listrik panas bumi (PLTP) dijadwalkan mencapai Tanggal Operasi Komersial atau Commercial Operation Date (COD) dan Sertifikat Laik Operasi (SLO) dalam waktu dekat.

Proyek panas bumi yang diharapkan dapat beroperasi pada akhir tahun ini antara lain PLTP Sorik Merapi 41 megawatt (MW) yang telah memperoleh SLO pada 15 Desember.

Selain itu ada PLTP Salak Binari 15 MW dan PLTP Ijen 45 MW. 

"Dengan masuknya PLTP Sorik Merapi, kami optimistis kontribusi bauran EBT akan meningkat secara signifikan," ujar Eniya, dikutip dari situs web Kementerian ESDM.

Baca juga: Realisasi Dana Bonus Produksi Panas Bumi Capai Rp 950 Miliar

Dengan tambahan kapasitas sejumlah PLTP, bauran EBT ditarget bisa mencapai 14,1 persen pada akhir tahun 2024.

Eniya menyampaikan, selain pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), potensi panas bumi masih sangat besar dan merupakan potensi yang bisa dikembangkan dengan cepat dan mudah untuk mencapai lebih banyak COD.

Hingga saat ini, kontribusi listrik yang dihasilkan dari panas bumi telah mencapai 5 persen dari total bauran energi nasional, atau sekitar 40 persen dari bauran energi baru terbarukan (EBT). 

Energi panas bumi juga memainkan peran penting dalam mendukung upaya dekarbonisasi sektor ketenagalistrikan Indonesia.

Baca juga: Dorong Pengembangan Panas Bumi, Prabowo-Gibran Perlu Beri Investor Insentif

Hingga 2024, pemerintah telah mengidentifikasi 362 titik potensi panas bumi dengan total potensi 23,6 GW. 

Selama 10 tahun terakhir, kapasitas terpasang PLTP telah meningkat sebesar 1,2 GW, sehingga total kapasitas terpasang PLTP Indonesia kini mencapai 2,6 GW. 

Pemanfaatan tersebut setara dengan 11 persen dari total potensi panas bumi Indonesia, menjadikannya sebagai produsen listrik panas bumi terbesar kedua di dunia.

Baca juga: Pemanfaatan Panas Bumi Masih Rendah, Pakar Saran Tingkatkan Kualitas Data

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau