Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 10 Januari 2025, 20:46 WIB
Erlangga Satya Darmawan,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

Sebagai upaya peningkatan kesadaran lingkungan, karyawan juga diberikan program edukasi agar tercipta kesadaran bahwa keberlanjutan lingkungan merupakan tanggung jawab bersama.

Lewat pendekatan tersebut, MHU telah berhasil membangun budaya kerja yang mengutamakan keselamatan dan keberlanjutan. Hal ini terlihat dari penurunan angka insiden kerja dan meningkatnya kesadaran karyawan terhadap pentingnya menjaga lingkungan.

Pendekatan ini juga menunjukkan komitmen MHU untuk mematuhi standar GMP sekaligus mendukung target SDGs.

Tak ingin upaya penerapan GMP sia-sia, MHU punya cara untuk mengukur keberhasilan pengimplementasian program lewat sistem dan sejumlah indikator di lapangan.

Baca juga: Jembatani Keterbatasan lewat Kesetaraan Pendidikan, MMSGI Bantu Akses Pendidikan di Desa-desa Kaltim

“Sistem ini mencakup penggunaan indikator kinerja, evaluasi berkala lewat audit dan inspeksi lapangan, serta pelaporan yang terintegrasi, baik dengan standar nasional maupun internasional,” ujarnya lagi.

Sebagai bagian dari kewajiban hukum, MHU turut melaporkan hasil implementasi GMP ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) setiap tiga bulan sekali. Laporan ini mencakup data tentang keselamatan kerja, pengelolaan limbah, hasil reklamasi, dan tanggung jawab sosial.

Lalu, setiap enam bulan, MHU melakukan evaluasi menyeluruh terhadap progres penerapan GMP.

“Evaluasi ini melibatkan tim lintas departemen untuk meninjau capaian, mengidentifikasi tantangan, dan menentukan langkah perbaikan. Feedback dari karyawan dan komunitas lokal juga diintegrasikan ke dalam evaluasi untuk memastikan pendekatan yang inklusif,” tambahnya.

Komitmen masa depan

Wijayono bercerita bahwa pihaknya berkomitmen untuk meningkatkan standar GMP meskipun menghadapi perubahan regulasi atau tantangan industri. Bagi MHU, GMP menjadi komitmen masa depan.

“GMP di MHU difokuskan pada tiga aspek utama—operasional, keselamatan kerja (safety), dan pengelolaan lingkungan—yang menjadi prioritas dalam memastikan praktik pertambangan dilakukan dengan teknik yang baik, aman, dan ramah lingkungan,” katanya.

Dalam konteks regulasi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), aspek safety dan lingkungan memiliki bobot yang lebih besar, sementara aspek sosial (community development) diakui, tetapi tidak memiliki standar yang seragam.

Adapun beberapa langkah yang diterapkan dalam mengatasi hal itu adalah berinvestasi dalam teknologi operasional yang efisien dan ramah lingkungan memanfaatkan alat modern.

Misalnya teknik mine planning berbasis perangkat lunak canggih untuk memastikan aktivitas tambang dilakukan dengan perencanaan optimal dan meminimalkan kerusakan lingkungan.

Kemudian, peningkatan keselamatan kerja lewat program safety induction, emergency drills, dan inspeksi berkala. Lalu, mereklamasi lahan bekas tambang.

MHU diakui Wijayono juga proaktif dalam memantau perubahan regulasi dari pemerintah, khususnya yang berkaitan dengan standar keamanan lingkungan. Juga tak segan berkolaborasi dengan pemerintah dan industri. Untuk mengembangkan standar teknis yang lebih baik lewat penerapan standar Work at Height.

MHU juga mengikuti program penilaian GMP yang diadakan oleh Kementerian ESDM. Keikutsertaan ini menjadikan MHU sukses meraih empat Piagam Penghargaan Utama sekaligus dalam ajang GMP Awards 2024.

Penghargaan itu meliputi kategori Pengelolaan Lingkungan Hidup, Penerapan Konservasi, Standarisasi dan Usaha Jasa Pertambangan, serta Pengelolaan Teknis.

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Tri Winarno menyebutkan, penghargaan GMP dimaksudkan untuk memberikan apresiasi kepada perusahaan pertambangan pemegang Kontrak Karya (KK), Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B), Izin Usaha Pertambangan (IUP), Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) ataupun perusahaan jasa pertambangan pemegang Izin Usaha Jasa Pertambangan (IUJP) yang berprestasi dalam menerapkan kaidah teknik pertambangan mineral dan batubara yang baik.

Baca juga: Terapkan Good Mining Practice, MHU Raih 5 Penghargaan GMP Award 2022 dari Kementerian ESDM

Adapun penilaian prestasi terkait penerapan kaidah teknik pertambangan yang baik didasari oleh sejumlah hal.

Hal itu meliputi aspek pengelolaan teknis, keselamatan, lingkungan hidup, penerapan konservasi, serta pengelolaan usaha jasa.

Menurut Tri, semua perusahaan yang berhasil mendapatkan penghargaan GMP adalah pihak yang sukses dalam menerapkan semua aspek tersebut.

Terkait hal itu, Wijayono mengatakan, pencapaian tersebut jadi bukti kuat perusahaan sebagai pionir dalam industri pertambangan yang bertanggung jawab.

Langkah strategis tersebut juga menjadi bukti nyata bahwa MHU dan MMSGI tidak hanya berorientasi pada keberhasilan bisnis semata, tetapi juga berkomitmen untuk mewujudkan cita-cita sebagai good corporate citizen.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
SBTi Rilis Peta Jalan untuk Industri Kimia Global
SBTi Rilis Peta Jalan untuk Industri Kimia Global
Pemerintah
Bukan Murka Alam: Melacak Jejak Ecological Tech Crime di Balik Tenggelamnya Sumatra
Bukan Murka Alam: Melacak Jejak Ecological Tech Crime di Balik Tenggelamnya Sumatra
Pemerintah
Agroforestri Sawit: Jalan Tengah di Tengah Ancaman Banjir dan Krisis Ekosistem
Agroforestri Sawit: Jalan Tengah di Tengah Ancaman Banjir dan Krisis Ekosistem
Pemerintah
Survei FTSE Russell: Risiko Iklim Jadi Kekhawatiran Mayoritas Investor
Survei FTSE Russell: Risiko Iklim Jadi Kekhawatiran Mayoritas Investor
Swasta
Tuntaskan Program KMG-SMK, BNET Academy Dorong Penguatan Kompetensi Guru Vokasi
Tuntaskan Program KMG-SMK, BNET Academy Dorong Penguatan Kompetensi Guru Vokasi
Swasta
Harapan Baru, Peneliti Temukan Cara Hutan Tropis Beradaptasi dengan Iklim
Harapan Baru, Peneliti Temukan Cara Hutan Tropis Beradaptasi dengan Iklim
Pemerintah
Jutaan Hektare Lahan Sawit di Sumatera Berada di Wilayah yang Tak Layak untuk Monokultur
Jutaan Hektare Lahan Sawit di Sumatera Berada di Wilayah yang Tak Layak untuk Monokultur
LSM/Figur
Industri Olahraga Global Bisa Jadi Penggerak Konservasi Satwa Liar
Industri Olahraga Global Bisa Jadi Penggerak Konservasi Satwa Liar
Swasta
FAO: Perluasan Lahan Pertanian Tidak Lagi Memungkinkan
FAO: Perluasan Lahan Pertanian Tidak Lagi Memungkinkan
Pemerintah
Banjir Sumatera Disebabkan Kerusakan Hutan, Anggota DPR Ini Minta HGU Ditiadakan
Banjir Sumatera Disebabkan Kerusakan Hutan, Anggota DPR Ini Minta HGU Ditiadakan
Pemerintah
Pupuk Indonesia: Jangan Pertentangkan antara Pupuk Organik dan Kimia
Pupuk Indonesia: Jangan Pertentangkan antara Pupuk Organik dan Kimia
BUMN
PLN Kelebihan Pasokan, Proyek WtE Dikhawatirkan Hanya Bakar Uang
PLN Kelebihan Pasokan, Proyek WtE Dikhawatirkan Hanya Bakar Uang
LSM/Figur
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Pemerintah
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Pemerintah
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau