Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/01/2025, 20:46 WIB
Erlangga Satya Darmawan,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

Bagi MHU, penerapan GMP bukan sekadar pemenuhan regulasi, tetapi menjadi bagian dari visi perusahaan sebagai wujud good corporate citizen.

"GMP menjadi fondasi kami dalam memberikan manfaat nyata bagi lingkungan dan masyarakat. Ini bukan sekadar pemenuhan regulasi, tapi komitmen jangka panjang," ujar General Manager Mining Support MHU, Wijayono Sarosa, saat wawancara tertulis dengan Kompas.com, Selasa (17/12/2024).

Baca juga: Komitmen Dorong Kemandirian Ekonomi, PPM MHU Sabet Tamasya Award 2024

Komitmen tersebut diwujudkan melalui berbagai program corporate social responsibility (CSR) berbasis social mapping yang efektif dan berkelanjutan.

Pendekatan dirancang untuk memahami kondisi sosial, budaya, dan lingkungan masyarakat di sekitar area operasional secara mendalam sambil tetap menghormati adat istiadat dan kebudayaan setempat.

Cerita MHU integrasikan ESG dan GMP

Dalam mengimplementasikan komitmennya, MHU menyusun kerangka GMP dan ESG yang komprehensif untuk diintegrasikan pada operasional perusahaan.

Dari sisi lingkungan, GMP berperan meminimalkan dampak langsung operasional tambang, seperti degradasi lahan dan polusi.

 

Sementara itu, ESG mengambil pendekatan yang lebih komprehensif dengan mendorong keanekaragaman hayati, mengurangi emisi, hingga menangani isu perubahan iklim secara lebih luas.

Dalam konteks tanggung jawab sosial, perusahaan menerapkan GMP dengan memastikan kondisi kerja yang aman dan perlakuan yang adil terhadap komunitas lokal.

Sedangkan lewat pengimplementasian ESG, perusahaan memperluas cakupan itu dengan menambahkan keterlibatan komunitas dan komitmen terhadap hak asasi manusia (HAM) secara menyeluruh.

Pada aspek tata kelola, GMP menekankan kepatuhan terhadap regulasi dan transparansi operasional.

Kemudian, lewat implementasi ESG, perusahaan membangun fondasi yang lebih kokoh melalui penerapan etika korporat, praktik anti-korupsi, dan struktur tata kelola yang kuat.

Baca juga: Konsisten Dukung Indonesia NZE 2060, MMSGI Raih CNBC Awards 2023

Melalui kerangka itu, MHU pun kemudian membuat sejumlah program penting sebagai bagian dari pengimplmentasian konsep GMP yang sesuai dengan ketentuan dari pemerintah.

Untuk upaya memenuhi kebutuhan dasar masyarakat (household basic needs), MHU melakukan sejumlah upaya fundamental, seperti memastikan akses yang layak terhadap pelayanan kesehatan dan sanitasi serta mendukung pemenuhan pangan dan tempat tinggal yang memadai.

Inisiatif tersebut menjadi fondasi utama untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang berada di sekitar area operasional tambang.

Di bidang lingkungan, MHU melakukan transformasi lahan pascatambang menjadi Arboretum Busang, hutan konservasi seluas 16 hektare di Kelurahan Loa Ipuh Darat, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Program reklamasi dengan revegetasi area itu dimulai sejak 2018 menggunakan metode monokultur.

"Keberadaan Arboretum Busang membuktikan bahwa pemulihan lahan pascatambang bukan sekadar kewajiban, tetapi investasi jangka panjang untuk menjaga keseimbangan alam dan mendukung mitigasi perubahan iklim," ujar General Manager Mining Support MHU, Wijayono Sarosa.

Arboretum Busang merupakan lahan bekas tambang dari MHU yang kini berhasil disulap menjadi tanah bagi banyak kehidupan.Dok. MMSGI Arboretum Busang merupakan lahan bekas tambang dari MHU yang kini berhasil disulap menjadi tanah bagi banyak kehidupan.

MHU juga mengembangkan kawasan Agro-Edu-Wisata di Desa Jonggon Jaya dan Desa Margahayu melalui kolaborasi dengan Universitas Kutai Kartanegara, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), dan masyarakat lokal.

Baca juga: Lalu Lalang Kukang di Arboretum Busang, Bukti Keberhasilan Restorasi Alam

Dalam kawasan tersebut, perusahaan turut membangun Mini Ranch berupa peternakan sapi, penangkaran rusa sambar, serta pengembangan tanaman hortikultura seperti kebun kelengkeng, serai wangi, jagung, dan sorgum.

Komitmen keberlanjutan MHU juga ditunjukkan melalui partisipasinya sebagai pembeli unit karbon pertama di Bursa Karbon Indonesia dengan membeli 1.250 ton CO2eq pada September 2023.

Di sisi operasional, perusahaan berhasil mengurangi konsumsi energi hingga 20 persen melalui penerapan teknologi hemat energi serta menurunkan tingkat polusi air dan tanah hingga 30 persen dalam dua tahun terakhir melalui pengelolaan limbah berbasis reduce, reuse, recycle (3R).

“Bukan tanpa tantangan. Kami memahami juga bahwa penerapan GMP tak hanya membutuhkan teknologi dan kebijakan yang tepat, tapi juga komitmen serta partisipasi aktif dari seluruh karyawan melalui berbagai inisiatif untuk meningkatkan kesadaran K3 dan kepedulian terhadap lingkungan,” jelasnya.

Baca juga: Komitmen MMSGI Menyulap Lahan Pascatambang Jadi Taman Kehidupan di Bumi Mahakam

Beberapa hal yang dilakukan untuk melibatkan karyawan secara aktif turut dijelaskan oleh Wijayono, yakni pelatihan keselamatan dan lingkungan secara berkala, mulai identifikasi potensi bahaya, penggunaan alat pelindung diri (APD) dan penerapan standar Work at Height.

Pelatihan tak hanya bersifat teknis, tapi sampai memberikan pemahaman pentingnya menjaga keselamatan bagi diri sendiri, rekan kerja, dan lingkungan kerja.

MHU juga mengintegrasikan K3 dalam budaya kerja tidak hanya dalam operasional tambang, tapi juga dalam kegiatan harian dengan membuat kampanye kesadaran keselamatan.

“MHU mendorong karyawan untuk secara aktif melaporkan potensi bahaya dan insiden melalui sistem pelaporan yang mudah diakses. Selain itu, kami rutin mengadakan simulasi evakuasi, pemadaman kebakaran, dan penanganan insiden lainnya agar karyawan mampu merespons kondisi darurat secara efektif,” jelasnya.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau