Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CalyChar, Material Ajaib Ini Bisa Tangkap Jutaan Ton Karbon

Kompas.com - 10/01/2025, 15:06 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Editor

KOMPAS.com - Dalam upaya global untuk mengatasi perubahan iklim, para ilmuwan terus berinovasi mencari solusi yang lebih efisien dan ekonomis.

Salah satu terobosan terbaru datang dari kolaborasi antara Universitas Teesside dan Edinburgh, yang berhasil mengembangkan material inovatif bernama CalyChar.

Material ini diyakini mampu berperan signifikan dalam mengurangi kadar karbon dioksida (CO2) di atmosfer dengan biaya yang jauh lebih terjangkau dibandingkan teknologi penangkapan karbon yang ada saat ini.

CalyChar merupakan pengembangan lebih lanjut dari hydrochar, sebuah bahan mirip arang yang dihasilkan dari proses hidrotermal karbonisasi (HTC) terhadap limbah organik.

Proses HTC melibatkan pemanasan limbah organik bersama air dalam kondisi tertentu, menghasilkan bahan padat yang kaya karbon. Namun, hydrochar memiliki keterbatasan dalam menangkap CO2 secara efektif dalam jangka panjang.

Untuk mengatasi hal ini, para peneliti menambahkan komponen khusus seperti asam amino dan metal oksida ke dalam hydrochar, menciptakan material hibrida yang disebut CalyChar.

Baca juga: PLN Jakarta Genjot Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik untuk Tekan Emisi Karbon

Kombinasi bahan-bahan ini memberikan CalyChar kemampuan unik untuk menangkap dan menyimpan CO2 secara permanen dalam bentuk karbonat yang stabil.

Penelitian menunjukkan bahwa CalyChar memiliki potensi besar untuk mengurangi emisi karbon secara global. Diperkirakan pada tahun 2030, material ini dapat menyerap hingga 3,5-5 juta ton CO2 di Inggris dan hampir 30 juta ton CO2 di seluruh dunia.

Yang lebih menggembirakan, biaya penangkapan CO2 menggunakan CalyChar diperkirakan hanya sekitar 100 pound (setara Rp2 juta) per ton, jauh lebih rendah dibandingkan teknologi penangkapan karbon langsung (Direct Air Capture/DAC) yang saat ini masih sangat mahal.

Keunggulan biaya yang signifikan ini menjadikan CalyChar sebagai solusi yang lebih menarik secara ekonomis untuk mengatasi masalah perubahan iklim.

Dengan potensi penyerapan karbon yang besar dan biaya yang terjangkau, CalyChar menawarkan harapan baru dalam upaya mengurangi emisi gas rumah kaca dan mencapai target netralitas karbon.

Proyek inovatif ini sendiri tidak hanya berfokus pada pengembangan material CalyChar yang mampu menyerap karbon dioksida secara efisien, tetapi juga menggali lebih dalam mengenai dampak lingkungan dari penerapan material hasil karbonisasi ini terhadap tanah dan lahan basah.

Kolaborasi dengan Tees River Trust, sebuah organisasi konservasi habitat sungai terkemuka di Inggris Timur Laut, menjadi langkah strategis untuk memastikan bahwa solusi yang ditawarkan tidak hanya efektif dalam mengurangi emisi, namun juga berkelanjutan secara ekologis.

Potensi aplikasi CalyChar ternyata sangat luas. Selain perannya sebagai penyerap karbon, material ini juga dapat diintegrasikan ke dalam bahan bangunan seperti bio-beton dan bio-semen.

Dengan demikian, CalyChar tidak hanya membantu mengurangi jejak karbon sektor konstruksi, tetapi juga menawarkan solusi penyimpanan karbon jangka panjang yang inovatif.

Baca juga: Jepang Targetkan Potong Emisi Karbon hingga 60 Persen pada 2035

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Kemarau tetapi Hujan, BMKG Minta Petani Cerdas Kelola Air
Kemarau tetapi Hujan, BMKG Minta Petani Cerdas Kelola Air
Pemerintah
Dekarbonisasi Buka Peluang Indonesia Pimpin Industri Semen Hijau
Dekarbonisasi Buka Peluang Indonesia Pimpin Industri Semen Hijau
LSM/Figur
Kisah Perempuan Dayak Melawan Dampak Tambang dengan Cabai
Kisah Perempuan Dayak Melawan Dampak Tambang dengan Cabai
Pemerintah
Ulang Tahun Jakarta, Harapan Anak Muda untuk Kota Ramah Kaki, Hati, dan Paru
Ulang Tahun Jakarta, Harapan Anak Muda untuk Kota Ramah Kaki, Hati, dan Paru
LSM/Figur
KLH Tindak TPA Ilegal, Tersangka Divonis 5 Tahun dan Denda Rp 3 Miliar
KLH Tindak TPA Ilegal, Tersangka Divonis 5 Tahun dan Denda Rp 3 Miliar
Pemerintah
Tambah Usia, Tambah Hijau: Jakarta Bisa Adopsi Hutan Vertikal dan Pajak Karbon Warga
Tambah Usia, Tambah Hijau: Jakarta Bisa Adopsi Hutan Vertikal dan Pajak Karbon Warga
LSM/Figur
Tingkatkan Akses Air Bersih, Germany Brilliant Renovasi Fasilitas Sanitary Masjid Atta’awun
Tingkatkan Akses Air Bersih, Germany Brilliant Renovasi Fasilitas Sanitary Masjid Atta’awun
Swasta
Perubahan Iklim Pangkas Panen Global Meski Petani Sudah Beradaptasi
Perubahan Iklim Pangkas Panen Global Meski Petani Sudah Beradaptasi
LSM/Figur
Cuma 4 dari 30 Perusahaan Tuna Laporkan Tangkapan, Bahayakan Keberlanjutan
Cuma 4 dari 30 Perusahaan Tuna Laporkan Tangkapan, Bahayakan Keberlanjutan
LSM/Figur
Isu Emisi Karbon Tenggelam
Isu Emisi Karbon Tenggelam
Pemerintah
Lahan Bekas Tambang Solusi Pembiayaan Pembangunan PLTS
Lahan Bekas Tambang Solusi Pembiayaan Pembangunan PLTS
LSM/Figur
Viral Busa Muncul di Kanal Banjir Timur Jakut, DLH DKI Cek Sampel Air
Viral Busa Muncul di Kanal Banjir Timur Jakut, DLH DKI Cek Sampel Air
Pemerintah
Bioteknologi Kurangi Emisi Pertanian, Selamatkan 231 Juta Hektar Lahan
Bioteknologi Kurangi Emisi Pertanian, Selamatkan 231 Juta Hektar Lahan
LSM/Figur
Terancam Punah, Kakatua Jambul Kuning Pulau Moyo Dipantau dengan Camera Trap
Terancam Punah, Kakatua Jambul Kuning Pulau Moyo Dipantau dengan Camera Trap
Pemerintah
Mengurai Jejak Pohon, Begini Kiprah 2 Perempuan Peneliti di Garis Depan Forensik Kayu Indonesia
Mengurai Jejak Pohon, Begini Kiprah 2 Perempuan Peneliti di Garis Depan Forensik Kayu Indonesia
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau