"Para pembeli kredit itu akan juga berhati-hati dalam memastikan kredibilitas mereka tetap terjaga," ungkapnya pada Kompas.com pada Selasa (14/1/2025).
Namun, ternyata bukan hanya Indonesia yang melakukan hal tersebut. China dan India juga berupaya memonetisasi karbon dari pembangkit listrik gas.
Climate Home News pada Maret 2024 lalu mewartakan, terdapat 10 proyek gas di Asia yang jika ditotal menghasilkan reduksi emisi 19 juta ton karbon dioksida ekuivalen per tahun.
Jonathan Crook dari Carbon Market Watch menyatakan, "Proyek-proyek tersebut sangat tidak pantas."
Salah satu sebabnya adalah karena proyek itu sebenarnya bergantung pada infrastruktur energi fosil.
Putra Adhiguna mengatakan, Indonesia lewat perdagangan karbon internasional di bursa kali ini mungkin baru "testing the water."
Apakah akan ditanggapi positif oleh pasar dan laku? Let's see....
Baca juga: Bagaimana Cara Kerja Perdagangan Karbon?
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya