KOMPAS.com - Grab mengumumkan kerja sama dengan produsen mobil China BYD untuk penyediaan hingga 50.000 kendaraan listrik (EV) BYD.
Kendaraan listrik itu nantinya akan digunakan mitra pengemudi Grab di seluruh Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Dengan beberapa model mobil yang akan digunakan adalah Denza D9 dan BYD Atto 3.
Kolaborasi ini pun diharapkan dapat meningkatkan adopsi EV di wilayah tersebut.
Mengutip Business Times, Jumat (17/1/2025), mitra pengemudi Grab akan mendapatkan akses ke kendaraan BYD dengan tarif paling kompetitif dengan garansi baterai EV yang lebih panjang.
Baca juga: Targetkan Netral Karbon pada 2040, Grab Genjot Kendaraan Listrik
Pengemudi juga akan memiliki pilihan untuk menyewa EV dari mitra armada Grab atau memilih dukungan pembiayaan melalui skema kepemilikan mobil perusahaan.
Kemitraan ini juga bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan kendaraan ramah lingkungan bagi pengguna Grab.
Di Singapura dan Thailand, pengguna akan dapat memilih kendaraan ramah lingkungan tanpa biaya tambahan.
“Kolaborasi ini memungkinkan kami untuk mendorong transisi ke kendaraan listrik dengan menurunkan hambatan finansial yang sering dikaitkan dengan kendaraan listrik, dan dalam jangka panjang memberikan manfaat ekonomi bagi mitra pengemudi kami yang mungkin mencakup penghematan biaya bahan bakar,” kata Chuck Kim, direktur pelaksana pengembangan bisnis grup di Grab.
Baca juga: Hampir Seluruh Penjualan Mobil di Norwegia adalah Kendaraan Listrik, Ini Resepnya
Selain itu, perusahaan akan bekerja sama untuk mengintegrasikan teknologi antara kendaraan BYD dan platform serta layanan Grab.
Sebagai bagian dari kerja sama ini, aplikasi pengemudi Grab akan dipasang di unit utama kendaraan BYD.
Hal itu kemudian akan memungkinkan pengemudi melihat navigasi, dan obrolan mereka di layar yang lebih besar, alih-alih harus merujuk ke ponsel pintar mereka.
Selain itu, data real time juga akan disediakan pada pengemudi sehingga dapat menggunakan data tersebut untuk meningkatkan perilaku mengemudi mereka.
Di sisi lain grab juga akan menggunakan data real time dari kendaraan BYD seperti sinyal wiper dan kecepatan perjalanan, untuk lebih mencocokkan pengemudi dengan area dengan permintaan tinggi dan memberikan perkiraan waktu kedatangan yang lebih akurat untuk perjalanan.
Baca juga: Dorong Pemakaian EV, Penempatan Stasiun Pengisian Listrik Perlu Diperhatikan
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya