Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jejak Karbon Bulanan ChatGPT Setara 260 Penerbangan Jakarta - Dubai

Kompas.com - 30/01/2025, 12:50 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Emisi karbon yang berasal dari teknologi kecerdasan buatan (AI) mencapai tingkat yang mengkhawatirkan.

Studi komprehensif dari KnownHost mengungkap jejak karbon ChatGPT saja lebih dari 260.930 kg CO2 setiap bulan.

Dampak lingkungan ChatGPT pun disebut menyaingi perjalanan udara internasional, setara dengan 260 penerbangan antara Jakarta ke Dubai (sekitar 8,5 jam)

Hal tersebut menimbulkan pertanyaan mendesak tentang keberlanjutan dari teknologi kecerdasan buatan.

Pengungkapan ini penting karena industri teknologi menghadapi tekanan yang meningkat untuk mengatasi jejak karbonnya yang terus meningkat.

Sementara itu menurut studi yang sama, platform AI lainnya, meski menunjukkan total emisi bulanan yang lebih rendah, sebenarnya menghasilkan lebih banyak CO2 per interaksi.

Baca juga: Korporasi Targetkan Ulang Sasaran Iklim karena AI

Dikutip dari Sustainability News, Kamis (30/1/2025), platform AI Rytr misalnya, menghasilkan 10,1 gram CO2 per tampilan halaman.

Sedangkan Spellbook menghasilkan 6,5 gram, jauh lebih tinggi daripada dampak per tampilan ChatGPT yang menghasilkan 1,59 gram CO2.

Konsumsi Energi

Di balik emisi karbon AI terdapat infrastruktur pusat data yang makin haus energi.

Laporan Penggunaan Energi Pusat Data Amerika Serikat 2024 dari Berkeley Lab menyajikan tren yang mengkhawatirkan.

Konsumsi energi pusat data meningkat lebih dari dua kali lipat antara tahun 2017 dan 2023.

Lonjakan penggunaan daya berasal dari kebutuhan konstan untuk mempertahankan kondisi operasi yang optimal, termasuk sistem pendingin dan operasi server sepanjang waktu.

Laporan Badan Energi Internasional tahun 2024 juga memberikan gambaran yang lebih mengkhawatirkan untuk masa depan.

Teknologi AI yang maju bersama dengan operasi mata uang kripto dapat menggandakan konsumsi energi pada tahun 2026, dengan pusat data menyumbang sepertiga dari peningkatan ini.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Unhans dan University of Hawai’i Bahas Kemiri Jadi Bahan Bakar Pesawat

Unhans dan University of Hawai’i Bahas Kemiri Jadi Bahan Bakar Pesawat

LSM/Figur
Perayaan Paskah di Inggris Hasilkan 8.000 Ton Sampah Kemasan Telur Cokelat

Perayaan Paskah di Inggris Hasilkan 8.000 Ton Sampah Kemasan Telur Cokelat

Pemerintah
MIND ID Siapkan 4 Proyek Prioritas yang Bisa Didanai Danantara

MIND ID Siapkan 4 Proyek Prioritas yang Bisa Didanai Danantara

BUMN
Nestle Manfaatkan Limbah Sekam Padi untuk Bahan Bakar di 3 Pabrik

Nestle Manfaatkan Limbah Sekam Padi untuk Bahan Bakar di 3 Pabrik

Swasta
Penetapan Taman Nasional di Pegunungan Meratus Dinilai Ciderai Kehidupan Masyarakat Adat

Penetapan Taman Nasional di Pegunungan Meratus Dinilai Ciderai Kehidupan Masyarakat Adat

LSM/Figur
Langkah Hijau Apple, Pangkas Emisi Gas Rumah Kaca Global Lebih dari 60 Persen

Langkah Hijau Apple, Pangkas Emisi Gas Rumah Kaca Global Lebih dari 60 Persen

Pemerintah
Pengesahan UU Masyarakat Adat Jadi Wujud Nyata Amanat Konstitusi

Pengesahan UU Masyarakat Adat Jadi Wujud Nyata Amanat Konstitusi

LSM/Figur
KLH Tempatkan Tim Khusus Tangani Sampah Laut di Bali

KLH Tempatkan Tim Khusus Tangani Sampah Laut di Bali

Pemerintah
75 Tahun Hubungan RI-China Jadi Momentum Perkuat Pembangunan Hijau

75 Tahun Hubungan RI-China Jadi Momentum Perkuat Pembangunan Hijau

LSM/Figur
Pemprov DKI Pasang 111 Alat Pemantau Kualitas Udara, Bisa Diakses Lewat JAKI

Pemprov DKI Pasang 111 Alat Pemantau Kualitas Udara, Bisa Diakses Lewat JAKI

Pemerintah
KG Media Hadirkan Lestari Awards sebagai Ajang Penghargaan ESG

KG Media Hadirkan Lestari Awards sebagai Ajang Penghargaan ESG

Swasta
Tren Investasi Properti Indonesia Mengarah ke Keberlanjutan

Tren Investasi Properti Indonesia Mengarah ke Keberlanjutan

Pemerintah
Ahli Yakin Harimau Jawa Tak Mungkin Masih Ada dengan Kondisi Saat Ini

Ahli Yakin Harimau Jawa Tak Mungkin Masih Ada dengan Kondisi Saat Ini

LSM/Figur
Gapki Antisipasi Kebakaran Lahan Sawit Jelang Musim Kemarau

Gapki Antisipasi Kebakaran Lahan Sawit Jelang Musim Kemarau

LSM/Figur
Menteri LH: Gangguan Lingkungan di Pulau Kecil Masif akibat Tambang

Menteri LH: Gangguan Lingkungan di Pulau Kecil Masif akibat Tambang

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau