Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mitigasi Konflik Manusia-Gajah, Belantara Foundation Dirikan Pos Pantau di OKI

Kompas.com - 30/01/2025, 13:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Organisasi nirlaba Belantara Foundation mendirikan pos pantau di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, untuk memitigasi konflik antara manusia dan gajah liar.

Selain itu, lembaga tersebut memberikan sumbangan peralatan mitigasi konflik manusia-gajah kepada masyarakat.

Sejak 2022, Belantara Foundation menjalankan program kolaboratif bernama Living in Harmony.

Baca juga: 350 Gajah di Botswana Mati Diduga karena Keracunan Ganggang Biru-Hijau

Program tersebut bertujuan untuk mendorong hidup berdampingan serta terwujudnya harmonisasi antara manusia dengan gajah liar yang hidup di sebuah ekosistem yang sama di Lanskap Padang Sugihan, Kabupaten OKI, Sumatera Selatan.

Direktur Eksekutif Belantara Foundation Dolly Priatna mengatakan, Lanskap Padang Sugihan bukan hanya penting di Sumatera Selatan, tetapi se-Pulau Sumatera.

Pasalnya, kelompok gajah di wilayah tersebut memiliki populasi yang berpotensi mendukung pelestarian gajah sumatera secara jangka panjang.

Dia menambahkan, program konservasi gajah sumatera di Kabupaten OKI bersama para mitra berfokus pada tiga aspek.

Baca juga: Zimbabwe dan Namibia Buru Ratusan Gajah untuk Warganya yang Kelaparan

Pertama, pelatihan mitigasi konflik manusia-gajah. Kedua, penyadartahuan dan edukasi kepada anak-anak mengenai pelestarian gajah dan ekosistemnya. Ketiga, penanaman pakan gajah dan penggaraman tanah untuk memenuhi kebutuhan mineral yang menjadi nutrisi tambahan bagi gajah.

"Pada aspek mitigasi konflik, kami memberikan pelatihan kepada masyarakat di lima desa yang diikuti setidaknya 75 orang, dengan tujuan agar masyarakat bisa menangani konflik gajah secara mandiri sebelum petugas berwenang datang," kata Dolly dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (27/1/2025).

Terdapat lima desa yang menjadi mitra Belantara yaitu Desa Jadi Mulya, Desa Simpang Heran, Desa Banyu Biru, Desa Sri Jaya Baru, dan Desa Suka Mulya. 

Saat ini telah terbentuk setidaknya tiga kelompok masyarakat yang bertugas sebagai tim mitigasi konflik di Desa Jadi Mulya, Desa Simpang Heran, dan Desa Banyu Biru. 

Baca juga: Ancam Habitat Gajah Sumatera, Izin Perusahaan di Bentang Alam Seblat Didesak Dicabut

"Selain meningkatkan kapasitas melalui pelatihan, kami juga mendukung pembangunan infrastruktur berupa dua unit menara pantau gajah di Desa Jadi Mulya dan Desa Simpang Heran," papar Dolly.

Dolly menuturkan, lembaganya akan mengajak para pihak yang lebih luas lagi seperti pemerintah, sektor swasta, dan media untuk bahu-membahu dan berkontribusi pada program mitigasi konflik manusia-gajah. 

"Kami berharap program ini dapat memperkuat program konservasi gajah yang telah dilakukan pemerintah sehingga dapat tercipta harmonisasi dan koeksistensi antara manusia dengan gajah di Lanskap Padang Sugihan," papar Dolly.

Sekretaris Desa Jadi Mulya Heryanto menjelaskan, warga desa tersebut merupakan masyarakat transmigrasi yang diprogramkan pemerintah pada 1983.

Baca juga: Gajah Kalimantan Dinyatakan Terancam Punah akibat Penggundulan Hutan

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Ini Hitungan Kerugian Ekonomi yang Terjadi di Indonesia akibat Krisis Iklim
Ini Hitungan Kerugian Ekonomi yang Terjadi di Indonesia akibat Krisis Iklim
Pemerintah
Bukan dari Aspirasi Petani, Kebijakan Pertanian Sulit Kontribusi Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
Bukan dari Aspirasi Petani, Kebijakan Pertanian Sulit Kontribusi Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
LSM/Figur
BMKG Perkirakan Hujan Lebat Disertai Petir Bakal Landa Sejumlah Wilayah
BMKG Perkirakan Hujan Lebat Disertai Petir Bakal Landa Sejumlah Wilayah
Pemerintah
Incar Ekonomi Tumbuh 8 Persen, RI Perlu Andalkan Peternakan dan Perikanan
Incar Ekonomi Tumbuh 8 Persen, RI Perlu Andalkan Peternakan dan Perikanan
Pemerintah
Perubahan Iklim Bisa Ganggu Kualitas Tidur, Kok Bisa?
Perubahan Iklim Bisa Ganggu Kualitas Tidur, Kok Bisa?
Pemerintah
Koalisi Manajer Aset Net Zero Kembali, Tapi Tanpa Komitmen Iklim 2050
Koalisi Manajer Aset Net Zero Kembali, Tapi Tanpa Komitmen Iklim 2050
Pemerintah
7.500 Peserta Ikuti PLN Electric Run 2025, Ajang Lari Nol Emisi Pertama di Indonesia
7.500 Peserta Ikuti PLN Electric Run 2025, Ajang Lari Nol Emisi Pertama di Indonesia
BUMN
Jangkar Kapal Merusak Terumbu Karang di TN Komodo, Potret Gagalnya Tata Kelola Pariwisata
Jangkar Kapal Merusak Terumbu Karang di TN Komodo, Potret Gagalnya Tata Kelola Pariwisata
LSM/Figur
Studi Ungkap Emisi Penerbangan Nyata Bisa Tiga Kali Lipat Lebih Tinggi dari Kalkulator Karbon
Studi Ungkap Emisi Penerbangan Nyata Bisa Tiga Kali Lipat Lebih Tinggi dari Kalkulator Karbon
Pemerintah
Sektor Pertanian Harus Tumbuh 4,7 Persen Per Tahun Jika Pertumbuhan PDB RI Ingin Capai 8 Persen
Sektor Pertanian Harus Tumbuh 4,7 Persen Per Tahun Jika Pertumbuhan PDB RI Ingin Capai 8 Persen
LSM/Figur
Kemenaker: 104 Kecelakaan Kerja Terjadi di 'Smelter' Nikel, SOP hingga K3 Masih Diabaikan
Kemenaker: 104 Kecelakaan Kerja Terjadi di "Smelter" Nikel, SOP hingga K3 Masih Diabaikan
Pemerintah
Emisi Tak Terlihat dari Colokan Listrik
Emisi Tak Terlihat dari Colokan Listrik
Pemerintah
Pertamina dan KLHK Tanam Ratusan Pohon Produktif di Hulu DAS di Bogor
Pertamina dan KLHK Tanam Ratusan Pohon Produktif di Hulu DAS di Bogor
BUMN
Tropenbos Indonesia: Restorasi Gambut Swakelola di Tingkat Tapak Butuh Pendampingan
Tropenbos Indonesia: Restorasi Gambut Swakelola di Tingkat Tapak Butuh Pendampingan
LSM/Figur
KLH Targetkan Dekontaminasi Cikande Selesai Akhir November
KLH Targetkan Dekontaminasi Cikande Selesai Akhir November
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau