Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berapa Banyak Spesies yang Akan Punah akibat Perubahan Iklim?

Kompas.com - 31/01/2025, 19:06 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

Sumber NPR

KOMPAS.com - Ratusan riset yang memproyeksikan respon ragam spesies pada perubahan iklim telah dilakukan. Hasilnya beragam. Namun, belum pernah ada penelitian yang berusaha menarik kesimpulan besar dari semua riset yang telah dilakukan.

Studi oleh Mark urban dan rekannya dari University of Connecticut yang terbit di jurnal Science baru-baru ini mengisi gap tersebut.

"Saya ingin mendapatkan gambaran keseluruhan yang lebih baik untuk memberikan masukan kepada pengambil keputusan yang ingin tahu persis bagaimana perubahan iklim akan memicu risiko kepunahan," kata Urban menguraikan motivasi penelitiannya.

Urban menuturkan, saat ini suhu Bumi telah naik sekitar 1,3 derajat Celcius. 

Jika negara-negara memenuhi tujuan bersama sesuai Kesepakatan Paris pada 2015 untuk membatasi pemanasan hingga 1,5 derajat Celsius, sebanyak 1,8 persen spesies akan berisiko punah pada akhir abad ini.

Sementara jika pemanasan global tidak terkendali, misalnya meningkat sebesar 4 derajat Celsius, sebanyak 30 persen spesies bisa terancam.

Dengan perkiraan jumlah itu, menurut analisis Urban, Bumi terancam keilangan 160.000 spesies. Dalam skenario terburuk, hampir 3 juta spesies berpotensi akan punah akibat perubahan iklim. 

Baca juga: Sebagian Besar Keanekaragaman Hayati Hutan Hujan Terancam

"30 persen itu mungkin merupakan skenario yang terbaik dari skenario kasus terburuk," kata Cristian Román-Palacios, seorang ilmuwan data biologi di Universitas Arizona yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut, seperti dikutip NPR, Jumat (31/1/2025).

Melindungi Spesies

John Wiens, ahli biologi evolusi di Universitas Arizona, Amerika Serikat, mengungkapkan, perlu upaya yang lebih global untuk menyelamatkan spesies. 

Dalam banyak kasus, upaya menghentikan kepunahan berarti melestarikan habitat alami lewat kawasan lindung atau taman nasional. Namun, itu tidak selalu berhasil menyelamatkan spesies dari perubahan iklim.

"Anda dapat menghentikan semua kerusakan hutan hujan, memasukkan semuanya ke dalam cagar alam, tapi Anda masih kehilangan sepertiga spesies di Bumi. Ini memerlukan solusi yang lebih global, dalam hal menghentikan emisi karbon," kata Wiens.

Risiko yang dihadapi spesies sendiri beragam.

Menurut Urban, amfibi termasuk katak dan salamander lebih rentan terhadap perubahan iklim. Hal ini kemungkinan karena habitat mereka yang lebih sensitif terhadap perubahan lingkungan.

Upaya konservasi yang terarah dapat membantu memperlambat kepunahan, kata Urban, tetapi pada akhirnya itu bukan pengganti untuk mengurangi emisi.

"Studi ini memberikan pilihan yang jelas bagi para pembuat keputusan. Apakah kita akan membatasi emisi sekarang dan berupaya melindungi spesies yang saat ini terancam atau memilih cara lain yang akan merusak dunia kita?" kata Urban.

Baca juga: Bisakah Menanam Pohon di Kutub Utara Atasi Pemanasan Global?

 

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

10 Provinsi dengan Deforestasi Terparah Sepanjang 2024, 3 dari Kalimantan

10 Provinsi dengan Deforestasi Terparah Sepanjang 2024, 3 dari Kalimantan

LSM/Figur
AS Keluar dari Perjanjian Paris, Indonesia Harus Lebih Kuat Berkolaborasi

AS Keluar dari Perjanjian Paris, Indonesia Harus Lebih Kuat Berkolaborasi

LSM/Figur
Tak Jawab Akar Masalah, Tanggul Laut Dinilai Bakal Sia-sia

Tak Jawab Akar Masalah, Tanggul Laut Dinilai Bakal Sia-sia

LSM/Figur
Heboh Kebun Sawit dalam Hutan Lindung

Heboh Kebun Sawit dalam Hutan Lindung

Pemerintah
Serba-serbi 'Renewable Energy Certificate' PLN: Kelebihan Bagi Swasta dan Harganya

Serba-serbi "Renewable Energy Certificate" PLN: Kelebihan Bagi Swasta dan Harganya

BUMN
Pemerintah Tegaskan Bangun Tanggul Laut 700 Km, dari Banten sampai Jawa Timur

Pemerintah Tegaskan Bangun Tanggul Laut 700 Km, dari Banten sampai Jawa Timur

Pemerintah
Peluang Dagang Karbon Rp 184 Triliun dari Restorasi Gambut dan Rehabilitasi Mangrove

Peluang Dagang Karbon Rp 184 Triliun dari Restorasi Gambut dan Rehabilitasi Mangrove

Pemerintah
Pengawasan TPA Pembuangan Terbuka sampai Akhir Februari, Sanksi Menanti

Pengawasan TPA Pembuangan Terbuka sampai Akhir Februari, Sanksi Menanti

Pemerintah
YKAN: Emisi CO2 Naik 38 Persen jika Lahan Gambut Dikonversi ke Sawit

YKAN: Emisi CO2 Naik 38 Persen jika Lahan Gambut Dikonversi ke Sawit

LSM/Figur
Ganggang yang Melimpah di Indonesia Ini Calon 'Superfood' Masa Depan

Ganggang yang Melimpah di Indonesia Ini Calon 'Superfood' Masa Depan

LSM/Figur
Berapa Banyak Spesies yang Akan Punah akibat Perubahan Iklim?

Berapa Banyak Spesies yang Akan Punah akibat Perubahan Iklim?

LSM/Figur
Pendanaan Iklim Negara Rentan Meningkat 490 Miliar Dollar AS pada 2030

Pendanaan Iklim Negara Rentan Meningkat 490 Miliar Dollar AS pada 2030

Pemerintah
IESR Nilai Sertifikat REC PLN Tak Dorong Transisi Energi

IESR Nilai Sertifikat REC PLN Tak Dorong Transisi Energi

BUMN
Auriga: Deforestasi Indonesia Tahun 2024 Naik, Kalimantan Terparah

Auriga: Deforestasi Indonesia Tahun 2024 Naik, Kalimantan Terparah

LSM/Figur
AI Bisa Ciptakan 170 Juta Pekerjaan, tetapi Dampak Baiknya Tak Merata

AI Bisa Ciptakan 170 Juta Pekerjaan, tetapi Dampak Baiknya Tak Merata

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau