Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serba-serbi "Renewable Energy Certificate" PLN: Kelebihan Bagi Swasta dan Harganya

Kompas.com - 01/02/2025, 13:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Layanan listrik hijau dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) melalui Green as a Service (GEAS) Renewable Energy Certificate (REC)  tumbuh 117 persen pada 2024.

Layanan listrik hijau tersebut pada 2024 dinikmati oleh 7.354 pelanggan, meningkat lebih dari dua kali lipat bila dibandingkan 2023 yakni 3.378 pelanggan.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyatakan, REC merupakan solusi bagi sektor industri dan bisnis untuk memperoleh listrik hijau yang andal dan terjangkau.

Lantas apa saja kelebihan bagi swasta dan harga listrik dari REC PLN ini? Berikut ulasannya.

Baca juga: Pengguna Renewable Energy Certificate PLN Melonjak hingga 117 Persen

Kelebihan

REC merupakan suatu sertifikat dai PLN yang membuktikan bahwa produksi tenaga listrik per megawatt jam (MWh) berasal dari pembangkit listrik energi terbarukan.

Executive Vice President Komunikasi Korporat & TJSL PLN Gregorius Adi Trianto mengatakan, REC diluncurkan pada pada Agustus 2020.

REC didasarkan pada listrik yang dihasilkan oleh pembangkit energi terbarukan dari PLN seperti energi angin, surya, panas bumi, hidro, dan lain sebagainya.

Sertifikat REC memiliki sistem pelacakan APX Tradable Instrument for Global Renewables (TIGRs) dari Amerika Serikat (AS) sehingga memenuhi standar internasional.

Gregorius menuturkan, REC dihadirkan PLN untuk memfasilitasi sektor industri dan konsumen yang ingin berkontribusi pada pengurangan emisi karbon. 

"REC merupakan solusi bagi sektor industri dan bisnis untuk memperoleh listrik hijau yang andal dan terjangkau dalam rangka meningkatkan daya saing industri," kata Greg kepada Kompas.com, Jumat (31/1/2025).

Baca juga: Turunkan Emisi, PLN Rencanakan Pasang CCS di 4 Pembangkit Listrik

Dengan memanfaatkan REC, pelaku industri dapat mengeklaim bahwa energi listrik yang digunakan bersumber dari energi bersih.

Pelanggan dapat membeli sertifikat REC melalui website layanan PLN. Satu unit REC setara dengan 1 megawatt jam listrik yang berasal dari pembangkit energi terbarukan 

Harga

Harga per 1 MWh dari REC saat ini berkisar antara Rp 35.000 sampai Rp 57.750, tergantung pada jenis pembangkit energi terbarukan dan usia pembangkit. 

Gregorius menyampaikan, harga listrik dari REC tersebut sangat kompetitif.

"Terutama bagi perusahaan yang memiliki target netral karbon atau beroperasi di industri yang diwajibkan menggunakan energi bersih," papar Gregorius.

Baca juga: 8 Pembangkit PLN Suplai Listrik Hijau ke Pelanggan, Kapasitasnya Capai 10,99 TWh

Gregorius berujar, saat ini pengguna REC masih didominasi perusahaan multinasional.

Contohnya seperti Nike, PT Cheil Jedang Indonesia, PT Asahimas Chemical, PT Agincourt Resources, PT Indah Klat Pulp & Paper Tbk, PT Air Liquide Indonesia, PT South Pacific Viscose, PT Sorini Agro Asia Corporindo, PT Smelting, dan PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia.

"PLN terus mendorong penggunaan REC untuk perusahaan domestik melalui kerja sama dengan asosiasi industri, di mana salah satu ruang lingkupnya terkait penyediaan REC," papar Gregorius.

Pembangkit

Sampai saat ini, ada delapan pembangkit PLN yang telah menyuplai listrik hijau untuk pelanggan REC. 

Kedelapan pembangkit tersebut yakni Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang, PLTP Ulubelu, PLTP Lahendong, PLTP Ulumbu, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Cirata, PLTA Bakaru, PLTA Orya Genyem, dan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Lambur. 

Baca juga: PLN Jakarta Genjot Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik untuk Tekan Emisi Karbon

Gregorius menyampaikan, PLN akan terus meningkatkan kapasitas energi terbarukan.

Ketersediaan dan kapasitas pembangkit energi terbarukan sebagai sumber REC yang terus meningkat akan menarik investasi di Indonesia.

Dia menambahkan, hal tersebut juga akan berdampak pada peningkatan ekonomi dan pembukaan lapangan kerja baru. 

"Selain itu penggunaan REC juga akan membuka peluang untuk ekspor ke pasar internasional yang mengharuskan produk yang dihasilkan bersumber dari energi bersih," ucap Gregorius.

Baca juga: PLN Bakal Tambah 100 Gigawatt Listrik dari Energi Terbarukan

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau