Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ganggang yang Melimpah di Indonesia Ini Calon 'Superfood' Masa Depan

Kompas.com - 31/01/2025, 19:49 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Ganggang hijau (Chlorella vulgaris) yang juga melimpah di Indonesia ternyata bisa jadi superfood masa depan.

Hal itu dikemukakan Dr. Helen Onyeaka dari University of Birmingham, Inggris, dalam studi barunya. Ia menuturkan, ganggang itu bisa mengatasi tantangan ketahanan pangan global sekaligus mendorong keberlanjutan lingkungan.

C. vulgaris merupakan mikroalga air tawar yang padat nutrisi. Ganggang memiliki kadar protein tinggi (43–58 persen berat kering), lipid (5–58 persen), karbohidrat (12–55 persen), dan vitamin serta mineral penting seperti vitamin B, kalsium, dan magnesium.

Sementara manfaat kesehatannya meliputi sifat anti-tumor, potensi untuk mencegah penyakit Alzheimer, dan efek positif pada gangguan depresi mayor.

Ganggang ini juga dapat dimasukkan ke dalam produk makanan untuk meningkatkan nilai gizinya.

Dengan sifat antioksidan, dukungan kekebalan tubuh, serta efek detoksifikasi, ganggang itu pun bisa jadi nutraceutical--makanan yang punya manfaat kesehatan.

Baca juga: 5 Dampak Buruk Deforestasi, Ancam Siklus Air sampai Ketahanan Pangan

Tak hanya nilai gizinya, C. vulgaris menawarkan keuntungan lingkungan yang signifikan yakni membantu menangkap karbon dioksida dan membersihkan air limbah, yang sejalan dengan tujuan keberlanjutan global.

Selain itu, tidak seperti pertanian konvensional yang membutuhkan lahan dan sumber daya air yang luas, ganggang ini bisa dibudidayakan secara berkelanjutan dengan dampak lingkungan yang minim.

Meski punya potensi besar, tetap ada tantangan dalam mengoptimalkan produksinya.

Onyeaka menyebut, tantangan produksi ini bisa diatasi melalui kemajuan teknologi sehingga memungkinkan pengembangan Chlorella secara luas.

"Studi kami menggarisbawahi peran penting penelitian terapan dalam mengatasi tantangan ketahanan pangan global sekaligus mempromosikan keberlanjutan lingkungan," tambahnya.

Onyeaka dan timnya merekomendasikan, penelitian harus fokus pada peningkatan galur, pengembangan sistem budidaya yang efisien, dan mengatasi masalah untuk sepenuhnya mewujudkan potensi Chlorella sebagai sumber makanan yang berkelanjutan dan bergizi.

Temuan ini dipublikasikan di Journal of Food Science.

Baca juga: Mikroplastik Masuk Rantai Makanan, Ditemukan di Darah hingga Sumsum

 

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Tradisi Sasi: Cerita, Realita, dan Harapannya untuk Konservasi
Tradisi Sasi: Cerita, Realita, dan Harapannya untuk Konservasi
LSM/Figur
Guru Besar IPB: Revisi PP 24/2021 Harus Dijalankan dengan Hati-hati
Guru Besar IPB: Revisi PP 24/2021 Harus Dijalankan dengan Hati-hati
LSM/Figur
Belasan Tahun Dirawat, Orang Utan Mungky dan Dodo Kini Kembali ke Hutannya
Belasan Tahun Dirawat, Orang Utan Mungky dan Dodo Kini Kembali ke Hutannya
LSM/Figur
Celios Dorong 23 Ribu Desa Jadi Basis Pangan Restoratif, Kurangi Ketergantungan Beras
Celios Dorong 23 Ribu Desa Jadi Basis Pangan Restoratif, Kurangi Ketergantungan Beras
LSM/Figur
Krisis Iklim: Petani Berjaket dan Gembol Es Batu, Meninggal karena Panas Ekstrem
Krisis Iklim: Petani Berjaket dan Gembol Es Batu, Meninggal karena Panas Ekstrem
LSM/Figur
Celios: Terlalu Beras, Kebijakan Pangan Kita Berisiko Hiperinflasi
Celios: Terlalu Beras, Kebijakan Pangan Kita Berisiko Hiperinflasi
LSM/Figur
KLH Perluas Perdagangan Karbon Global, Gandeng Global Carbon Council dan Plan Vivo
KLH Perluas Perdagangan Karbon Global, Gandeng Global Carbon Council dan Plan Vivo
Pemerintah
Penggunaan Pupuk Kimia Tinggi, Tanda Pertanian Indonesia Belum Berkelanjutan
Penggunaan Pupuk Kimia Tinggi, Tanda Pertanian Indonesia Belum Berkelanjutan
LSM/Figur
Populasi Hiu Paus Kian Terancam, Dibutuhkan Rencana Aksi Nasional Baru
Populasi Hiu Paus Kian Terancam, Dibutuhkan Rencana Aksi Nasional Baru
Pemerintah
Energi Bersih Diperkirakan Gantikan 75 Persen Kebutuhan Bahan Bakar Fosil
Energi Bersih Diperkirakan Gantikan 75 Persen Kebutuhan Bahan Bakar Fosil
Pemerintah
Setelah 20 Tahun, WTO Resmi Larang Subsidi Perikanan Ilegal dan Merusak
Setelah 20 Tahun, WTO Resmi Larang Subsidi Perikanan Ilegal dan Merusak
Pemerintah
Menteri LH: Tanggul Beton di Cilincing Kantongi Persetujuan Lingkungan
Menteri LH: Tanggul Beton di Cilincing Kantongi Persetujuan Lingkungan
Pemerintah
Asia Tenggara Kini Jadi Magnet Hijau, Banjir Dana Iklim
Asia Tenggara Kini Jadi Magnet Hijau, Banjir Dana Iklim
Swasta
Lewat SuperSUN, PLN Hadirkan Energi Terbarukan untuk Dukung Pemerataan Akses Teknologi Pembelajaran di Maluku Utara
Lewat SuperSUN, PLN Hadirkan Energi Terbarukan untuk Dukung Pemerataan Akses Teknologi Pembelajaran di Maluku Utara
BUMN
ITDC Perkuat Konservasi Kawasan KEK Mandalika melalui Penanaman Mangrove
ITDC Perkuat Konservasi Kawasan KEK Mandalika melalui Penanaman Mangrove
BUMN
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau