Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/02/2025, 17:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memutuskan ikut campur urusan sedotan di dalam negeri.

Baru-baru ini, Trump menandatangani perintah eksekutif (semacam keputusan presiden atau keppres) untuk kembali menggunakan sedotan plastik.

Perintah eksekutif tersebut membatalkan kebijakan Presiden AS sebelummya, Joe Biden, yang memerintahkan penggunaan sedotan kertas. Biden beralasan, polusi plastik saat ini merupakan krisis.

Baca juga: USAID Ditutup Trump, Menkes Cari Negara Donor Lain

Pada 2024, Biden memerintahkan penghentian pembelian sedotan plastik secara bertahap oleh pemerintah AS. Aturan tersebut juga berlaku untuk peralatan makan dan kemasan plastik.

Sebagai bagian dari upaya yang lebih luas untuk menargetkan polusi plastik, Biden mengumumkan akan secara bertahap menghapus plastik sekali pakai dari kemasan makanan, operasional, dan acara pada 2027, dan dari semua operasional federal pada 2035.

Namun, kini setelah Trump menjadi Presiden AS, dia memerintahkan lembaga pemerintah untuk berhenti membeli sedotan kertas dan menyerukan strategi untuk menghilangkannya di seluruh negeri.

"Kita akan kembali ke sedotan plastik," kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih pada Senin (10/2/2025), sebagaimana dilansir BBC.

Baca juga: Trump Hentikan USAID, Proyek Terkait SDG di Indonesia Terdampak

Trump juga menyebut sedotan kertas tidak berfungsi serta menjijikkan karena larut di mulut.

"Jika ada sesuatu panas, benda-benda ini tidak bertahan lama, seperti hitungan menit, terkadang hitungan detik. Ini situasi yang konyol," kata Trump.

Pengkritik sedotan kertas

Trump telah lama mengkritik sedotan kertas.

Dalam kampanyenya pada 2020, sedotan plastik bermerek "Trump" dijual seharga 15 dollar AS untuk satu pak berisi 10 sedotan.

Secara total, kampanye tersebut dilaporkan menghasilkan hampir 500.000 dollar AS dari penjualan sedotan hanya dalam beberapa minggu pertama.

Baca juga: Transisi Energi Dunia Jalan Terus di Tengah Berbagai Kebijakan Trump

Beberapa statistik menyebutkan, jumlah sedotan minum sekali pakai yang digunakan di AS mencapai 500 juta per hari.

Angka tersebut masih diperdebatkan dan jumlah yang sebenarnya bisa lebih banyak dari itu.

Sejumlah kota dan negara bagian AS telah mengadopsi aturan yang membatasi penggunaan sedotan plastik atau mengharuskan bisnis menyediakannya hanya setelah diminta oleh pelanggan.

Statistik Program Lingkungan PBB menunjukkan 460 juta metrik ton plastik diproduksi setiap tahun.

Angka tersebut berkontribusi terhadap sampah di lautan dan mikroplastik yang dapat memengaruhi kesehatan manusia.

Baca juga: Trump Tarik AS dari Perjanjian Paris, Investasi Hijau Bisa Lari ke Negara Lain

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Jakarta Utara Disiapkan Jadi Contoh Pengelolaan Sampah di Indonesia

Jakarta Utara Disiapkan Jadi Contoh Pengelolaan Sampah di Indonesia

Pemerintah
Eksplorasi Metode Konversi Etanol ke Bensin Buka Potensi Energi Hijau Indonesia

Eksplorasi Metode Konversi Etanol ke Bensin Buka Potensi Energi Hijau Indonesia

LSM/Figur
Aksi Iklim Tak Boleh Gulung Tikar

Aksi Iklim Tak Boleh Gulung Tikar

Pemerintah
MIND ID Grup Ubah Sampah Plastik Jadi Media Tanam di Fasilitas Nursery

MIND ID Grup Ubah Sampah Plastik Jadi Media Tanam di Fasilitas Nursery

Swasta
Ketika Presiden AS Ikut Campur Urusan Sedotan Plastik...

Ketika Presiden AS Ikut Campur Urusan Sedotan Plastik...

Pemerintah
Teknologi dan Infrastruktur Tak Cukup untuk Capai Target Emisi 2050

Teknologi dan Infrastruktur Tak Cukup untuk Capai Target Emisi 2050

LSM/Figur
Negara Pencemar Terbesar Dunia Lewatkan Tenggat Waktu Target Iklim

Negara Pencemar Terbesar Dunia Lewatkan Tenggat Waktu Target Iklim

Pemerintah
Kebijakan dan Tujuan Lingkungan Ihwal Sampah Plastik Belum Selaras

Kebijakan dan Tujuan Lingkungan Ihwal Sampah Plastik Belum Selaras

LSM/Figur
Investor Pilih Label Hijau, Kabar Baik Sekaligus Alarm Greenwashing

Investor Pilih Label Hijau, Kabar Baik Sekaligus Alarm Greenwashing

Swasta
Minuman dalam Kemasan Plastik Kecil Paling Berbahaya bagi Lingkungan

Minuman dalam Kemasan Plastik Kecil Paling Berbahaya bagi Lingkungan

LSM/Figur
UNICEF: 100 Kematian Anak per Hari di Asia Timur Terkait Polusi Udara

UNICEF: 100 Kematian Anak per Hari di Asia Timur Terkait Polusi Udara

LSM/Figur
Australia Suntik Investasi Rp 130 Miliar untuk Energi Terbarukan hingga Pengelolaan Limbah

Australia Suntik Investasi Rp 130 Miliar untuk Energi Terbarukan hingga Pengelolaan Limbah

Pemerintah
Indonesia Jangan Muram, Kejar Ketertinggalan lewat Riset Biodiversitas

Indonesia Jangan Muram, Kejar Ketertinggalan lewat Riset Biodiversitas

LSM/Figur
Guru Besar IPB: Limbah Cair Pabrik Sawit Punya Nilai Ekonomi Jika Diolah

Guru Besar IPB: Limbah Cair Pabrik Sawit Punya Nilai Ekonomi Jika Diolah

LSM/Figur
Cek Kesehatan Gratis Dimulai, Limbah Medis Perlu Serta Jadi Perhatian

Cek Kesehatan Gratis Dimulai, Limbah Medis Perlu Serta Jadi Perhatian

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau