Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/02/2025, 11:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) menanam 50.000 pohon biomassa multifungsi di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Selain menanam pohon, anak perusahaan PT PLN tersebut meresmikan rumah bibit sebagai bagian dari program pengembangan biomassa berbasis kerakyatan di Desa Berdaya Energi Kelurahan Karang Asem, Gunungkidul.

Daun dari pohon yang ditanam dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak. Sedangkan rantingnya untuk kebutuhan co-firing alias pencampuran biomassa dengan batu bara di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). 

Baca juga: Studi: Ekspor Biomassa RI ke Jepang Melonjak Besar-besaran

Sementara rumah bibit yang diresmikan akan berfungsi sebagai pusat penyemaian dan bank bibit masyarakat, sehingga kebutuhan penanaman dapat berkesinambungan.

Direktur Biomassa PLN EPI Antonius Aris Sudjatmiko menjelaskan, program ini merupakan bagian dari komitmen PLN untuk mendukung transisi energi melalui pengembangan co-firing.

"Ekosistem biomassa ini tidak hanya mendukung ketahanan energi, tetapi juga ketahanan pangan dan lingkungan, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal," ujar Aris sebagaimana dilansir Antara, Selasa (11/2/2025).

Program ini sejalan dengan target PLN mengurangi emisi karbon melalui co-firing di PLTU.

Baca juga: PLTU Lontar Manfaatkan Sampah Biomassa Jadi Bahan Bakar

Penanaman pohon biomassa dari PT PLN EPI dilakukan sejak 2023 hingga 2025 di Sultan Ground dan Tanah Kas Desa di Kelurahan Gombang dan Karang Asem.

Dalam kurun waktu tersebut, sebanyak 150.000 pohon biomassa yang terdiri dari gamal, kaliandra, indigofera, dan gmelina.

Program biomassa di Karang Asem disebut menjadi langkah awal menuju pengembangan "Green Economy Village" sebagai kawasan hutan tanaman energi yang mampu memberikan manfaat berkelanjutan. 

"Model ini telah mulai disosialisasikan ke wilayah lain, seperti Cilacap dan Tasikmalaya, sebagai bukti bahwa energi terbarukan berbasis kerakyatan dapat diterapkan secara luas," ujar Aris.

Baca juga: Biomassa Jadi Jembatan Penting Menuju Percepatan Transisi Energi

Kepala Bebadan Pangreksaloka Keraton Ngayoyagkarta Hadiningrat RM Gusthilantika Marrel Suryokusumo menekankan pentingnya sinergi antarpihak dalam menjaga pelestarian lingkungan. 

Dia berujar, program ini tidak hanya berkontribusi pada ketahanan energi tetapi juga memberikan dampak ekonomi yang signifikan.

"Keraton Yogyakarta selalu mendukung program yang berorientasi pada keberlanjutan. Dengan komitmen ini, kami memberikan izin penggunaan Sultan Ground tanpa biaya untuk mendukung masyarakat," jelasnya.

Ketua Kelurahan Karang Asem Parimin menyebutkan, program ini membantu masyarakat mengurangi biaya pakan ternak, terutama di musim kemarau.

"Bibit dari rumah bibit dapat memenuhi kebutuhan lokal sekaligus memberikan peluang usaha tambahan bagi masyarakat," jelas Parimin.

Baca juga: Kembangkan Biomassa, PLN Tanam 30.000 Pohon Indigofera di Tasikmalaya

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau