Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kembangkan Biomassa, PLN Tanam 30.000 Pohon Indigofera di Tasikmalaya

Kompas.com - 26/09/2024, 19:47 WIB
Irwan Nugraha,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - PLN melalui PLN Energi Primer Indonesia (EPI) meresmikan program Pengembangan Ekosistem Biomassa Berbasis Ekonomi Kerakyatan dan Pertanian Terpadu di Desa Bojongkapol, Kecamatan Bojonggambir, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis (26/9/2024). 

Pengembangan ini menyusul suksesnya pengembangan ekosistem biomassa berbasis ekonomi kerakyatan di Gunung Kidul dan Cilacap.

Di Tasikmalaya sebelumnya telah ditanam 30.000 pohon indigofera di lahan 30 hektar. 

Baca juga: Rencana Pensiun Dini 13 PLTU, Pemerintah Pertimbangkan Hal Ini

"Sekarang kami scale up (tingkatkan) menjadi 100.000 pohon di 100 hektar lahan," kata Direktur Utama PLN EPI, Iwan Agung Firstantara, usai peresmian program biomassa, Kamis siang. 

Iwan menambahkan, inisiatif ini merupakan bagian dari upaya PLN untuk mengurangi emisi karbon dan mempercepat transisi energi melalui pemanfaatan biomassa sebagai bahan bakar co-firing PLTU sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.

Program ini merupakan salah satu upaya PLN dalam mendorong pemberdayaan masyarakat lokal melalui pengelolaan lahan kritis dengan menanam tanaman energi multifungsi, seperti Indigofera. 

"Tanaman ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar biomassa sekaligus pakan ternak," ujar Iwan. 

Daun tanaman indigofera, kata Iwan, memberikan kontribusi atau protein tinggi untuk hewan ternak. Selain itu mempercepat proses pertumbuhan ternak.

Penanaman tanaman indigofera bisa memakai tumpang sari. Di Bojongkapol, tanaman ini ditumpangsari dengan tanaman cabai.

"Selain menanam pohon energi indigofera, kita juga memberikan 205 kambing sebagai modal awal bagi warga yang sekarang sudah bisa memberi makan ternak dengan daun indigofera," jelasnya.

Baca juga: Dilantik Jadi Menteri ESDM, Bahlil Diminta Tuntaskan Peta Jalan Pemensiunan PLTU Batu Bara

Sementara itu, Wakil Menteri Kementerian Pertanian Sudaryono mengatakan, program ini sudah diinisiasi tahun lalu. 

Kementerian Pertanian dengan PLN telah mengedukasi petani di manapun, termasuk di daerah pelosok untuk menggunakan lahan tidak produktif atau sulit ditanami.

"Kalau ada lahan nganggur silakan ditanami, padi, jagung. Tapi lahan kritis di gunung, pelosok dengan tanah tandus, kita bisa bermitra dengan PLN. Kita tanam indigogfera dan kaliandra," jelas Sudaryono.

Menurut dia, ada bayak manfaat dengan menanam tanaman ini. Salah satunya lahan menjadi subur. 

Daun tanaman ini memiliki kandungan gizi tinggi bagi ternak. Ternak yang awalnya berbobot 18 kg, dalan 3 bulan dikasih indigofera bisa naik sampai 40 kg. "Signifikan naiknya dengan daun ini," ujarnya.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IESR: Transisi Energi Jadi Kunci Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

IESR: Transisi Energi Jadi Kunci Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

LSM/Figur
Ekonomi Restoratif Dinilai Paling Tepat untuk Indonesia, Mengapa?

Ekonomi Restoratif Dinilai Paling Tepat untuk Indonesia, Mengapa?

LSM/Figur
Populasi Satwa Liar Global Turun Rata-rata 73 Persen dalam 50 Tahun

Populasi Satwa Liar Global Turun Rata-rata 73 Persen dalam 50 Tahun

LSM/Figur
Logam Berat di Lautan Jadi Lebih Beracun akibat Perubahan Iklim

Logam Berat di Lautan Jadi Lebih Beracun akibat Perubahan Iklim

Pemerintah
Tak Hanya Tekan Abrasi, Mangrove juga Turut Dorong Perputaran Ekonomi Masyarakat

Tak Hanya Tekan Abrasi, Mangrove juga Turut Dorong Perputaran Ekonomi Masyarakat

LSM/Figur
Konsumsi Daging Berkontribusi terhadap Kerusakan Lingkungan, Kok Bisa?

Konsumsi Daging Berkontribusi terhadap Kerusakan Lingkungan, Kok Bisa?

Pemerintah
Selenggarakan CSR Berkelanjutan, PT GNI Dapat Penghargaan di PKM CSR Award 2024

Selenggarakan CSR Berkelanjutan, PT GNI Dapat Penghargaan di PKM CSR Award 2024

Swasta
Kisah Warga Desa Mayangan yang Terancam Abrasi dan Inisiatif Kompas.com Tanam Mangrove

Kisah Warga Desa Mayangan yang Terancam Abrasi dan Inisiatif Kompas.com Tanam Mangrove

LSM/Figur
Langkah Hijau Kompas.com, Penanaman Mangrove untuk Selamatkan Pesisir Subang

Langkah Hijau Kompas.com, Penanaman Mangrove untuk Selamatkan Pesisir Subang

Swasta
Konsumen Bingung dengan Klaim Keberlanjutan pada Kemasan Produk

Konsumen Bingung dengan Klaim Keberlanjutan pada Kemasan Produk

Pemerintah
Pemanasan Global Picu Siklon dan Hujan Badai di Seluruh Asia

Pemanasan Global Picu Siklon dan Hujan Badai di Seluruh Asia

Pemerintah
Bank Tetap Biayai Investasi Batu Bara meski Ada Target Iklim

Bank Tetap Biayai Investasi Batu Bara meski Ada Target Iklim

Pemerintah
IEEFA Sebut 'Power Wheeling' Bisa Dorong Investasi Hijau

IEEFA Sebut "Power Wheeling" Bisa Dorong Investasi Hijau

LSM/Figur
Penerapan Karbon Dioksida Tak Lagi Berguna Jika Suhu Bumi Lampaui Batas

Penerapan Karbon Dioksida Tak Lagi Berguna Jika Suhu Bumi Lampaui Batas

Pemerintah
Dosen UI Teliti Limbah Plastik Jadi Penangkap Karbon Dioksida

Dosen UI Teliti Limbah Plastik Jadi Penangkap Karbon Dioksida

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau