Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/02/2025, 13:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Industri keuangan Islam melalui keuangan syariah memiliki potensi besar dalam mendukung pembiayaan aksi iklim.

Menurut laporan berjudul Islamic Finance and Renewable Energy, dengan mengalokasikan beberapa persen saja dari aset yang mencapai 4,5 triliun dollar AS untuk proyek energi terbarukan, sektor keuangan Islam dapat menghimpun dana pembiayaan iklim ratusan miliar dollar AS.

Laporan tersebut disusun oleh Greenpeace Timur Tengah dan Afrika Utara sebagai bagian dari Aliansi Ummah For Earth dan Inisiatif Keuangan Etis Global atau GEFI.

Baca juga: Kanada Kucurkan Dana untuk Tanaman Tahan Iklim dan Atasi Malnutrisi

Laporan itu menekankan keselarasan antara prinsip-prinsip keuangan Islam dengan kebutuhan mendesak akan investasi energi berkelanjutan.

Pasalnya, pendanaan energi terbarukan tahunan masih mengalami kesenjangan hingga 5,7 triliun dollar AS.

Dengan demikian, sektor keuangan Islam memiliki peran penting untuk mengikis kesenjangan tersebut melalui instrumen keuangan yang sesuai syariah.

Penasihat Keuangan Islam untuk Aliansi Ummah For Earth Tariq Al-Olaimy menuturkan, keuangan Islam bukan sekadar sistem keuangan alternatif, tetapi juga kekuatan besar untuk aksi iklim.

Baca juga: Dokumen Janji Iklim Indonesia Tunggu Persetujuan Presiden Prabowo

"Bahkan hanya dengan 5 persen untuk energi terbarukan dapat memobilisasi 400 miliar dollar AS untuk solusi iklim pada 2030," ujar Tariq dikutip dari siaran pers Greenpeace Indonesia, Kamis (13/2/2025).

Dia mencontohkan, di Indonesia pembiayaan tersebut telah berkembang, salah satunya melalui program sukuk hijau yang membantu mencegah emisi lebih dari 974.000 ton karbon dioksida setiap tahunnya.

Sukuk environmental, social, and governance (ESG) mencapai 9,9 miliar dollar AS hanya dalam paruh pertama tahun 2024.

"Saatnya untuk bertindak adalah sekarang. Lembaga keuangan Islam harus mempercepat investasi energi terbarukan mereka untuk mengatasi krisis iklim," tutur Tariq.

Baca juga: Krisis Iklim Ancam Situs Warisan Alam Dunia, Terutama di Asia Tenggara

Ketua Ketua Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Majelis Ulama Indonesia (MUI) Hayu Prabowo mengatakan, berdasarkan laporan tersebut, industri keuangan Islam memiliki peluang unik dalam mendukung pembiayaan aksi iklim melalui konsep keuangan syariah berkelanjutan.

"Yang tidak hanya berlandaskan pada prinsip kehalalan tetapi juga pada aspek tayib," kata Hayu.

Dia menambahkan, keuangan syariah menghadirkan solusi membangun sistem ekonomi dan keuangan yang berdampak ganda.

Pasalnya, keuangan syariah tidak hanya berorientasi pada keuntungan finansial yang halal, tetapi juga memberikan manfaat sosial dan lingkungan yang positif.

Baca juga: 95 Persen Negara Belum Serahkan Janji Iklim Terbaru, Bagaimana Indonesia?

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau