JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Riset dan Inovasi Nasinal (BRIN) mengembangkan teknologi untuk standarisasi kemasan plastik saset bagi industri atau produsen.
Peneliti Pusat Penelitan Sistem Produksi Berkelanjutan dan Penilaian Daur Hidup BRIN, Erny Soekotjo, menjelaskan bahwa saset termasuk plastik multilayer yakni kemasan yang terdiri dari lebih dari satu lapisan material.
Akibatnya, kebanyakan industri enggan mendaur ulang kemasan saset.
"Sedang dikembangkan satu teknologi yang mengganti multilayer ini menjadi mono material, supaya si material ini bisa digabung sama plastik-plastik lain untuk didaur ulang jadi enggak merusak," ungkap Erny dalam acara Kompas.com Talks bertajuk "Mitos Vs Fakta: Benarkah Semua Plastik adalah Sampah," di Jakarta Pusat, Jumat (21/2/2025).
Baca juga: AMDK Gelas Plastik adalah Desain Produk Buruk, Lebih Baik Dilarang
"Kalau sekarang ini concern-nya sama industri daur ulang kalau ada multilayer-nya, enggak bisa daur ulang karena tercampur," imbuh dia.
Permasalahan lainnya, kemasan saset cenderung bernilai ekonomi rendah karena kurangnya minat industri daur ulang meskipun secara material tetap bisa didaur ulang.
Para peneliti BRIN mengembangkan teknologi tersebut sejak 2022 lalu. Erny menyebutkan, teknologi ini juga telah terdaftar sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) pada 2024.
"Jadi distandarkan bahwa multilayer itu harus bisa didaur ulang supaya nilainya jadi tinggi. Kan sekarang dianggap low value karena industri daur ulang enggak mau mengambil, karena kalau bahannya dia kecampur sama plastik saset jadi masalah. Jadi dibuatlah kemasan saset yang bisa didaur ulang," jelas Erny.
Kendati demikian, pihaknya belum menyosialisasikan teknologi itu kepada pelaku industri.
Baca juga: Hanya 9 Persen Plastik di Dunia yang Berhasil Didaur Ulang
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya