Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Kegiatan "Ngabuburit" Ramah Lingkungan Selama Ramadhan

Kompas.com - 04/03/2025, 11:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Kegiatan menjelang berbuka puasa menanti azan magrib alias "ngabuburit" biasanya diisi dengan aktivitas yang sangat beragam

Mulai dari sekadar berjalan-jalan, berburu takjil, olahraga, mengaji, hingga bersantai di rumah menjadi aktivitas yang jamak dilakukan oleh orang-orang yang "ngabuburit".

Selain aktivitas-aktivitas tersebut, kita juga bisa melakukan kegiatan berkelanjutan yang ramah lingkungan.

Dalam melakukan kegiatan berkelanjutan, kita bisa memanfaatkan sampah rumahan yang kita hasilkan untuk menjadi sesuatu yang lebih berguna dan dapat membantu upaya pelestarian alam.

Dilansir dari berbagai sumber, berikut empat contoh kegiatan berkelanjutan yang bisa kita lakukan sembari menunggu waktu berbuka puasa alias "ngabuburit".

Baca juga: Puasa 2025, Mulai Puasa Makan Nasi, Maukah Anda Mencobanya?

1. Membuat ecobrick

Siswa SDN Sukatani Mayak Cianjur sedang mengerjakan daur ulang sampah model ecobrick dengan memanfaatkan limbah plastikKOMPAS.COM/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN Siswa SDN Sukatani Mayak Cianjur sedang mengerjakan daur ulang sampah model ecobrick dengan memanfaatkan limbah plastik

Salah satu kegiatan "ngabuburit" yang ramah lingkungan dan bisa dilakukan contohnya adalah membuat ecobrick.

Ecobrick adalah bata yang terbuat dari limbah plastik, berwujud botol plastik dengan isian berbagai macam sampah plastik hingga penuh dan padat.

Bahan yang diperlukan untuk membuat ecobrick berupa botol plastik bekas, berbagai jenis sampah plastik, tongkat kayu, dan gunting.

Cara membuatnya sangat sederhana, yaitu potong-potong berbagai jenis sampah plastik menjadi kecil, lalu dimasukkan ke dalam botol plastik bekas hingga padat.

Ecobrick bukan sebagai penghancur sampah plastik, melainkan memperpanjang usianya dan mengolahnya menjadi sesuatu yang berguna yang bisa dipergunakan lagi untuk kepentingan manusia.

Ecobrick bisa dipakai sebagai alternatif batu bata atau dirangkai menjadi benda-benda lain seperti meja, kursi sederhana, menara, panggung kecil, dan lain-lain.

Baca juga: 6 Tip Kurangi Sampah Makanan Selama Bulan Puasa

2. Membuat lubang biopori

Contoh gambar lubang resapan bioporiSDA.pu.go.id (Direktorat Jenderal Sumber Daya Air) Contoh gambar lubang resapan biopori

Sampah organik dari rumah bisa diolah menjadi hal yang bermanfaat bahkan bisa memiliki nilai ekonomis.

Sampah organik juga bisa menjadi sumber resapan air guna menangkal banjir atau genangan saat hujan datang.

Metode menjadikan sampah sebagai resapan adalah dengan cara membuat lubang biopori. Upaya ini cocok dilakukan di kawasan rawan banjir.

Caranya cukup sederhana yaitu melubangi tanah dengan kedalaman sekitar 1 meter dan diameter 30 sentimeter (cm) hingga 40 cm.

Setelah itu, masukkan pipa PVC seukuran diameter lubang. Isi lubang biopori dengan sampah organik rumahan. Kemudian tutup lubang dengan kawat besi.

Tidak hanya satu, lubang biopori bisa dibuat di beberapa tempat dan diisi dengan sampah organik lainnya.

Sampah organik di dalam biopori bisa berubah menjadi kompos selama tiga bulan. Setelah tiga bulan, ambil kompos yang sudah jadi, kemudian kembali isi lubang biopori dengan sampah organik.

Baca juga: Kiat-kiat Kurangi Sampah saat Berburu Takjil

3. Membuat eco-enzyme

Ilustrasi eco-enzyme, pemanfaatan limbah dapur untuk tanaman. SHUTTERSTOCK/ICHIYUKI Ilustrasi eco-enzyme, pemanfaatan limbah dapur untuk tanaman.

Selain membuat lubang biopori, sampah organik juga bisa diolah menjadi eco-enzyme. Kegiatan pembuatan ramuan eco-enzyme bisa dilakukan saat "ngabuburit".

Eco-enzyme menjadi salah satu bentuk pengelolaan sampah dengan memanfaatkan limbah dapur organik untuk hal yang bermanfaat.

Selain membantu mengurangi sampah organik, eco-enzyme juga dapat dimanfaatkan sebagai pembersih rumah tangga atau sebagai pupuk dan pestisida alami.

Cara membuat eco-enzyme sederhana saja. Pertama kumpulkan sampah organik seperti sisa kulit buah dan potongan sayur, kemudian fermentasikan dengan bahan campuran gula aren dan air.

Proses fermentasi ini membutuhkan waktu tiga bulan. Pada satu pekan pertama, tutup wadah perlu dibuka guna mengeluarkan gas yang ada di dalamnya.

Setelah tiga bulan, saring semua yang ada di dalam wadah tersebut dan ambil cairannya. Cairan ini yang disebut sebagai eco-enzyme.

Baca juga: Peringati Hari Bumi, Ini 5 Kiat Kurangi Sampah Plastik dari Diri Sendiri

4. Membuat pot dari botol

warga RW 10 Kebayoran Lama di jaksel memanfaatkan pot dari botol bekas dan pipa untuk menanam sayuran organik seperti selada. KOMPAS.com/ JIMMY RAMADHAN AZHARI warga RW 10 Kebayoran Lama di jaksel memanfaatkan pot dari botol bekas dan pipa untuk menanam sayuran organik seperti selada.

Saat "ngabuburit", kita juga bisa  menyulap botol-botol bekas air minu menjadi pot-pot cantik yang bisa menghiasi kebun rumah. Adapun bahan dan alat yang harus disiapkan adalah botol plastik dan silet atau gunting.

Cara membuat pot dari botol pun cukup mudah. Caranya, potong bagian tengah botol menjadi dua bagian. Lalu, buatlah lubang di bagian bawah botol yang berguna sebagai drainase dan ventilasi udara.

Untuk memperindahnya, pot bisa diwarnai menggunakan cat yang ada di rumah. Hias pot sesuai dengan selera.

Setelah itu, pot sudah bisa digunakan dan meletakkan tanah dan pupuk ke dalamnya, lalu tanam bibit yang diinginkan. Pastikan tanaman mendapat air dan sinar matahari yang cukup.

Baca juga: Peringati Hari Bumi, Ini 5 Kiat Kurangi Sampah Plastik dari Diri Sendiri

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

TPS Rawa Badak Utara Diprotes Warga, Menteri LH Minta Pemkot Perbaiki

TPS Rawa Badak Utara Diprotes Warga, Menteri LH Minta Pemkot Perbaiki

Pemerintah
Pemerintah Siapkan 21 Proyek Hilirisasi Rp 658 Triliun, Danantara Ikut Biayai

Pemerintah Siapkan 21 Proyek Hilirisasi Rp 658 Triliun, Danantara Ikut Biayai

Pemerintah
Tutup PLTU Cirebon-1 dan Pelabuhan Ratu: Cuan Rp 115 T, Beban Ekonomi Berkurang

Tutup PLTU Cirebon-1 dan Pelabuhan Ratu: Cuan Rp 115 T, Beban Ekonomi Berkurang

LSM/Figur
Salah Kaprah Asumsi soal Plastik PET Kemasan Besar yang Dinilai Tak Ramah Lingkungan

Salah Kaprah Asumsi soal Plastik PET Kemasan Besar yang Dinilai Tak Ramah Lingkungan

Swasta
Banjir dan Curah Hujan Tinggi, BMKG: Atmosfer Berpengaruh, Daratan Penentunya

Banjir dan Curah Hujan Tinggi, BMKG: Atmosfer Berpengaruh, Daratan Penentunya

Pemerintah
4 Kegiatan 'Ngabuburit' Ramah Lingkungan Selama Ramadhan

4 Kegiatan "Ngabuburit" Ramah Lingkungan Selama Ramadhan

LSM/Figur
Tutup PLTU Cirebon-1 dan Pelabuhan Ratu, Indonesia Selamat dari Beban Rp 124 T

Tutup PLTU Cirebon-1 dan Pelabuhan Ratu, Indonesia Selamat dari Beban Rp 124 T

LSM/Figur
Ada Efisiensi, KKP Kembangkan Pendanaan Alternatif Dukung Konservasi dan Pangan

Ada Efisiensi, KKP Kembangkan Pendanaan Alternatif Dukung Konservasi dan Pangan

Pemerintah
Bos META: Efisiensi Anggaran Boleh, Asal Pemerintah Berikan Dukungan Ini untuk Sektor Infrastruktur

Bos META: Efisiensi Anggaran Boleh, Asal Pemerintah Berikan Dukungan Ini untuk Sektor Infrastruktur

Swasta
Menteri LH Akui, Kebanyakan Incinerator di TPA Belum Sesuai Baku Mutu

Menteri LH Akui, Kebanyakan Incinerator di TPA Belum Sesuai Baku Mutu

Pemerintah
Maraknya Tambang Timah Ilegal Picu Konflik Buaya dan Manusia di Bangka Belitung

Maraknya Tambang Timah Ilegal Picu Konflik Buaya dan Manusia di Bangka Belitung

LSM/Figur
Menteri LH Wanti-wanti Pengelola TPA 'Open Dumping' Bisa Kena Pidana

Menteri LH Wanti-wanti Pengelola TPA "Open Dumping" Bisa Kena Pidana

Pemerintah
Emisi Metana Diremehkan, Jutaan Ton Berpotensi Tak Terlaporkan

Emisi Metana Diremehkan, Jutaan Ton Berpotensi Tak Terlaporkan

LSM/Figur
KLH Tutup Dua Perusahaan di Tangerang karena Cemari Lingkungan

KLH Tutup Dua Perusahaan di Tangerang karena Cemari Lingkungan

Pemerintah
Menteri LH Sidak Stockpile Batubara Marunda, Dua Sumber Pencemaran Ditutup

Menteri LH Sidak Stockpile Batubara Marunda, Dua Sumber Pencemaran Ditutup

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau