Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peringati Hari Bumi, Ini 5 Kiat Kurangi Sampah Plastik dari Diri Sendiri

Kompas.com - 22/04/2024, 17:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Tahun ini, dunia kembali memeringati Hari Bumi 2024 yang jatuh pada Senin (22/4/2024). Tema yang diambil kali ini adalah Planet vs Plastic alias Planet Lawan Plastik.

Dilansir dari Earthday.org, tema tersebut diambil untuk menyerukan risiko kesehatan akibat penggunaan plastik.

President Earthday.org Kathleen Rogers mengatakan, plastik bukan sekadar masalah lingkungan, melainkan juga ancaman besar terhadap kesehatan manusia.

Baca juga: Peringati Hari Bumi, Fahira Idris Harap Semakin Banyak Pemda Terbitkan Aturan Kantong Plastik Sekali Pakai

Saking besarnya ancamannya, plastik sama mengkhawatirkannya dengan perubahan iklim.

Saat terurai menjadi mikroplastik, plastik melepaskan bahan kimia beracun ke dalam sumber makanan dan air, lalu menyebar melalui udara yang dihirup manusia.

Di sisi lain, produksi plastik kini telah meningkat hingga lebih dari 380 juta ton per tahun.

Bertepatan dengan Hari Bumi sekaligus tema yang diusung tahun ini, momentum ini bisa kita pakai untuk menjalani gaya hidup yang minim plastik.

Dilansir dari berbagai sumber, dalam momen memperingati Hari Bumi, berikut cara mengurangi sampah plastik dari diri sendiri.

Baca juga: Google Doodle Peringati Hari Bumi 2024, Tulisan Google Diganti Foto Unik Alam

1. Bawa botol minum sendiri

Botol plastik untuk air minum adalah salah satu sumber sampah plastik yang paling sering dijumpai. Di lautan, kehadiran botol plastik sangat mengganggu kehidupan di sana.

Salah satu caranya adalah mengurangi konsumsi air minum dengan botol sekali pakai. Sebagai gantinya, bawa botol minum sendiri dan diisi ulang di tempat yang memungkinkan.

2. Hindari tas plastik

Setiap berbelanja memang cara paling praktis membungkus barang yang dibeli adalah meminta tas plastik dari penjualnya.

Tapi tahukah Anda bila sampah tas plastik ini juga banyak dijumpai di tempat sampah dan pembuangan akhir?

Salah satu caranya adalah menghidari tas plastik dan membawa tas belanjaan sendiri dari rumah. Bahannya bisa berbagai macam mulai dari katun hingga goni.

Baca juga: Planet vs Plastic Jadi Tema Hari Bumi 2024, Tuntut Pengurangan Plastik

3. Hindari sedotan plastik

Sedotan plastik membutuhkan waktu hingga 200 tahun untuk terurai. Kondisi ini menambah masalah sampah plastik yang semakin meningkat.

Sebagai gantinya, bawa sedotan besi yang bisa digunakan berulang kali atau bisa juga dengan tidak menggunakan sedotan ketiga memeasn minuman di luar.

4. Sebisa mungkin tinggalkan plastik sekali pakai

Tiga poin pertama membahas mengenai plastik sekali pakai beserta solusi penggantinya. Selain itu, ada beberapa barang lain berupa barang plastik sekali pakai.

Contohnya adalah sendok garpu plastik sekali pakai, air minum gelasan, dan lain-lain. Oleh karenanya, penting untuk menghindari konsumsi plastik sekali pakai dan ganti dengan peralatan yang bisa digunakan berulang.

5. Daur ulang barang-barang plastik lama

Mendaur ulang mengubah barang lama agar lebih menarik atau berguna. Ini bisa menjadi cara yang bagus untuk memakai lagi barang-barang plastik agar tidak terbuang sia-sia dan tidak perlu membeli barang baru.

Contoh sampah plastik yang bisa didaur ulang adalah botol plastik yang bisa dijadikan pot tanaman, celengan anak, tempat pensil, dan lain-lain.

Baca juga: Jelang Peringatan Hari Bumi, Yuk Rayakan dengan 6 Kegiatan Ini

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penolakan Proyek Geothermal di Padarincang: Dilema Energi Terbarukan

Penolakan Proyek Geothermal di Padarincang: Dilema Energi Terbarukan

Pemerintah
Mengenal 'Net Zero Emission' hingga Strateginya

Mengenal "Net Zero Emission" hingga Strateginya

LSM/Figur
Deforestasi RI Terburuk Kedua di Dunia, 1,18 Juta Hektare Hutan Rusak

Deforestasi RI Terburuk Kedua di Dunia, 1,18 Juta Hektare Hutan Rusak

LSM/Figur
Peta Jalan Penyelenggaraan dan Pembinaan Bangunan Gedung Hijau Diluncurkan, Ini Isinya

Peta Jalan Penyelenggaraan dan Pembinaan Bangunan Gedung Hijau Diluncurkan, Ini Isinya

Pemerintah
Prancis Berencana Jadikan 'Spare Part' PLTN yang Ditutup jadi Alat Dapur, Amankah?

Prancis Berencana Jadikan "Spare Part" PLTN yang Ditutup jadi Alat Dapur, Amankah?

Pemerintah
Akibat Krisis Iklim, Risiko Tabrakan Hiu Paus dengan Kapal Semakin Tinggi

Akibat Krisis Iklim, Risiko Tabrakan Hiu Paus dengan Kapal Semakin Tinggi

Pemerintah
Koalisi Masyarakat Minta Pemerintah Tingkatkan Perlindungan Nelayan Kecil

Koalisi Masyarakat Minta Pemerintah Tingkatkan Perlindungan Nelayan Kecil

LSM/Figur
KLHK dan UNEP Jalin Kolaborasi di Bidang Hutan dan Lingkungan

KLHK dan UNEP Jalin Kolaborasi di Bidang Hutan dan Lingkungan

Pemerintah
Ini Ikhtiar Pemprov Jakarta Tekan Emisi dari Transportasi

Ini Ikhtiar Pemprov Jakarta Tekan Emisi dari Transportasi

Pemerintah
Keanekaragaman Tanaman Pertanian Bisa Tingkatkan Penyerapan Karbon oleh Tanah

Keanekaragaman Tanaman Pertanian Bisa Tingkatkan Penyerapan Karbon oleh Tanah

Pemerintah
Mahasiswa UGM Olah Cangkang Kerang Jadi Semen, Lebih Ramah Lingkungan

Mahasiswa UGM Olah Cangkang Kerang Jadi Semen, Lebih Ramah Lingkungan

LSM/Figur
RI Perlu Terapkan Ekonomi Restoratif, Seimbangkan Pembangunan dan Lingkungan

RI Perlu Terapkan Ekonomi Restoratif, Seimbangkan Pembangunan dan Lingkungan

LSM/Figur
AI Bisa Prediksi Kemungkinan Migrasi yang Disebabkan Iklim

AI Bisa Prediksi Kemungkinan Migrasi yang Disebabkan Iklim

LSM/Figur
Kesenjangan Gender di Sektor Pendidikan STEM Masih Tinggi

Kesenjangan Gender di Sektor Pendidikan STEM Masih Tinggi

Pemerintah
Kasus “Greenwashing” Turun untuk Pertama Kalinya dalam 6 Tahun

Kasus “Greenwashing” Turun untuk Pertama Kalinya dalam 6 Tahun

Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau