Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eksekutif Senior Prioritaskan Faktor ESG dalam Keputusan Karier

Kompas.com - 06/03/2025, 18:59 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber ESG Today

KOMPAS.com - Survei baru yang dirilis Economist Impact menemukan lebih dari 40 persen eksekutif senior memprioritaskan faktor ESG saat melamar pekerjaan dibandingkan rekan-rekan mereka yang lebih junior.

Kesimpulan itu berdasarkan survei terhadap 630 karyawan dari perusahaan kecil, menengah, besar dan global di pusat keuangan di London, New York, Singapura, Sydney, dan Tokyo.

Seperti dikutip dari ESG Today, Kamis (6/3/2025) dalam laporan tersebut, 41 persen eksekutif senior yang disurvei mempertimbangkan reputasi ESG organisasi saat melamar suatu posisi.

Baca juga: Bursa Efek Indonesia: ESG Aspek Penting dalam Keputusan Investasi

Sementara lebih dari 43 persen mengatakan eksekutif senior bersedia menerima gaji yang lebih rendah untuk bekerja di perusahaan yang berfokus pada keberlanjutan daripada karyawan junior.

Survei menyebut faktor ekonomi seperti biaya hidup mungkin mengabaikan pertimbangan keberlanjutan para karyawan junior tersebut.

Kendati terdapat perbedaan faktor ESG dalam pilihan karier, survei tersebut menemukan keselarasan yang kuat antara karyawan senior dan junior dalam hal memprioritaskan untuk mencapai tempat kerja yang berkelanjutan.

Hal tersebut membuat sekitar 80 persen dari kedua kelompok setuju bahwa mendidik dan melatih karyawan tentang praktik berkelanjutan itu merupakan hal penting.

Kedua kelompok juga menempatkan pembinaan kesejahteraan karyawan serta mempromosikan kesetaraan gender dan keberagaman demografi di tempat kerja sebagai prioritas terpenting kedua dan ketiga.

Dengan pendidikan dan pelatihan yang ditetapkan sebagai prioritas utama keberlanjutan, laporan tersebut kemudian menemukan minat yang kuat dari karyawan junior untuk mengejar pengembangan keterampilan terkait keberlanjutan.

Lebih dari 27 persen melaporkan bahwa mereka mengejar sertifikasi profesional dan kursus pengembangan, 42 persen berpartisipasi dalam kelompok kerja internal, dan 39 persen menjadi sukarelawan untuk inisiatif keberlanjutan.

Inisiatif Keberlanjutan Perusahaan

Sementara itu, survei menemukan pula bahwa karyawan melaporkan inisiatif keberlanjutan organisasi mereka hingga saat ini masih berfokus pada isu-isu operasional.

Baca juga: Pemilik Aset Tuntut Transparansi ESG Lebih Besar

Sebanyak 54 persen secara keseluruhan melaporkan bahwa inisiatif yang diterapkan mencakup sistem hemat energi, dan 52 persen melaporkan pengurangan konsumsi sumber daya, sementara hanya 26 persen yang melaporkan penerapan solusi rantai pasokan yang berkelanjutan.

Laporan juga menemukan bahwa perusahaan memberikan insentif bagi keberlanjutan di tempat kerja dalam berbagai cara. Sebanyak 48 persen karyawan melaporkan bahwa organisasi mereka menyediakan kesempatan belajar dan pengembangan pada praktik keberlanjutan.

Lalu sebanyak 53 persen melaporkan bahwa mereka mempromosikan pilihan perjalanan yang ramah lingkungan, dan 36 persen mendukung kelompok keberlanjutan yang dipimpin karyawan dengan sumber daya dan pengakuan, meskipun hanya 7 persen yang melaporkan mengintegrasikan tujuan keberlanjutan ke dalam evaluasi kinerja.

"Keberlanjutan perusahaan tidak dapat berhasil hanya sebagai arahan dari atas ke bawah. Perusahaan yang melibatkan karyawan di semua tingkatan akan berada pada posisi yang lebih baik untuk mendorong perubahan yang bermakna dan berkelanjutan," kata Jonathan Birdwell, Kepala Kebijakan dan Wawasan Economist Impact.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Usung Kearifan Lokal, BREWi JAYA Jadi Wujud Bisnis Berkelanjutan UB untuk Pendidikan Terjangkau
Usung Kearifan Lokal, BREWi JAYA Jadi Wujud Bisnis Berkelanjutan UB untuk Pendidikan Terjangkau
LSM/Figur
OECD: Biaya Kekeringan Diperkirakan Naik 35 Persen pada 2035
OECD: Biaya Kekeringan Diperkirakan Naik 35 Persen pada 2035
Pemerintah
Ramai PHK dan Susah Dapat Kerja? FAO Ajak Lirik Sektor Pertanian
Ramai PHK dan Susah Dapat Kerja? FAO Ajak Lirik Sektor Pertanian
LSM/Figur
Perubahan Iklim Bakal Bikin Aroma Vanila Alami Lebih Sulit Didapatkan
Perubahan Iklim Bakal Bikin Aroma Vanila Alami Lebih Sulit Didapatkan
LSM/Figur
KLH Perketat PROPER, Klaim Perusahaan Bakal Diikuti Survei Lapangan
KLH Perketat PROPER, Klaim Perusahaan Bakal Diikuti Survei Lapangan
Pemerintah
ITS Perluas Akses Beasiswa, Dorong Pendidikan Inklusif
ITS Perluas Akses Beasiswa, Dorong Pendidikan Inklusif
Swasta
MethaneSAT Hilang di Angkasa, Pemantauan Emisi Metana di Ujung Tanduk
MethaneSAT Hilang di Angkasa, Pemantauan Emisi Metana di Ujung Tanduk
Swasta
Mangrove Diselamatkan, Manusia dan Buaya Sama-Sama Aman
Mangrove Diselamatkan, Manusia dan Buaya Sama-Sama Aman
LSM/Figur
Jual Kayu Ilegal, Direktur Perusahaan Terancam 15 Tahun Penjara
Jual Kayu Ilegal, Direktur Perusahaan Terancam 15 Tahun Penjara
Pemerintah
Semua Kawasan Komersial di Jakarta Harus Kelola Sampah Mandiri, Tak Bebani APBD
Semua Kawasan Komersial di Jakarta Harus Kelola Sampah Mandiri, Tak Bebani APBD
Pemerintah
Bus Listrik Bisa Pangkas Emisi GRK, tetapi Berpotensi Jadi Proyek FOMO
Bus Listrik Bisa Pangkas Emisi GRK, tetapi Berpotensi Jadi Proyek FOMO
Swasta
Tambang Ancam Ekosistem Kerapu dan Ketahanan Pangan di Raja Ampat
Tambang Ancam Ekosistem Kerapu dan Ketahanan Pangan di Raja Ampat
LSM/Figur
Susu Terancam Panas Ekstrem, Produksinya Turun 10 Persen oleh Iklim
Susu Terancam Panas Ekstrem, Produksinya Turun 10 Persen oleh Iklim
Pemerintah
Setiap Makanan Berisiko Terkontaminasi Mikroplastik dari Kemasan
Setiap Makanan Berisiko Terkontaminasi Mikroplastik dari Kemasan
Pemerintah
Transisi Energi Terbarukan yang Adil Tingkatkan PDB Global 21 Persen
Transisi Energi Terbarukan yang Adil Tingkatkan PDB Global 21 Persen
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau