Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bursa Efek Indonesia: ESG Aspek Penting dalam Keputusan Investasi

Kompas.com - 18/02/2025, 09:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai, aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola atau environmental, social, and governance (ESG) telah menjadi aspek penting dalam strategi pengambilan keputusan investasi oleh para pelaku pasar.

Hal tersebut disampaikan Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik di Main Hall BEI, Senin (17/2/2025).

Jeffrey menuturkan, itu tercermin dari berbagai produk investasi berbasis ESG yang terus mencatatkan pertumbuhan di pasar modal Indonesia.

Baca juga: Transformasi ESG di Tengah Guncangan Geopolitik Global

"ESG sekali lagi tidak hanya dipandang sebagai aspek yang baik untuk dimiliki, tetapi menjadi aspek penting dalam strategi pengambilan keputusan investasi," ujar Jeffrey, sebagaimana dilansir Antara.

Ia mengungkapkan, penerbitan Efek Bersifat Utang atau Sukuk (EBUS) berwawasan lingkungan atau berbasis ESG di BEI telah mencapai sekitar Rp 24 triliun.

Lalu, pertumbuhan produk reksadana dan Exchange Traded Fund (ETF) yang mengacu pada indeks bertema ESG pertumbuhannya mencapai 211 kali lipat.

Kemudian, pertumbuhan produk investasinya meningkat 25 kali lipat dalam kurun waktu sembilan tahun, dari 2015 sampai 2024.

Baca juga: 74 Persen Perusahaan APAC Masukkan Metrik ESG dalam Gaji Eksekutif

"Itu menunjukkan peningkatan demand (permintaan) yang luar biasa terhadap produk investasi yang mengintegrasikan aspek ESG," ujar Jeffrey.

Dia berujar, BEI berkomitmen untuk terus melakukan inisiatif yang mendorong peningkatan ESG di industri pasar modal Indonesia.

Salah satunya menjadi bagian UN Sustainable Stock Exchanges Initiative (UN SSI) dan menjalankan rekomendasinya.

Selain itu, lanjutnya, BEI juga telah meluncurkan dan mengembangkan indeks berbasis ESG yang saat ini sudah ada lima indeks berbasis ESG.

"Kami juga melakukan koordinasi terkait pengembangan sustainabilty (keberlanjutan) bersama-sama dengan bursa di kawasan dalam forum ASEAN Interconnected Sustainability Ecosystem," ujar Jeffrey.

Baca juga: Studi: Hilirisasi Nikel Perlu Terapkan ESG untuk Ciptakan Pekerjaan Hijau

Jeffrey menuturkan, BEI juga meluncurkan Net Zero Incubator pada 2024 untuk mendorong dekarbonisasi dari perusahaan tercatat di BEI.

"Kami menjalankan workshop dan sosialisasi sebagai bagian dari capacity building (pengembangan kapasitas) kepada stakeholder (pemangku kepentingan) di pasar modal," ujar Jeffrey.

Lebih lanjut, per 11 Februari 2025, Bursa Karbon Indonesia atau IDXCarbon telah mencatatkan nilai transaksi senilai Rp 70,85 miliar dengan total volume perdagangan sebanyak 1.414.629 dan frekuensi sebanyak 204 kali.

Dengan peningkatan investasi berkelanjutan di Indonesia, Jeffrey berharap momentum ini dapat dimanfaatkan maksimal oleh seluruh pemangku kepentingan.

"Upaya ini tak hanya mendukung pertumbuhan sustainable finance (pembiayaan berkelanjutan) di Indonesia tapi berkontribusi net zero emission (emisi bersih nol) Indonesia pada 2060 atau lebih cepat," ujar Jeffrey.

Baca juga: Bagaimana AI Membantu Manajer ESG Mendorong Keberlanjutan?

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Perusahaan AS Kumpulkan Dana 1,5 Miliar Dollar AS untuk Perbaikan Hutan dan Iklim

Perusahaan AS Kumpulkan Dana 1,5 Miliar Dollar AS untuk Perbaikan Hutan dan Iklim

Swasta
Gandeng Plataran, Tiket.com Ingin Berkontribusi Pada Keberlanjutan

Gandeng Plataran, Tiket.com Ingin Berkontribusi Pada Keberlanjutan

Swasta
Ini Tantangan Pariwisata Ramah Lingkungan di Indonesia

Ini Tantangan Pariwisata Ramah Lingkungan di Indonesia

Pemerintah
Plataran Indonesia Tanam 45.000 Pohon dari Tamu yang Datang

Plataran Indonesia Tanam 45.000 Pohon dari Tamu yang Datang

Swasta
4 Perubahan Perilaku yang Paling Efektif untuk Menurunkan Emisi Karbon

4 Perubahan Perilaku yang Paling Efektif untuk Menurunkan Emisi Karbon

LSM/Figur
Penurunan Emisi Sektor Pelayaran Bakal Mentok di 75 Persen pada 2050

Penurunan Emisi Sektor Pelayaran Bakal Mentok di 75 Persen pada 2050

Swasta
Gelar 'Earth Festival 2025', Kemenpar Ajak Ubah Kebiasaan untuk Bumi Lebih Baik

Gelar "Earth Festival 2025", Kemenpar Ajak Ubah Kebiasaan untuk Bumi Lebih Baik

Pemerintah
Transformasi Industri Elektronik, Gandeng UMKM dan Kurangi Emisi Karbon

Transformasi Industri Elektronik, Gandeng UMKM dan Kurangi Emisi Karbon

Swasta
Earth AI, Kini Kecerdasan Buatan Bisa Bantu Eksplorasi Mineral Kritis

Earth AI, Kini Kecerdasan Buatan Bisa Bantu Eksplorasi Mineral Kritis

Swasta
'Matahari Buatan' China Pecahkan Rekor, Suhu Menyala 100 Juta Derajat Celsius

"Matahari Buatan" China Pecahkan Rekor, Suhu Menyala 100 Juta Derajat Celsius

Pemerintah
Melihat Bank Sampah Induk Gesit di Jaksel yang Berdayakan Kaum Ibu

Melihat Bank Sampah Induk Gesit di Jaksel yang Berdayakan Kaum Ibu

LSM/Figur
Dorong Pelaporan, UE Sederhanakan Aturan Keberlanjutan

Dorong Pelaporan, UE Sederhanakan Aturan Keberlanjutan

Pemerintah
ASEAN Tertinggal, Cuma 23 Persen Listrik dari Energi Terbarukan

ASEAN Tertinggal, Cuma 23 Persen Listrik dari Energi Terbarukan

LSM/Figur
Emisi Industri Bahan Bakar Fosil Picu Kenaikan Signifikan Permukaan Laut

Emisi Industri Bahan Bakar Fosil Picu Kenaikan Signifikan Permukaan Laut

Pemerintah
4 Tahun Lagi, Indonesia Berambisi Jadi Negara dengan PLTP Terbesar di Dunia

4 Tahun Lagi, Indonesia Berambisi Jadi Negara dengan PLTP Terbesar di Dunia

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau