Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Es Lautan di Kutub Menyusut Drastis, Capai Rekor Terendah

Kompas.com - 06/03/2025, 20:03 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pengukuran berbasis satelit dari layanan iklim Uni Eropa Copernicus menemukan, jumlah total es yang menutupi lautan pada bulan Februari 2025 mencapai rekor terendah dibandingkan periode lain yang pernah tercatat.

Samantha Burgess dari European Centre for Medium - Range Weather Forecasts mengatakan,  suhu rata-rata global pada Februari 2025 diketahui naik 1,59 derajat Celsius di atas rata-rata pra-industri, menjadikannya sebagai bulan Februari terhangat ketiga yang pernah tercatat.

Baca juga: Lapisan Es Greenland Retak Sangat Cepat karena Krisis Iklim

Kenaikan suhu ini berdampak pada luasan es laut global yang meliputi Arktik dan Antartika.

Es laut di Arktik menghilang kira-kira seukuran daratan Inggris dan jumlah es tetap berada pada 8 persen di bawah rata-rata sepanjang Februari tahun 2025. Ini merupakan bulan ketiga berturut-turut yang mencatatkan rekor terendah jumlah es yang mencair di Arktik.

Sementara jumlah es laut di Antartika juga menurun selama dua tahun terakhir.

Meski es laut Antartika sempat pulih ke tingkat yang mendekati rata-rata pada Desember tahun 2024 lalu, es di sana kemudian menurun lagi dengan cepat.

Pada Februari 2025, es di Antartika mencapai tingkat terendah (26 persen di bawah rata-rata).

"Mencairnya lapisan es laut di Arktik dan Antartika pada rekor terendah mendorong lapisan es laut global ke titik minimum sepanjang masa," kata Burgess.

Baca juga: Kabar Baik, Peneliti di Arktik Temukan Cara Tebalkan Es Laut

Robert Larter dari British Antarctic Survey menambahkan, rekor es terendah di kedua belahan Bumi tersebut merupakan kekhawatiran serius.

Mencairnya es akan merusak ekosistem kutub dan memaparkan lapisan es ke lebih banyak air laut yang hangat dan dapat mempercepat pencairan.

Hilangnya es juga berarti berkurangnya radiasi matahari yang akan dipantulkan ke luar angkasa sehingga menambah pemanasan.

Hal tersebut juga dapat melemahkan arus laut global yang bergantung pada air asin padat yang dihasilkan saat es laut terbentuk.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau