Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/03/2025, 10:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia dan Jepang sepakat mendorong pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan di Kalimantan Utara.

Kesepakatan tersebut terjalin di atas penandatanganan Letter of Intent Cooperation (LOI) antara Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi dan Investasi Kemenko Perekonomian Edi Prio Pambudi dan Deputy Commissioner for International Affairs Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI) Jepang Masanori Tsuruda.

"Bagi Indonesia, PLTA Kayan bukan hanya sebuah proyek infrastruktur dalam kerangka AZEC (Asia Zero Emission Community). Proyek ini merupakan investasi strategis bagi keamanan energi Indonesia dan upaya dekarbonisasi," ungkap Edi, sebagaimana dilansir Antara, Rabu (5/3/2025).

Baca juga: Serba-serbi PLTA Jatigede: Terbesar Kedua di Indonesia, Pangkas Emisi 415.800 ton

Edi menyampaikan, proyek PLTA di Sungai Kayan, Kecamatan Long Peso, Kabupaten Bulungan Kalimantan Utara itu merupakan salah satu dari sejumlah inisiatif yang sedang dan akan dilaksanakan oleh Indonesia untuk mendukung pencapaian komitmen net zero emission (NZE) pada 2060.

Dia juga menekankan pentingnya peran Jepang sebagai mitra strategis dalam pelaksanaan kebijakan dan proyek transisi energi di Indonesia.

Edi menambahkan, Indonesia mendorong Jepang untuk memperkuat kerja sama dalam pelaksanaan proyek-proyek transisi energi yang praktis, dapat diperluas, dan inklusif.

Sementara itu, Masanori menyampaikan penandatangan LOI ini perlu diikuti dengan tindak lanjut dari Indonesia dan Jepang untuk merealisasikan pembangunan PLTA Kayan.

Baca juga: China Akan Miliki PLTA Terbesar di Dunia, Kalahkan Rekornya Sendiri

"Tantangan untuk membangun PLTA Kayan ini tidak mudah, namun kami yakin bahwa hubungan bilateral yang baik antara Jepang dan Indonesia merupakan modal kuat untuk pembangunan proyek PLTA Kayan," papar Masanori.

Proyek PLTA Kayan merupakan salah satu dari sejumlah proyek dalam kerangka AZEC, sebuah platform kerja sama menuju NZE di kawasan Asia.

Pada pertemuan Expert Group Meeting tahun 2024, PLTA Kayan ditetapkan sebagai proyek kategori II bersama dengan proyek pengelolaan lahan gambut dan jaringan transmisi Jawa-Sumatra.

Baca juga: Dukung Energi Bersih Nasional, BCE Kembangkan Dua PLTA di Sukabumi

Proyek kategori II merupakan proyek potensial yang sudah siap dikomersialkan namun masih dalam tahap studi kelayakan.

Adapun PLTA tersebut akan diprioritaskan untuk menopang kebutuhan sumber energi listrik kawasan industri. 

PLTA Kayan dengan kapasitas 9.000 megawatt (MW) diklaim bakal menjadi PLTA terbesar di Asia Tenggara dengan total nilai investasi mencapai 17,8 miliar dollar AS.

Baca juga: Mengalirkan Harapan Energi Bersih Berkelanjutan pada Ratusan PLTA di Negeri Kaya Air

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Kena Badai Tarif 19 Persen AS, Petambak Udang RI Alih Haluan ke China
Kena Badai Tarif 19 Persen AS, Petambak Udang RI Alih Haluan ke China
LSM/Figur
Perundingan Plastik Global Kritis, Negara Minyak Ganggu Konsensus
Perundingan Plastik Global Kritis, Negara Minyak Ganggu Konsensus
LSM/Figur
Pangkas Emisi dari Transportasi, MTI Dorong Integrasi Tarif Angkutan Umum
Pangkas Emisi dari Transportasi, MTI Dorong Integrasi Tarif Angkutan Umum
LSM/Figur
Mangrove di Kamal Muara Dikembangkan, 40.000 Bibit Bakal Ditanam
Mangrove di Kamal Muara Dikembangkan, 40.000 Bibit Bakal Ditanam
Pemerintah
Temuan BFA: Konsumsi Ikan Tinggi, Stunting Tak Turun, Salah Kaprah Gizi Sebabnya
Temuan BFA: Konsumsi Ikan Tinggi, Stunting Tak Turun, Salah Kaprah Gizi Sebabnya
Pemerintah
Selatan Jawa Harus Siap Siaga Bencana, Tsunami Besar Bisa Terjadi Lagi
Selatan Jawa Harus Siap Siaga Bencana, Tsunami Besar Bisa Terjadi Lagi
Pemerintah
Rumpon Ilegal Menjamur, Lemahnya Pengawasan Laut Sebabnya
Rumpon Ilegal Menjamur, Lemahnya Pengawasan Laut Sebabnya
LSM/Figur
Meta Bangun Pusat Data dengan Kayu Rekayasa agar Lebih Berkelanjutan, Cukupkah?
Meta Bangun Pusat Data dengan Kayu Rekayasa agar Lebih Berkelanjutan, Cukupkah?
Pemerintah
Menteri KKP: Perikanan Tangkap Harus Dekati Nol, Misi 1.100 Kampung Nelayan Strateginya
Menteri KKP: Perikanan Tangkap Harus Dekati Nol, Misi 1.100 Kampung Nelayan Strateginya
Pemerintah
Pendanaan Jadi Masalah Utama Kompleksnya Pengadaan Bus Listrik di Indonesia
Pendanaan Jadi Masalah Utama Kompleksnya Pengadaan Bus Listrik di Indonesia
LSM/Figur
Bappenas: Mengonsumsi Ikan Lebih Ramah Lingkungan ketimbang Hewan Ruminansia
Bappenas: Mengonsumsi Ikan Lebih Ramah Lingkungan ketimbang Hewan Ruminansia
Pemerintah
15,5 Kg Sisik Trenggiling Diselundupkan, Pelaku Terancam 15 Tahun Penjara
15,5 Kg Sisik Trenggiling Diselundupkan, Pelaku Terancam 15 Tahun Penjara
Pemerintah
Menilik Peran Sawit dalam Gaya Hidup Modern Berkelanjutan
Menilik Peran Sawit dalam Gaya Hidup Modern Berkelanjutan
BrandzView
Batang Toru dan Ujian Keberlanjutan di Sumatra Utara
Batang Toru dan Ujian Keberlanjutan di Sumatra Utara
LSM/Figur
Sejarawan: Masalah Krisis Iklim Dimulai Sekitar 200 Tahun Lalu
Sejarawan: Masalah Krisis Iklim Dimulai Sekitar 200 Tahun Lalu
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau