Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perusahaan UEA Manfaatkan Lalat ubah Sisa Makanan Jadi Bahan Bakar Pesawat

Kompas.com - 06/03/2025, 14:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Sebuah perusahaan di Uni Emirat Arab (UEA) memanfaatkan lalat untuk menangani sampah dan menjadikannya bahan bakar pesawat berkelanjutan atau sustainable aviation fuel (SAF).

Perusahaan bernama Circa Biotech tersebut memanfaatkan jenis lalat tentara hitam atau black soldier fly (BSF), sebagaimana dilansir Reuters, 23 Januari 2025.

Co-Founder Circa Biotech Haytham Riyahi mengatakan, maggot atau larva dari BSF merupakan serangga yang mampu melumat habis limbah organik.

Baca juga: Jagorawi, Tol Pertama di Indonesia yang Punya Fasilitas Pengolahan Sampah Lalat Tentara Hitam

Mulanya, sampah-sampah organik sisa makanan diangkut ke gudang perusahaan di Gurun Al Ain, UEA. Di sana, sampah organik tersebut diproses dan diberikan ke sekumpulan maggot BSF.

Dalam lima hari saja, separuh dari limbah tersebut sudah susut dari setengahnya karena dimakan maggot BSF.

"Dalam 10 hari, mereka (maggot BSF) tumbuh 500 kali dari berat awalnya. Mereka makan semua sampah makanan yang kami berikan kepadanya," kata Riyahi kepada Reuters.

Setelah itu, maggot-maggot tersebut dipanen. Sebagian besar dikeringkan, sebagian lagi dibesarkan menjadi lalat.

Baca juga: AI Bantu Tangani Problem Sisa Makanan yang Terbuang

Maggot-maggot yang dikeringkan kemudian diekstral protein dan minyaknya.

Proteinnya dimanfaatkan sebagai pakan untuk hewan. Sedangkan minyaknya dipakai sebagai bahan bakar nabati.

Salah satu pemanfaatan dari bahan bakar nabati dari maggot BSF adalah untuk SAF.

Di sisi lain, lalat yang dibesarkan dari maggot dibiarkan bertelur untuk bisa menghasilkan maggot lain. Sehingga siklusnya bisa terus berlangsung.

Baca juga: Gas Metana dari Sisa Makanan Bisa Sebabkan Pemanasan Global

Riyahi menyampaikan, apa yang dilakukan perusahaannya tersebut dapat membantu menangani masalah lingkungan global.

Pasalnya, sampah sisa makanan bukan hanya menjadi masalah UEA, namun menjadi masalah global.

Dia menambahkan, proses tersebut dapat mengatasi permasalahan sampah makanan sekaligus menciptakan sumber energi alternatif.

"Untuk diketahui, sepertiga makanan yang diproduksi terbuang begitu saja dan mayoritas berakhir di tempat pembuangan akhir," ujar Riyahi.

Baca juga: Tidak Punya Kebun untuk Mengompos Sisa Makanan? Gunakan Cara Ini

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Kondisi DAS Ciliwung Kritis, Ahli UGM Serukan Konservasi Menyeluruh

Kondisi DAS Ciliwung Kritis, Ahli UGM Serukan Konservasi Menyeluruh

LSM/Figur
Atasi Emisi karena AI, Big Tech Andalkan Nuklir dan Carbon Capture

Atasi Emisi karena AI, Big Tech Andalkan Nuklir dan Carbon Capture

Swasta
Diklaim Ramah Lingkungan, Penerbangan Katy Perry Dkk Masih Timbulkan Emisi Gas Rumah Kaca

Diklaim Ramah Lingkungan, Penerbangan Katy Perry Dkk Masih Timbulkan Emisi Gas Rumah Kaca

LSM/Figur
Sudah Generasi 4, Nuklir Dinilai Bisa Jadi Alternatif Transisi Energi Bersih

Sudah Generasi 4, Nuklir Dinilai Bisa Jadi Alternatif Transisi Energi Bersih

LSM/Figur
Mengapa Slow Fashion Sulit Jadi Tren?

Mengapa Slow Fashion Sulit Jadi Tren?

LSM/Figur
LG Dikabarkan Batalkan Proyek Baterai Kendaraan Listrik di Indonesia, Ini Alasannya

LG Dikabarkan Batalkan Proyek Baterai Kendaraan Listrik di Indonesia, Ini Alasannya

Swasta
TPA di Banyumas Sulap Sampah Plastik Jadi Paving Block dan Genteng

TPA di Banyumas Sulap Sampah Plastik Jadi Paving Block dan Genteng

Pemerintah
Hidrogen Butuh Waktu, Gaikindo Minta Pemerintah Fokus Bahan Bakar Nabati

Hidrogen Butuh Waktu, Gaikindo Minta Pemerintah Fokus Bahan Bakar Nabati

Pemerintah
Masyarakat Bisa Terima Kompensasi karena Jaga Lingkungan

Masyarakat Bisa Terima Kompensasi karena Jaga Lingkungan

Pemerintah
Peringati Hari Bumi, ULM dan Universitas di Kanada Tanam 100 Pohon Ulin

Peringati Hari Bumi, ULM dan Universitas di Kanada Tanam 100 Pohon Ulin

LSM/Figur
Peringati Hari Kartini, Pemerintah Dorong Wanita Indonesia Berdaya

Peringati Hari Kartini, Pemerintah Dorong Wanita Indonesia Berdaya

Pemerintah
Logam Beracun Cemari 15 Persen Lahan Pertanian Dunia

Logam Beracun Cemari 15 Persen Lahan Pertanian Dunia

LSM/Figur
Polusi Udara Paris Turun 50 Persen Usai Prioritaskan Penggunaan Sepeda

Polusi Udara Paris Turun 50 Persen Usai Prioritaskan Penggunaan Sepeda

Pemerintah
Lonjakan Permintaan dan Perubahan Iklim Sebabkan Kurangnya Pasokan Tenaga Surya

Lonjakan Permintaan dan Perubahan Iklim Sebabkan Kurangnya Pasokan Tenaga Surya

Pemerintah
KKP Tegaskan Tak Boleh Ada Privatisasi di Pantai Labuan Bajo

KKP Tegaskan Tak Boleh Ada Privatisasi di Pantai Labuan Bajo

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau