"Kepastian hukum sangat penting. Ketika terjadi perubahan regulasi di tengah jalan tanpa ada kompensasi, ini akan menciptakan ketidakpastian bagi investor," jelasnya.
Tak hanya itu, menurutnya, keberhasilan skema KPBU tidak hanya ditentukan oleh besarnya investasi yang masuk, tetapi juga oleh konsistensi kebijakan dari pemerintah.
Ia berpesan, pemerintah sebaiknya menghindari perubahan regulasi yang mendadak. Upaya ini bukan hanya untuk menjaga iklim dan pertumbuhan investasi, tetapi juga memastikan proyek infrastruktur dapat berjalan sesuai rencana.
“Saya perhatikan, sejak 2014, investasi di sektor infrastruktur mulai bertumbuh. Nah, kalau mau industri ini tumbuh lebih kuat berarti harus dibuat skema (kerja sama) yang betul-betul nyaman untuk para investor atau bank agar mereka mau mendukung industri ini,” tuturnya.
Ramdani menyadari, upaya menciptakan iklim pembangunan infrastruktur yang baik tidak hanya menjadi pekerjaan rumah pemerintah. Pihak swasta, selaku partner lokal bagi investor asing, turut memiliki peran besar.
Baca juga: Proyek Tol Skema KPBU Tetap Lanjut meski Ada Efisiensi Anggaran
Menurutnya, swasta mesti berbenah diri dan meningkatkan kredibilitas mereka. Ia juga menambahkan bahwa tanpa transparansi dan tata kelola yang baik, investor akan ragu menanamkan modalnya di Indonesia.
"Kalau mau menarik investasi asing, kami sendiri sebagai partner lokal harus kredibel. Masalahnya di Indonesia, perusahaan yang benar-benar kredibel jumlahnya tidak banyak. Banyak (perusahaan swasta) yang besar hanya karena backup politik, bukan karena fundamental bisnis yang kuat," tegas Ramdani.
Sebagai salah satu perusahaan infrastruktur swasta terintegrasi, META terus berupaya menjaga dan meningkatkan kredibilitasnya. Salah satu caranya dengan mengadopsi teknologi smart infrastructure dan digitalisasi dalam proyek-proyeknya untuk meningkatkan efisiensi operasional.
“Langkah ini tidak hanya meningkatkan efisiensi tetapi juga memberikan transparansi yang lebih baik kepada stakeholder,” katanya.
Untuk diketahui, saat ini, META berinvestasi di sejumlah sektor infrastruktur, seperti jalan tol, air bersih, energi terbarukan, pelabuhan, jasa pengelolaan perparkiran, dan periklanan.
Sebagai contoh, META telah mengembangkan aplikasi berbasis smartphone bagi pengguna jalan tol. Aplikasi ini dapat memudahkan pengguna jalan tol mengakses berbagai layanan, mulai dari struk tol elektronik, memantau live cctv di gerbang tol, mengecek tarif tol, hingga memantau lalu lintas di sekitar jalan tol.
Dalam layanan air bersih, teknologi digital juga digunakan untuk memantau konsumsi air pelanggan guna meningkatkan efisiensi operasional.
Di bidang energi, META mengembangkan inovasi digital untuk memantau jadwal maintenance pembangkit listrik. Tujuannya, untuk menyelaraskan data yang dimiliki META dengan PLN.
Dalam meningkatkan sinergi antara pemerintah dan swasta, Ramdani Basri memberikan sejumlah rekomendasi.
"Jika Indonesia ingin bersaing dengan negara tetangga seperti Vietnam dan Malaysia dalam menarik investasi, kita perlu memperbaiki iklim investasi, termasuk memberikan insentif yang menarik bagi investor asing," ujarnya.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya