KOMPAS.com - Pocket garden alias kebun kecil di ruang-ruang tak terpakai bisa menjadi solusi menambah luas ruang terbuka hijau (RTH) di Jakarta agar memenuhi standar lingkungan.
Hal tersebut disampaikan Direktur AT Kearney Shirley Santoso dalam acara bertajuk Jakarta RISE#20 : Path Towards TOP 20 Global City, Kamis (6/3/2025).
Shirley menjelaskan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta bisa belajar dari Ibu Kota Thailand, Bangkok, mengenai penerapan inovasi penyediaan RTH yang mengembangkan pemanfaatan teknologi dan efisiensi ruang.
Baca juga: Koin Jagat: Ancaman bagi Ruang Terbuka Hijau di Indonesia
"Kita belajar dari Bangkok, mereka punya banyak pocket garden di unused space (ruang tak terpakai) yang walaupun tempatnya tidak banyak bagaimana kita bisa memanfaatkan lahan-lahan yang tidak terpakai," kata Shirley sebagaimana dilansir Antara.
Selain itu, sambung dia, taman-taman juga bisa dibangun secara vertikal untuk memenuhi rasio ideal RTH di Jakarta.
Penambahan RTH merupakan sebuah keharusan karena total luasannya sangat sedikit. Pada 2023, luas RTH di Jakarta baru sekitar 34,451 juta meter persegi atau 5,356 persen dari luas Jakarta.
Baca juga: Orang-orang Norak yang Merusak Kampanye Ruang Terbuka Hijau...
Sementara target RTH ideal yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang yakni 30 persen.
Menurut Shirley, perluasan RTH menjadi salah satu upaya mewujudkan Jakarta sebagai kota layak huni.
"Keberlanjutan lingkungan hidup juga hal yang sangat penting untuk Jakarta menjadi liveable city (kota layak huni), salah satunya yang kita ingin lakukan juga memperluas ruang terbuka hijau," ujar dia.
Baca juga: Jika Ditutup, Stasiun Karet Disebut Bisa Dialihkan Jadi Ruang Terbuka Hijau
Selain RTH, air perpipaan yang memasok air bersih juga menjadi bagian mewujudkan Jakarta sebagai kota layak huni.
Shirley mencatat, saat ini cakupan sistem perpipaan di Jakarta baru sekitar 50 persen. Dibutuhkan upaya untuk meningkat menjadi 100 persen pada tahun 2030.
Menurut Shirley tanggul laut raksasa juga perlu dibangun. Keberadaan tanggul tersebut bukan hanya untuk memitigasi bencana, tetapi juga sebagai pasokan air tawar baru bagi masyarakat.
Baca juga: Jika Terpilih, Pramono Anung Janji Perluas Ruang Terbuka Hijau di Jakarta Jadi 30 Persen
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya