KOMPAS.com - Suhu rata-rata permukaan Bumi selama Februari 2025 lebih tinggi 1,59 derajat celsius dibandingkan masa praindustri atau 1850-1900.
Kenaikan suhu tersebut menjadikan Februari 2025 sebagai bulan Februari ketiga terpanas sepanjang sejarah pencatatan.
Temuan tersebut dilaporkan oleh lembaga pemantau perubahan iklim bentukan Uni Eropa, Copernicus Climate Change Service (C3S), Rabu (5/3/2025).
Baca juga: Suhu Terus Meningkat, Sepertiga Bumi Bisa Tak Laik Huni
Di sisi lain, dunia sepakat mencegah suhu Bumi naik 1,5 derajat celsius dibandingkan masa praindustri berdasarkan Perjanjian Paris.
Sementara itu, suhu selama 12 bulan terakhir yakni Maret 2024-Februari 2025 juga naik 1,59 derajat celsius di atas tingkat praindustri.
Suhu 12 bulan terakhir juga 0,71 derajat celsius di atas temperatur rata-rata tahun 1991.
Kepala Strategis untuk Iklim European Centre for Medium-Range Weather Forecasts Samantha Burgess mengatakan, Februari 2025 melanjutkan catatan rekor atau mendekati rekor suhu tertinggi yang diamati selama dua tahun terakhir.
Dia menambahkan, salah satu dampak atas naiknya suhu Bumi adalah mencairnya es laut.
"Dan rekor atau mendekati rekor terendah lapisan es laut di kedua kutub telah mendorong lapisan es laut global ke titik terendah sepanjang masa," kata Burgess dikutip dari siaran pers.
Baca juga: Ilmuwan Sebut Target Batasi Peningkatan Suhu Global 2 Derajat Gagal
Diberitakan sebelumnya, total es yang menutupi lautan pada bulan Februari tahun ini mencapai rekor terendah dibandingkan periode lain yang pernah tercatat.
Es laut di Arktik menghilang kira-kira seukuran Inggris dan jumlah es tetap berada pada 8 persen di bawah rata-rata sepanjang Februari tahun 2025. Ini merupakan bulan ketiga berturut-turut yang mencatatkan rekor terendah jumlah es yang mencair di Arktik.
Sementara jumlah es laut di Antartika juga menurun selama dua tahun terakhir.
Meski es laut Antartika tampaknya pulih ke tingkat yang mendekati rata-rata pada Desember tahun lalu, es di sana kemudian menurun lagi dengan cepat.
Pada Februari 2025, es di Antartika mencapai tingkat terendah yakni 26 persen di bawah rata-rata.
Baca juga: Suhu Kutub Utara Naik 20 Derajat Celsius di Atas Normal, Lampaui Ambang Pencairan Es
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya